NOT ALL SPHERES ARE EVIL

26 2 0
                                    

Salah satu makhluk alien yang menyelamatkan Aeseol, mendekati gadis itu. Mereka yang melihatnya tampak khawatir, bersiap menembak tapi....

"Bunuh sampah itu..." Aeseol berkata.

Makhluk alien itu mencicit dan memancarkan cahaya ungu, mengirim pesan.

Segerombolan makhluk alien itu mencicit dan menyerang Kook Youngsoo hingga pemuda itu berteriak sampai akhir.

Youngsoo ambruk di atas salju dengan tubuh bersimbah darah.

Aeseol menjatuhkan kepalanya di atas salju. Terdengar suara mencicit, Aeseol mengulurkan tangannya, satu makhluk alien mendekat, dan menempel di tangannya.

"Gomawo..."

"Kembalilah ke planet kalian. Jangan menyerang Bumi lagi... Pergilah..."

Makhluk alien itu sepertinya mengerti dengan ucapan gadis itu dan kembali memancarkan cahaya ungu. Cahaya itulah tersebar ke seluruh sekawanan makhluk alien dan juga Induk Bola yang ada di langit.

Yang lain tidak berani mendekat karena banyak makhluk alien di sekitar Aeseol. Makhluk alien itu mulai melepaskan diri dari tangan Aeseol dan segerombolan makhluk alien mulai pergi meninggalkan tempat itu.

"Hayeon-ah..." Tuan Cha bergegas mendekati putrinya. Ia memegang kepala putrinya yang terkulai lemas, tidak pingsan.

"Appa..."

Tuan Cha ingin menangis melihat kondisi putrinya yang penuh luka.

Soyeon, Nara, dan Bora berlari mendekat.

"Aeseol-ah..." Nara melihat luka-luka yang dimiliki oleh Aeseol, ia menekan luka di perut Aeseol, berusaha menghentikan pendarahan.

"Bajingan itu melukai kembaranku..." Soyeon menahan luka di bahu kembarannya.

"Sialan, dia menembak kakinya juga..." Bora melihat luka di kaki kiri.

"Eomma !!! Palli ! Selamatkan Aeseol !" Nara berteriak keras.

"No Ae, bertahanlah..." Bora menatap.

"Ap...po..." Aeseol mengeluarkan suaranya.

"Kami tahu. Bertahanlah, Hayeon-ah..." Soyeon menatap.

"Eo..mma..."

"Eomma ada di Penampungan, Hayeon-ah. Eomma menunggumu di Penampungan. Kita akan pulang, Hayeon-ah..." Tuan Cha menatap.

"Kami semua menunggumu di Penampungan..." tambahnya lagi.

"Aku le..lah..."

"No Ae, bertahanlah..." Bora menatap, berusaha membuat Aeseol tidak memejamkan mata.

Setelah dipastikan aman dan tidak ada sekumpulan makhluk alien, barulah semua orang berlari mendekat.

Ibunya Nara membawa tas Medis. Soohyun membawa tandu untuk mengangkut Aeseol.

"Baby, bertahanlah, kita akan pergi dari sini dan Omonim akan mengobatimu..."

"Omo..nim..."

"Aigoo... jangan banyak bicara. Tetap sadar, mengerti..."

"Arra...seo..."

••••••

BEBERAPA JAM KEMUDIAN

Tiga Truk Militer terus melaju dengan kecepatan sedang. Di dalam salah satu Truk, Aeseol tengah ditangani oleh Ibunya Nara. Aeseol membuka matanya, menatap sekeliling.

"Aeseol-ah..." Nara menatap.

Tuan Cha menatap putrinya. "Hayeon-ah, sebentar lagi kita akan sampai..."

Aeseol mengangguk lemah. Di dalam Truk itu ada Yeonjoo, Nara, Soyeon, Bora, Tuan Cha, Ibunya Nara dan Aeseol. Ayahnya Nara sedang mengemudi.

••••••

Tiga Truk Militer itu memasuki salah satu gedung yang dijadikan sebagai tempat Penampungan. Aeseol langsung dibawa masuk untuk segera mendapatkan penanganan medis pada semua luka-lukanya.

"Eomma !!" Soonyi berlari kala ia menemukan Ibunya ada di Penampungan tersebut.

"Yeon Bora !" Bora juga berlari menuju Ibunya yang memanggil namanya.

Satu per satu semua anggota Peleton Dua SMA Sungjin menemukan orang tua masing-masing di Penampungan tersebut.

Soyeon memeluk Neneknya. Tuan Cha mendekati istrinya dan memberitahu kabar pada keluarganya bahwa Cha Hayeon masih hidup. Mereka yang mendengarnya terkejut.

"Untung saja Eunsang sama Eomma-nya tidak selamat..."

"Eomma-nya Eunsang ?"

"Istri kedua Abeoji."

"Mwo ?"

"Dia dalangnya. Dia yang menyewa penculik untuk menculik Hayeon..."

"Mwo !"

"Permisi..."

Soyeon dan keluarganya melihat seorang gadis berambut cokelat yang mendekat.

"Nara, ada apa ? Apa keadaan Hayeon memburuk ?" Soyeon menatap.

"Eomma-ku bilang Aeseol butuh darah. Apa kamu tahu golongan darahnya ?" Nara menatap.

"Aeseol ?"

"Itu nama yang selama ini Hayeon pakai, Eomma..." Soyeon menatap.

"Golongan darah Hayeon B. Aku akan melakukannya..." Eomma-nya Soyeon menatap.

Nara mengangguk. "Ayo ikut aku, Imonim..."

••••••

Dokter Choi Misoo berusaha untuk menyelamatkan hidup Aeseol. Beberapa waktu lalu kondisi gadis itu mendadak kritis, padahal sudah menerima tiga kantong darah.

Dengan perasaan kacau dan campur aduk, Dokter Choi menyuruh salah satu perawat untuk kembali mengisi defibrilatornya ke seratus dua puluh joule dan mulai mengejutkan jantung Aeseol lagi dengan alat kejut tersebut. Namun lagi-lagi upaya itu gagal. Tidak berhasil.

Aeseol sama sekali tidak menunjukan respon, bahkan monitornya hanya menunjukan garis lurus, yang artinya detak jantung Aeseol sudah tidak ada. Tidak putus asa, Dokter Choi kini mencoba menekan-nekan dada Aeseol.

"Choi Uisa..." Salah satu perawat menghentikannya.

"Dia sudah tiada..."

"Tidak !" Dokter Choi menggelengkan kepalanya. Apa yang harus ia katakan pada putrinya. Nara pasti sangat hancur.

DUTY AFTER SCHOOL : SECOND CHANCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang