Callum membiarkan aku berbaring di atas sofa panjang ruang tamu pribadi miliknya yang mewah sambil mengigit sebuah apel, sementara dia berdiri membelakangi aku menghadap balkon tinggi yang terbuka di hadapannya. Setiap perabotan yang berada di ruangan ini sebagian besar terbuat dari marmer hitam dan bongkahan batu obsidian. Bahkan meja oval yang berada di sampingku terbuat dari campuran keduanya. Terakhir, ada sebuah perapian padam tepat dibelakangku.
Ruang tamu mewah miliknya memiliki pemandangan langsung ke arah kota yang sibuk di hadapan kami. Aku bisa melihat menara-menara pengawas yang tinggi dan beberapa bagian kota yang sibuk dari sini. Suasananya benar-benar riuh dan ramai.
Aeron duduk di salah satu sofa abu-abu di seberangku. Dia membawa beberapa perkamen pada pangkuannya dan perkamen lainnya berserakan di atas meja kaca hitam yang berada di depannya. Pandangannya menunduk menelusuri perkamen-perkamen itu. Setiap tangannya memegang satu. Dia membaca dua perkamen itu secara bersamaan.
Sementara Callum masih belum bergerak sama sekali. Dia mengenggam erat kedua tangannya yang berada di balik punggungnya. Gestur tubuhnya tampak gusar dan khawatir. Aku bahkan menangkap kerutan halus dari sudut-sudut matanya.
"Katakan sesuatu." Aku bergumam di sela-sela kunyahan apel di mulutku. Aku menambahkan. "Omong-omong, kamu terlihat lebih tua dariku, apakah kerajaanmu memangkas umurmu lebih cepat?"
Callum berbalik dengan gerakan lambat padaku. "Mau menggantikan posisiku?"
"Tidak, terima kasih." Gumamku sambil mengigit apelku. "Jadi, apa masalah besarnya?"
Callum beralih pada Aeron. "Katakan pada Elle apa yang terjadi, Aeron."
"Semuanya?" Tanyanya terkejut.
Callum berkerut kebingungan, "Tentu saja, semuanya."
"Pertama," Aeron mulai mengangkat satu jari tangan kanannya. "menteri-menteri kita mempermasalahkan pernikahan Callum, kedua—"
Aku memuntahkan tawa yang keras dari perutku. Beruntungnya, aku tidak sedang mengunyah apelku. Bisa-bisa, aku melontarkannya dari mulutku. "Pernikahan? Sejak kapan mereka bisa mempermasalahkannya?"
Aeron menjawabnya untukku. "Sejak dia menolak lamaran anak perempuan Tuan Alew Aligerous." Keluarga Aligerous adalah salah satu keluarga menteri yang paling terhormat dan telah berkuasa semenjak Kerajaan ini berdiri. Tentu saja, dia dengan percaya diri menyodorkan putrinya pada Callum.
Callum kembali bergerak membelakangi kami berdua dan berpura-pura tidak mendengar suara tawaku. Tapi, aku melihat semburat merah pada telinganya yang runcing. "Masalah yang paling besar, Aeron." Dia menggeram tanpa menoleh pada kami berdua.
"Wilayah Tuan Dewn Swevern tercemar, ada beberapa jejak-jejak kebusukan di sekitar ladang miliknya. Itu mencemari hewan-hewan sekitarnya. Dia sudah mengevakuasi penduduk yang ada di wilayah itu dan membatasi aksesnya. Kami berdua menunggumu datang untuk melihatnya."
Aku meletakkan sisa apelku di atas meja dan mulai berdiri. "Aku akan pergi sekarang."
Seketika, Callum berbalik. "Kamu bisa memeriksanya besok." Dia memberiku pandangan yang menyelidik. "Bukankah kamu juga perlu menceritakan pada kami tentang pemanggilan arwah yang sebelumnya kamu lakukan?"
Aku melirik ke arah Aeron. Dia juga sedang menunggu penjelasanku. "Baiklah," Aku menghela napas panjang dan duduk kembali di atas sofa. Lalu, mulai menceritakan semua yang aku tahu tentang kematian Raja Ronan.
Ketika aku selesai bercerita, Callum terlihat terkejut. Dia seperti tidak mempercayai kata-kataku. "Jadi, Raja Ronan tidak tahu seseorang berusaha membunuhnya?" Dia terdengar ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkest Moon (Moon Series #3)
FantasíaSemuanya berawal dari keserakahan. Menciptakan sebuah kegelapan yang mencemari apapun yang ditinggalkannya. Bahkan kegelapan itu telah mengerogoti tubuhku secara perlahan-lahan, membusukkan tubuhku dari dalam. Tidak banyak waktu yang terisa untukku...