Bab 28: Sebagian Masa Lalu

112 20 0
                                    

Semua Raja telah menyetujui. 

Mereka akan datang ke istana Callum. Bersama beberapa penghuni istana mereka dan juga penjaga pribadi mereka. Semua penghuni istana Callum terlihat sangat sibuk. Selesai sarapan, aku melangkah kembali ke kamarku.

Para pelayan, prajurit, dan penjaga berjalan lebih cepat dari biasanya. Mereka bahkan memberiku bungkukan hormat yang terburu-buru—bukannya aku keberatan. Hanya saja, tidak biasanya mereka terburu-buru.

Sebelum aku hendak kembali ke kamarku, aku berjalan ke arah ruang pertemuan yang akan kami gunakan dalam beberapa jam. Terdengar suara teriakan dan gerutuan Aeron didalam ruang pertemuannya. Melangkah kedalamnya, aku mengamati beberapa perubahan yang dibuat oleh para pengerajin.

Aku melangkah menaiki anak tangga yang membawaku ke atas mimbar bundar berlantai obsidian hitam yang mengkilat. Di atasnya telah diletakkan sebuah meja budar berukiran hitam dan abu-abu mewah yang melingkar. Ada lima kursi yang lebih mirip seperti singgasana kecil, diletakkan di sekelilingnya. Aku berhenti tepat disamping Aeron, dia menyadari kehadiranku.

"Aku telah mengaturnya." Dia memulai. "Dua kursi yang tebuat dari obsidian hitam untuk Callum, dan kursi hematite hitam disampingnya untukmu." Dia menunjuk dua kursi yang diletakkan berdampingan. Kursi hematite milikku terlihat berwarna hitam keabu-abuan, saat sinar matahari menembusnya. "Sementara kursi disampingmu, yang terbuat dari batuan emerald untuk Raja Kerajaan Caladriel."

Aku menyinggungkan senyum miring. "Lebih baik, kamu menjauhkan kursiku darinya." Aku mengingatkan. "Dia membenciku."

"Kalau begitu, aku akan memindahkan kursi Roan disampingmu." Ucapnya cepat. Dia langsung berteriak pada seorang pengerajin yang berdiri paling dekat dengan kursi-kursi mewah itu. Dan pengerajin itu langsung memindahkan kursi yang terbuat dari batuan citirine berwarna oranye, tepat disamping kursi milikku.

"Aeron!" Aku berteriak dari sampingnya.

Dia bergeser selangkah dariku sambil mengusap-usap telinga runcingnya. "Dia tunanganmu, Elle." Gerutunya kesal. "Tolong, jangan mempersulit tugasku. Jika aku meletakkan kursi Soren disampingmu, itu namanya tidak adil." Ucapnya sambil menunjuk kursi yang terbuat dari krystal aquamarine.

Sekarang, kursi milik Raja Kerajaan Caladriel berada di antara kursi Roan dan Soren. Walaupun aku masih kesal dengan Aeron karena memindahkan kursi Roan tepat disampingku, setidaknya aku cukup puas. Kursi Raja Kerajaan Caladriel berada di tengah-tengah para Raja yang mendukungku. Tepat di seberang kursi milik Callum.

Desiran angin menerbangkan helaian rambutku. Aku menatap kesamping dan menemukan air terjun tinggi yang diapit dengan tebing hitam disampingnya. Pilar-pilar tinggi abu-abu yang mengelilingi ruangan ini telah dirombak. Para pengerajin telah menambahkan lentera seperti sebuah menara kecil di setiap ujung pilarnya. Beberapa batuan hitam berukuran besar dan sedang, mencuat dari kolam di bawah air terjun. Sentuhan terakhir yang membuat ruangan ini terlihat mengagumkan adalah aliran air terjunnya bergerak mengalir—memecah dan mengelilingi ruangan ini. 

Para pengerajin mulai menata tempat duduk sesuai warna kursi singgasana versi kecil milik Raja mereka.

"Mungkin sebaiknya kamu mulai berganti pakaian." Aeron menyarankan.

"Baiklah," Aku berbalik darinya dan menuruni mimbar. Berjalan keluar dari ruangan pertemuan. Aku terus berjalan, berpapasan dengan para pelayan yang berlalu-lalng dengan langkah seperti angin topan.

Saat aku tiba di pintu kamar tidurku, pintunya telah terbuka. Aku mendorongnya dan menemukan Enisle dengan seorang wanita muda yang aku lihat di dalam tokonya dua hari lalu.

The Darkest Moon (Moon Series #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang