Lalisa Jenkins

724 98 5
                                    

~

Karena hujan yang begitu deras. Mau tidak mau, Lisa harus pulang lebih larut dari biasanya. Untuk pulang saja, ia harus menunggu bus dan tidak lupa juga dengan payung pinjaman dari rekannya bekerja.

Baru saja menginjakkan kaki didalam rumah. Lisa sudah disambut oleh Bentley yang duduk bersilang di sofa.

"Selamat malam bu, maaf aku pulang agak larut. Diluar hujan"

"Silahkan duduk, kita perlu bicara" Bentley enggan untuk membalas perkataan Lisa dan memilih untuk mempersilahkan duduk saja.

Bentley menatap wajah Lisa dalam-dalam. Bentley sangat membenci Lisa, apalagi perempuan ini bahkan berwajah cantik dari putrinya, itu membuat Bentley sangat membencinya.

"Bicara apa?" Manik mata cokelat milik Lisa begitu indah, saat dilayangkan untuk kearah Bentley.

"Keluar dari pekerjaanmu itu, kau bekerja disitu tidak pernah bisa memperkaya kita"

"Keluar? Kenapa" Lisa langsung mempertanyakan ini, lagipula bekerja ditempat yang sekarang nyaman-nyaman saja untuk Lisa. Ya, memang benar apa kata Bentley bekerja disana tidak memperkaya mereka.

"kau ingat dengan hutang ibu? Hutang ibu itu belum terlunasi, agar hutangnya terlunasi. Salah satu dari kita harus bekerja disana untuk melunasinya"

"Dan orang yang bekerja disana adalah kau. Kalau dirimu tidak mau bekerja disana, toko ibu akan diambil sama halnya dengan mansion kita dulu. Kalau sampai toko ibu diambil? Kau ingin ayahmu kena serangan jantung saat ayahmu tahu, kalau toko satu-satunya harus diambil juga. Tidak kan?"

"Lalisa, ayahmu dalam masa pemulihan dirumah sakit. Aku yakin, dirimu tidak ingin ayahmu drop lagi. Jadi Lisa, tolong bantu ibu untuk kali ini. Lagipula kontraknya hanya dua tahun saja, kau bekerja untuk melunasi semuanya"

Hanya dua tahun katanya? Dua tahun itu, bukan waktu sebentar bagi Lisa.

Boleh tidak? Lisa memprotes ini dan mengatakan, kalau yang harusnya menyelesaikan semua urusan perhutangan itu Bentley saja. Kenapa harus dirinya yang terseret drama utang piutang Bentley yang gila ini.

Oh iya? Kenapa Bentley tidak menyuruh putri tersayangnya saja untuk bekerja disana. Bukannya putrinya sama saja, bekerja tapi tidak bisa memperkaya mereka.

"Boleh aku berpikir dulu?"

"Ini tidak bisa dipikirkan lagi, orangnya sudah menyuruh untuk segera bekerja besok. Kalian tidak langsung saling bertemu, tapi kau langsung disuruh bekerja" Bentley tidak memberikan kesempatan Lisa untuk berpikir lama. Setidaknya dengan cara ini, Bentley bisa lega dua tahun tidak melihat wajah Lisa.

Ini yang diinginkan Bentley selama ini, Lisa pergi dari sini.

"Bagaimana aku memberitahukan pada pemilik tempatku bekerja. Kalau aku sudah dipekerjakan ditempat lain di hari yang sama"

"Kau bisa menggunakan waktumu yang ada besok" Inilah sosok ketidakpedulian Bentley, bahkan dirinya juga ikut untuk mendesak kondisi Lisa.

"Oh iya Lisa, kemasilah pakainmu malam ini. Agar besok kau tidak buru-buru melakukannya" Timpal Bentley.

Lisa menyeret kakinya paksa menuju kamar berada. Sesampainya didalam kamar. Lisa mengunci pintu kamarnya dari dalam.

Tas selempang serta jaket yang ia kenakan, Lisa lempar ke sembarang arah. Hingga akhirnya, Lisa hempaskan tubuhnya keatas tempat tidur.

Lisa membenamkan wajahnya di balik bantal.

Lisa benci dengan kondisinya sekarang. Kenapa harus dirinya yang mengalah untuk kepentingan orang rumah ini. Dulu, ketika kuliah, Lisa harus mengalah untuk Rose. Demi Rose, Lisa harus berhenti kuliah dan memilih untuk bekerja.

Bahkan Lisa saja pernah, sampai rela memberikan uang tabungannya untuk Rose, agar Rose bisa mengikuti gaya para teman-temannya. Mengingat teman-teman Rose orang berada, Rose selalu meminta uang agar bisa mengimbangi gaya teman-temannya.

Kurang apanya Lisa untuk Rose? Selalu memberikan apa yang diinginkan Rose. Kebahagiaan saja bisa Lisa berikan untuk Rose. Ya, Rose memang bersikap tolak belakang dengan Bentley sebagai ibu kandung Rose, tapi untung gaya Rose tidak bisa bohong, kalau Rose tidak ingin tertinggal, kalau diistilahkan sekarang itu fomo.

Untuk hutang? Lisa tahu kenapa mereka bisa terjerat hutang ini. Ya, karena Bentley sendiri yang bodoh, sudah menawarkan Rose untuk bekerja disana tapi malah menariknya lagi terus uang yang sebagai bayaran Rose selama kontrak digunakan untuk foya-foya.

Bentley memang ibu yang kejam! Selalu mengorbankan para anak-anaknya.

Dan sekarang? Yang harus berkorban lagi. Lisa lagi.

Malang sekali hidup Lisa sekarang.

Andaikan saja Viola tidak meninggal. Mungkin sekarang, Lisa bisa merasakan kehidupan yang bahagia atau mungkin? Hidupnya tidak akan seburuk ini.

Persetanan untuk hidup!

Tempat Lisa biasanya bersandar sedang ada dirumah sakit. Ayahnya drop ini karena Bentley, Bentley memang sialan! Wanita tua ini harus dimaki-maki agar sadar.

Tidak ada cara lain, untuk mengakhiri hutang ini. Lisa harus melakukan apa yang dikatakan Bentley. Lisa juga melakukan ini demi ayahnya bukan karena keinginan Bentley, ini perlu digariskan ratakan, Lisa berkorban demi ayahnya!

Kalau ayahnya sudah tiada. Lisa tidak tahu alur hidupnya seperti apalagi.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~


Aku kasih cerita sedikit. Jadi Viola ini ibunya Lisa yah. Viola sudah lama meninggal, bahkan dia meninggal waktu Lisa masih kecil. Setelah meninggalnya Viola. Tiga tahun kemudian, ayahnya Lisa menikah dengan Bentley ibunya Rose.

Rose sama Lisa ini sepantaran yah. Rose sifatnya baik kok, tapi urusan untuk gaya berada ke orang-orang, Rose gak mau ketinggalan, cuma disitu minusnya.

Karena tahap ini sudah selesai, keknya ini jdi next masuk chapter gak sih? Please, author loyo banget ngetik berjam-jam beginian. Tangan author rasanya kesemutan.

Bersambung...



Fear Lalisa | Lalisa × Seungcheol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang