I AM CHA HAYEON

38 4 0
                                    

Aeseol duduk di atas anak tangga, sambil memangku gitar di atas pahanya. Melihat Soochul yang memeriksa panci yang mengukus banyak ubi jalar.

Yeonjoo duduk di sebelah Aeseol memandangi gadis berambut pendek itu memainkan gitar sambil menyanyikan lirik lagu yang sama berulang-ulang.

"Lihat, mereka pulang !" Soochul melihat teman-temannya kembali.

Aeseol dan Yeonjoo juga melihatnya. Aeseol meletakkan gitarnya di tangga. Ia berjalan.

"Yedera, Aeseol kembali !" Soochul berteriak.

Teriakan Do Soochul didengar oleh Nara dan teman-temannya yang lain. Mereka melihat orang ketiga yang ada di luar basecamp.

"Aeseol-ah !!!" Nara yang pertama kali berlari menuju sahabatnya.

Soyeon menjadi orang kedua yang berlari. Nara langsung memeluk Aeseol dan menangis karena lega. Soyeon ikut bergabung. Yoojung dan teman-temannya juga mengerumuni Aeseol, ikut senang melihat teman mereka kembali.

Nara masih memeluk Aeseol, melepas rindu. Aeseol menepuk-nepuk punggungnya.

"Maaf, aku pergi meninggalkan kalian. Aku butuh waktu untuk menyendiri..." Aeseol menatap.

"Gwenchana. Kami senang kamu baik-baik saja..." Yoojung mengacak-acak rambut Aeseol.

"Majja..." Jangsoo tersenyum.

Aeseol balas tersenyum.

"Anak bayi akhirnya kembali..." Soyeon berkata.

"Aiiish..." Aeseol mengeluh dengan panggilan itu.

Mereka tertawa melihat ekspresi Aeseol.

"Ada goguma kukus. Kita akan makan bersama-sama..." Aeseol menatap.

"Goguma !"

Aeseol mengangguk. Semua temannya lalu pergi bergabung dengan Yeonjoo dan Soochul.

Nara melepas pelukannya. Aeseol melihat Bora yang menatapnya dengan tatapan rindu.

"Senang melihatmu lagi, Yeon Bora..." Aeseol berkata. Ia berbalik badan dan menggandeng tangan Nara mengajaknya pergi.

Bora merasakan dadanya seperti ditusuk oleh pisau tajam, melihat Aeseol menatapnya dengan datar. Padahal ia menangisinya sepanjang malam.

••••••

Anggota Peleton Dua berkumpul menikmati ubi kukus bersama. Aeseol memangku gitar di atas pahanya. Nara dan Soyeon duduk mengapitnya.

"Aeseol-ah, apa kamu bisa menyanyikan lagu yang kamu hafal ?" Heerak menatap.

"Aeseol-ah, apa kamu ingat lagu yang sering kamu nyanyikan waktu aku menginap di rumahmu..." Nara menatap.

"Lagu itu ? You want to hear it again ?" Aeseol menatap.

Nara mengangguk.

"Itu lagu yang sering Appa-ku nyanyikan untukku di saat aku sedih..." Aeseol berkata.

Mereka hanya mendengarkan.

"Aku ingat Appa-ku menyanyikannya sambil bermain piano..." Aeseol menatap.

"Eomma-ku ada di sana. Merekam kami berdua. Saudariku pergi jalan-jalan dengan Halmeoni.." tambahnya lagi.

"Kamu punya saudari ?" Nara menatap.

Aeseol mengangguk. Mereka semua berpandangan.

"Akan kucoba..." Aeseol mulai memainkan gitar.

Terdengar suara petikan gitar mengalun. Nara tentunya sudah hafal dengan suara itu.

"Aku adalah jemari..."

"dan ibumu pena-nya..."

"Dan kaulah puisi terindah yang pernah tercipta..."

"Semoga belaian kasihku lembutkan hatimu..."

"Kau harus megah... kau harus indah..."

"Kau harus kuat... kau harus hebat..."

(Anggap saja Appa-nya nyanyi lagu ini  🤣)

Nara bertepuk tangan ketika Aeseol selesai bernyanyi. Diikuti oleh Yoojung dan teman-temannya kecuali satu orang.

"Soyeon-ah, kenapa kamu tidak bertepuk tangan !" Soonyi menatap.

Aeseol menatap ke arah Soyeon yang menatapnya dengan tatapan mata berkaca-kaca.

"Apa kamu kembaranku ?" Soyeon menatap.

Mereka terkejut mendengarnya. Kecuali Aeseol.

"Mwo ? Bukannya kembarannya—"

Aeseol meletakkan gitarnya. Dan ia merogoh saku celananya, mengeluarkan sesuatu.

"Aku menyimpan ini di rumah lama Nenekku.." Aeseol mengulurkan tangannya.

Soyeon menatap nametag di tangan Aeseol, ia mengambilnya, terlihat nama kembarannya tertera di nametag itu.

"Jadi kamu—" Soyeon menatap.

Aeseol balas menatap Soyeon. "Ya. Akulah Cha Hayeon..."

Mereka terkejut mendengarnya.

Soyeon langsung memeluknya dan menangis di pelukan Aeseol. "Kami mengira kamu sudah tiada..." isaknya.

"Aku selamat..." Aeseol berkata.

Soyeon melepas pelukannya, menatap Aeseol. "Lalu siapa yang dikremasi itu ?" tanyanya.

Aeseol mengangkat bahu dan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu."

DUTY AFTER SCHOOL : SECOND CHANCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang