Setelah merampok beberapa lilin berwarna biru, darah hewan yang berwarna hitam, mint, tanaman popy, buah delima, dan gandum muda dari persediaan Edna. Aku langsung bergegas kembali ke apartemen kecilku.
Sayangnya, obatku membutuhkan beberapa hari untuk dibuat. Jadi, aku hanya bisa menunggu dan melakukan segala hal yang aku bisa agar tubuhku tidak membeku dari dalam. Seperti meminum rebusan coklat dan pala.
Walaupun itu tidak sepenuhnya efektif, tapi setidaknya aku bisa mengurangi sensasi dingin yang mengigit tulang-tulangku, saat kebekuan itu mulai berpengaruh pada tubuhku. Dan biasanya itu terjadi pada tengah malam. Dimana suhu lingkungan sekitar biasanya menurun.
Aku mendorong sofa dan membersihkan semua barang yang berada di ruang tengah apartemenku. Lalu, mulai menggambar simbol pentacle menggunakan arang hitam. Setelahnya, aku mengeluarkan semua perbekalan yang aku rampok dari pondok Edna.
Menyalakan lilin berwarna biru dan menempatkannya di setiap sudut simbol pentacle. Menempatkan semangkuk penuh darah hewan berwarna hitam tepat di bawah simbolnya. Kemudian, meletakkan mint, tanaman popy, buah delima, dan gandum muda dalam satu mangkuk yang sama—meletakkannya tepat di samping mangkuk yang berisi darah hitam.
Setelahnya, aku masuk kedalam kamar tidurku dan mengganti pakaianku dengan sebuah kaus berlengan pendek. Menarik sarung tanganku dan melepaskannya. Aku melepaskan ikatan rambutku dan membiarkannya tergerai menutupi seluruh punggungku.
Beranjak ke depan meja rias kecilku. Aku memandangi pantulanku. Saat ini, aku terlihat sangat manusiawi. Warna rambut hitam dan warna mata cokelat gelap—hampir hitam sama seperti manusia normal lainnya.
Aku menarik rantai kalung yang melingkari leherku dan menggenggam sebuah krystal hematite berwarna hitam. Aku melepaskannya melalui leherku. Seketika, warna rambutku memudar. Warnanya berubah menjadi perak. Kulitku memudar menjadi pucat. Warna iris mataku juga memudar seputih bulan yang bersinar dengan sklera berwarna hitam pekat. Terakhir, ujung telingaku yang melengkung kini berubah menjadi meruncing.
Riak hitam yang terpahat di atas seluruh kulit lenganku bergerak meliuk-liuk seperti air dan terlihat lebih mencolok di atas kulitku. Menarik kerah kausku, aku ingin memastikan satu hal yang penting. Riak hitam itu telah menutupi hampir sebagian besar kulit dadaku, tapi setidaknya masih belum meraih kulit di atas jantungku.
Bagus.
Jika riak hitam itu telah mencapai kulit jantungku. Maka, aku sudah selesai.
Berbalik, aku keluar dari kamar tidurku dan duduk bersila tepat di depan dua mangkuk yang sebelumnya telah aku siapkan. Aku menarik belati milikku dan menyayat satu telapak tanganku, membiarkan darahku yang menghitam mengalir ke atas simbol pentacle yang telah aku buat. Darahku mengalir menutupi keseluruhannya, aku menutup mataku dan mengumamkan mantra pemanggilan. "Semoga tanah mengangkat mantraku, udara menembus dunia bawah membawa suaraku, membimbing seperti sebuah api, sedalam gelombang air yang mengalir melalui dunia bawah. Biarkan darah dan pemujaanku membuka jalan ke dunia bawah, aku memanggil, Raja Ronan Heulfryn. Jika kamu mendengarku, melangkahlah ke dalam simbol pentacle yang terlihat pada pandanganmu.
Aku merasakan angin berdesir dengan pergerakan memutar tepat di dalam simbol yang ada di hadapanku. Saat aku membuka mata, seorang pria berbadan kekar telah berdiri di dalam simbolnya.
Dia memakai sebuah baju zirah emas yang mengkilat dan megah menutupi seluruh tubuhnya. Banyak sekali ukiran gelombang yang menyerupai jilatan api terpahat dengan indah dan detail yang mengagumkan. Dia membawa sebuah pedang besar dengan bilah emas yang dikelilingi api merah yang meredup. Rambut panjangnya yang berwarna merah berkibar seperti kobaran api merah. Iris matanya berwarna emas dengan pupil merah seperti warna api yang meredup. Kulitnya berwarna mahogany dengan wajah yang terpahat indah dan rahang yang tinggi. Dia memiliki tatapan tajam, dengan sudut matanya berkerut. Bibirnya terangkat menjadi sebuah senyuman hangat yang menghargai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkest Moon (Moon Series #3)
FantasíaSemuanya berawal dari keserakahan. Menciptakan sebuah kegelapan yang mencemari apapun yang ditinggalkannya. Bahkan kegelapan itu telah mengerogoti tubuhku secara perlahan-lahan, membusukkan tubuhku dari dalam. Tidak banyak waktu yang terisa untukku...