Corbin mendengus. Kekecewaan terdengar dari suaranya yang dingin dan mengigit. "Aku tidak percaya kamu setuju menikahi seorang Elf. Apalagi, seorang Raja Elf Pembakar. Dia seharusnya menjadi musuh alamimu."
"Dia menyembuhkan aku, Corbin."
Corbin memutar bola matanya bosan. "Dia melemahkanmu, Elle." Tangan kanannya terangkat, kabut hitam kegelapan meliuk-liuk di atas telapak tangannya. "Jika saat itu kamu menerima tawaranku. Kita berdua bisa mewujudkan keinginan ayah kita."
"Aku tidak sama seperti mereka." Mengenggam erat kedua ganggan pedangku. Aku menunggu saat-saat Corbin lengah.
"Menungguku lengah?" Tanyanya mengejek. Dia menggeleng kuat-kuat. "Aku tidak akan tertipu dengan trik lamamu, Elle."
"Kalau begitu, lawan aku dan mari kita akhiri sekarang."
"Setuju." Tangan kanannya terjulur kebawah. Kabut yang sebelumnya menari-nari di atas telapak tangannya, mulai berkumpul dan memadat. Menampakkan bilah hitam sejernih kristal yang berkilau. "Jangan berhenti hingga salah satu dari kita benar-benar mati."
"Memang itulah rencanaku." Mengangkat kedua bilah pedangku. Aku melesat mendekati Corbin dan menyerang.
Corbin dengan satu pedang, berhasil menangkis seranganku. Dia berhasil membalas beberapa trik seranganku. Lalu, melemparkan aku mundur dengan dorongan pedangnya. Aku tersandung—terjatuh karena kakiku sendiri. Napasku memburu. Tangan dan kakiku terasa lemas seperti jelly. Aku hampir tidak bisa berdiri. Tubuhku kelelahan dan telah mencapai batasnya.
Ini aneh.
Dulu, aku sama sekali tidak akan merasa kuwalahan seperti ini dengan tubuhku. Bahkan jika aku bertarung selama sehari penuh. Ini hanya beberapa jam—aku tidak menggunakan kekuatanku dalam skala penuh. Tapi, aku sudah tidak bisa bergerak banyak karena kelelahan dan kuwalahan.
Aku bangun dengan bersusah payah. Menyangga tubuh atasku dengan kedua pergelangan tanganku. Kedua pedangku terlepas dari genggamanku. Aku melihat pedangku terjatuh tidak jauh dari jangkauanku. Tanganku terulur untuk meraihnya, tapi aku tetap tidak bisa menjangkaunya.
Corbin berjalan pelan dengan gestur kesombongan yang mengingatkan aku pada ayahnya. Saat dia berada dihadapanku. Dia menunduk di atasku, sambil memiringkan kepalanya. "Kamu menjadi lemah, Elle." Dia mengejek. "Kamu mempermalukan semua leluhurmu dengan memilih menikahi seorang Elf."
Pedangnya terangkat di atasku. Tepat di ujung kepalaku. "Sepertinya, akulah yang akan menjadi pengawal yang mengantarmu ke bibir sungai Acheron."
Aku menutup mataku.
Jika ini adalah akhir hidupku. Penyesalan terbesarku adalah aku tidak bisa menemani Roan lebih lama dan membiarkan anak kembarku mati bersamaku.
Aku berserah pada apapun yang terjadi pada kami.
Padaku dan anak-anak kami.
Aku menunggu.
Tidak ada apapun yang terjadi.
Terdengar bunyi gedebuk nyaring tepat dihadapanku. Aku mendengar suara Alei yang melengking. "Seharusnya dulu aku membiarkanmu tetap tenggelam, Corbin."
Aku membuka kedua mataku.
Corbin telah tersungkur di atas tanah dengan kedua mata yang melotot. Tubuhnya mengejang hebat, seperti seekor ikan yang menggelepar di atas daratan.
Alei menyarungkan kembali kedua tongkatnya dan membantuku berdiri. "Efeknya tidak akan bertahan lama." Dia terdengar ragu-ragu. "Apa kamu yakin akan pergi ke alam bawah?"
![](https://img.wattpad.com/cover/373248093-288-k192788.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkest Moon (Moon Series #3)
FantasíaSemuanya berawal dari keserakahan. Menciptakan sebuah kegelapan yang mencemari apapun yang ditinggalkannya. Bahkan kegelapan itu telah mengerogoti tubuhku secara perlahan-lahan, membusukkan tubuhku dari dalam. Tidak banyak waktu yang terisa untukku...