Bab 6: Kerajaan Elf Pembakar

47 9 0
                                    

Aeron berkali-kali mengingatkan aku. Bahwa aku tidak boleh melepaskan liontin kristal hijau gelap baru yang dia berikan padaku. Aku menyelipkannya ke rantai kalungku—sejajar dengan kristal hematite hitam disampingnya, serta sebuah peluit kecil yang bisa aku gunakan untuk memanggil Phobos.

"Apapun yang terjadi, jangan pernah melepaskan kalungnya, aku telah menyamarkan aroma aslimu dan membuat telingamu terlihat sedikit runcing. Kamu sekarang telah menjadi separuh Elf."

"Bagus,"

Aeron mengingatkan. "Hampir sepanjang tahun Kerajaan Ardere selalu dilanda musim panas. Mereka menggunakan pakaian lebih terbuka. Kamu tidak boleh terlihat mencolok." Dia melirik ke arah sarung tanganku.

Aku memutar bola mataku sambil berdecak, "Jika kamu bisa menyamarkannya, dengan senang hati aku akan membiarkanmu menyembunyikannya."

Phobos bergerak kesampingku dan menyundul kepalanya ke lenganku. Dia benar-benar tidak sabar untuk terbang. Satu kaki depannya menggores lantai obsidian gelap dibawahnya. Langit di atas kami mulai menggelap. Matahari di belakang kastil mulai tenggelam. Membentuk bayangan hitam besar dibelakangnya.

Callum menghembuskan napas panjang di samping Aeron. Angin yang berdesir mengangkat beberapa anak rambutnya. Mahkotanya yang berwarna abu-abu melingkari dahinya berbentuk seperti sulur-sulur tumbuhan dengan taburan beberapa kristal kecil menghiasi lekukan mahkotanya.

Selama Aeron berceramah padaku, dia sama sekali tidak mengatakan apapun. Seperti sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. "Aku suka mahkotamu, setidaknya bentuknya cocok dengan kepribadianmu."

Dia menyinggungkan senyuman miring. "Jangan sampai mereka menangkapmu."

Tentu saja, dia tahu aku sedang berusaha menghiburnya. "Aku tidak mencuri, Callum. Aku hanya akan mengawasi Cahir."

Dia menggeleng kuat-kuat. "Aku tidak percaya." Dia membuka mulutnya, tapi tidak ada perkataan yang keluar. Setelah jeda beberapa saat akhirnya dia menemukan kata-katanya. "Aku tidak bisa menjamin keselamatanmu. Hubunganku dengan Raja mereka yang baru tidak dekat. Jika situasinya semakin kacau. Pergi dari sana dan segera kembali kemari."

"Dan membawa kekacauan ke dalam kerajaanmu?" Aku menggeleng. "Tidak. Aku tidak akan menyeretmu dan Kerajaanmu dalam permasalahanku."

"Kamu masih keluargaku, Melione." Desahnya lelah. "Kamu masih memakai nama belakangku, kamu adalah bagian dari Kerajaan ini."

Astaga, kadang aku lupa. Sepupuku bisa bertindak seperti seorang saudara yang terlalu bertanggung jawab. "Baiklah."

Sayangnya, dia tidak mempercayai perkataanku. Dia masih menatapku dengan pandangan menyelidik. "Aku berjanji akan langsung pulang begitu mereka mencurigai aku."

Dia mengangguk, "Baiklah." Lalu melangkah ke hadapanku dan memberikan sebuah pelukan perpisahan. "Cepatlah kembali, Elle."

***
Kami terbang ketika matahari telah tenggalam. Phobos terbang dengan rendah di atas aliran sungai yang mengalir deras dibawah kami. Sementara pepohonan rimbun diantara kami mengepung kami dari dua sisi. Kami melintasi aliran sungai itu hingga tiba di percabangan dua aliran. Aeron telah mengingatkan aku, bahwa aku harus mengambil aliran sungai yang mengalir dengan tenang untuk sampai ke Kerajaan Ardere.

Mengambil sisi kanan, Phobos membawa kami melesat melintasi aliran sungai yang tenang dibawah kami dua cakar depannya menyentuh air tenang dibawahnya. Mengirimkan beberapa cipratan air di sekeliling kami.

Setengah jam kemudian, aku melihat siluet sebuah perahu panjang dengan seorang pria muda duduk di atasnya. Pandangannya menangkap kedatanganku.

Dia berdiri di atas perahunya. Warna rambutnya cokelat seperti pasir pantai. Warna kulitnya gelap dengan matanya yang berwarna kuning, seperti seekor kucing. Pakaiannya benar-benar terlalu terbuka. Dia hanya mengenakan tunik berlengan pendek dengan rompi berbahan tipis dan celana yang terlihat kebesaran. "Namaku, Vad. Aku adalah mata-mata yang dikirim Raja Callum untuk mengawasi Cahir." 

The Darkest Moon (Moon Series #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang