Sudah setengah jam, Aeseol mengemudi hingga akhirnya mereka menemukan sebuah Apotek.
Aeseol segera menghentikan mobil tersebut di depan Apotek. Satu per satu keluar dari mobil.
Yeonjoo langsung masuk ke dalam Apotek bersama Soonyi dan Joonhee. Tentunya mereka bertiga tampak waspada.
Heerak menatap sekeliling, "Lihat ada minuman !" Ia menunjuk pada mesin otomatis yang ada di luar Toko Kelontong.
"Pecahkan saja kacanya. Dan hati-hati..." Aeseol menatap.
Heerak menyeringai. Soochul berpandangan dengan dua teman laki-lakinya.
Aeseol lalu masuk ke dalam Apotek, melihat Yeonjoo, dan dua temannya menjarah persediaan medis yang dibutuhkan. Ia lalu keluar untuk berjaga-jaga.
Aeseol yang sudah terbiasa mendengar suara khas makhluk alien. Ia lalu berkeliling, memeriksa sekitarnya.
Heerak berhasil memecahkan kaca dan ia menjarah semua minuman yang ada di mesin otomatis. Chiyeol menatap alat detektor yang ia pegang. Soochul tampak waspada sambil memegang senapannya. Youngsoo celingak-celinguk, mengeratkan pegangan senapannya.
Di dalam Apotek, Yeonjoo memeriksa etalase, mengambil beberapa obat yang dibutuhkan dan memasukkannya ke dalam ransel.
Soonyi dan Joonhee selesai menjarah banyak perban, kain kasa, plester dan lainnya.
Dor ! Dor ! Terdengar suara tembakan dua kali, membuat mereka terkejut.
"Makhluk alien !"
Heerak memeluk ranselnya yang penuh dengan minuman kaleng. Soochul, Youngsoo, dan Chiyeol berlari mendekat, melihat tiga gadis keluar dari Apotek.
"Dimana Aeseol ?" Soochul menatap.
"Tidak tahu..." Soonyi menggeleng.
"Mwo ! Aiiish... Jika terjadi sesuatu pada Aeseol, Nara akan membunuhku..." Soochul berkata.
Chiyeol terkejut mendengarnya.
"Itu dia !" Youngsoo menunjuk ke arah sebuah gang.
Mereka melihat Aeseol berjalan mendekat, seragam Tentara yang dikenakannya terlihat kotor, karena tanah.
Soochul segera mendekatinya. "Aeseol-ah, apa kamu baik-bsik saja ? Apa ada makhluk alien ?" Ia menatap.
"Ya. Dua. Apa alat itu tidak mendeteksinya ?" Aeseol menatap.
Mereka berpandangan. Chiyeol menatap alat detektor di tangannya.
"Sersan Kim mengatakan alat detektor itu belum sempurna. Kita tidak bisa terus mengandalkan alat itu.." Soochul menatap.
"Mwo ? Aiiish... Shibal !" Heerak mengeluh.
"Kita harus pergi, Kajja. Suara tembakan tadi pasti bisa memancing makhluk alien lainnya..." Aeseol menatap.
"Aeseol benar. Kita harus pergi. Kajja !" Soochul menatap.
Mereka bergegas masuk ke dalam mobil. Aeseol kembali mengemudi, meninggalkan lokasi tersebut pergi ke tempat lain.
••••••
Aeseol terus mengemudi dengan kecepatan sedang. Soochul dan Chiyeol menatap luar jendela, berharap menemukan Toserba.
"Lihat ada beberapa Truk Militer..." Aeseol menatap luar. "Kita akan memeriksanya apa ada amunisi di sana..." Ia lalu menghentikan mobilnya.
Tim Pencari menemukan empat kotak berisi amunisi uranium di Truk Militer. Mereka bekerja sama mengangkut empat kotak itu ke dalam mobil.
"Ini amunisi uranium paling banyak yang kita temukan..." Soonyi berkata.
"Majja..." Joonhee dan Yeonjoo mengangguk setuju.
"Ayo kita lanjut..." Aeseol berkata.
Setelah menjarah amunisi uranium, Aeseol dan tujuh temannya melanjutkan perjalanan. Kali ini mereka menemukan Toserba yang masih memiliki banyak persediaan makanan dan minuman di dalamnya.
"Haruskah kita mengambil semuanya ?" Joonhee menatap.
"Ambil saja..." Aeseol menyahut.
"Tapi bagaimana cara kita membawa semuanya ?" Yeonjoo menatap.
Mereka berpandangan.
"Ayo kita keluar dulu. Mungkin di mobil-mobil itu ada koper..." Aeseol menatap.
Mereka mengangguk setuju.
Aeseol menemukan dua koper besar di salah satu mobil yang ditinggalkan. Ia mengeluarkan semua isinya. Dan menggunakan koper itu sebagai penyimpanan persediaan.
Mereka menjarah semua persediaan dan bahu membahu memasukkan semuanya ke dalam koper. Setelah dua koper besar itu penuh, Soochul dan Chiyeol bekerja sama mengangkat dua koper besar itu, diletakkan di atas atap mobil dan diikatkan dengan menggunakan tali tambang.
Yeonjoo, Joonhee dan Soonyi mengisi Tote bag besar dengan banyak camilan dan minuman.
Aeseol mengambil persediaan yang ia butuhkan dan memasukkannya ke dalam ranselnya. Heerak menjarah banyak rokok. Chiyeol menjarah banyak baterai untuk kameranya. Youngsoo menjarah banyak pulpen dan buku. Soochul menjarah banyak permen karet.
Aeseol memeriksa gudang penyimpanan barang, ia menemukan banyak kardus berisi nasi instan. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, gadis itu lalu meminta para laki-laki untuk mengangkut kardus-kardus itu.
Tim Pencari senang dengan hasil yang mereka jarah. Mereka masuk ke dalam mobil.
"Saatnya pulang ke rumah lebih awal !" Joonhee berseru senang.
"Rumah ?" Heerak berkata. "Kamu dengar itu, Aeseol-ah... Dia bilang rumah..."
"Ya, telingaku berfungsi dengan baik..." Aeseol berkata sambil mengemudi.
Soonyi, Yeonjoo dan Soochul tertawa. Chiyeol dan Youngsoo tersenyum. Joonhee memukul bahu Heerak.
"Mereka pasti terkejut melihat hasil yang kita jarah..." Yeonjoo berkata.
"Majja...." Joonhee berkata.
"Yeonjoo, kenapa kamu menangis ?" Soonyi menatap.
"Aku terharu, kita memiliki banyak persediaan..." Yeonjoo berkata.
"Aigoo..."
Aeseol tersenyum melirik kaca spion, sambil mengendarai mobil Hyundai H1 dengan kecepatan sedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUTY AFTER SCHOOL : SECOND CHANCE [END]
FanfictionSalah satu karakter 'Duty After School' melakukan perjalanan waktu. No Aeseol terbangun dan mendapati dirinya berada di basecamp- tempat tinggal Peleton Dua SMA Sungjin.