34. Bucket bunga

388 61 8
                                    


Happy Reading

*

*

*

Malam sudah berganti. Pagi ini diturunin oleh hujan, tapi tidak begitu deras, hanya hujan biasa saja.

Lisa menyesap cokelat hangat buatannya. Begitu menghangatkan sekali, meminum minuman hangat dikala hujan turun. Tubuhnya dibungkus oleh selimut tebal ditambah juga oleh sweater. Walau hujan tidak deras, tapi itu lumayan dingin—karena turunnya diwaktu pagi hari.

Sambil menikmati cokelat hangatnya. Lisa juga menyantap sarapan pagi yaitu pasta. Hidupnya kalau tidak menikmati pasta dalam sehari pasti akan terasa hampa, apalagi kalau tidak diimbangi oleh icecream.

Bunyi diatas meja hanya suara dari dentingan alat makan, tidak ada suara apapun yang bersabda. Sarapan pagi ini diawali oleh keheningan. Lagipula dengan siapa Lisa berbicara? Dengan kursi kosong dihadapannya. Dia tidak segila itu, huh.

Menghabiskan sarapan tidak harus menggunakan waktu berjam-jam, cukup beberapa menit, maka sarapan ludes dari piringnya.

Kegiatannya sekarang, sudah berganti. Lisa kembali lagi untuk melanjutkan rajutan-nya. Dia sudah memiliki pemikiran baru dalam rajutan-nya kali ini, dia akan membuat sweater versi mini. Sweater ini akan dipasangkan Lisa, untuk anaknya kalau sudah terlahir didalam dunia.

Tangannya yang sudah telaten, begitu lihai dalam proses merajut. Dia menyilangkan setiap simpul benang yang sama atau benang yang berbeda lainnya. Kegiatan yang dilakukannya nampak membosankan, bagi orang yang tidak suka merajut. Tapi bagi Lisa merajut adalah kegemarannya, karena kalau tidak ada kegiatan seperti ini—entah hal apa yang akan dilakukannya.

Kalau sudah berurusan dengan rajutan, dia bisa lupa sekitarnya. Saking fokusnya dengan rajutan. Lisa sampai tidak tahu, sudah berapa lama Seungcheol berdiri diambang pintu sambil bersandar. Bahkan Seungcheol saja sampai tidak ada niatan untuk memanggil Lisa. Hanya diam dan memfokuskan segala perhatiannya pada Lisa yang fokus pada rajutan.

Seungcheol masih menunggu, jikalau Lisa akan memalingkan pandangannya. Dia akan tetap dalam posisi ini sambil diam, tidak ada suara-suara apapun untuk memalingkan segala pusat Lisa.

Seperti yang diharapkan oleh Seungcheol. Lisa benar akan memalingkan pandangannya. Dan lihatlah sekarang, betapa lucunya wanita itu ketika berekspresi. Ekpresinya semakin membuat Seungcheol ingin memakannya saja.

"Sudah berapa disana? Kenapa tidak memanggilku. Aku minta maaf, karena terlalu fokus dengan kegiatanku" Ada begitu banyak lontaran, yang dilayangkan oleh Lisa untuk Seungcheol. Bayangkan saja, Lisa harus sendirian tadi malam. Selama ini dia selalu bersama pria itu berdua ketika tidur, tapi malam tadi malah sendirian. Tapi untung saja, Lisa berani.

Karena kehadiran Seungcheol. Kegiatan yang digeluti olehnya tadi, sekarang sudah dihentikan sejenak. Rajutan itu diletakkan pada nakas.

Seungcheol menghentikan pergerakan Lisa. Dengan memberikan isyarat gerakan tangan stop. Lagipula, tidak perlu Lisa harus berjalan untuk mendatanginya. Kalau ujung-ujungnya mereka akan berakhir diatas tempat tidur juga.

"Kau merindukanku?" Seungcheol memilih untuk mengabaikan lontaran Lisa tadi. Dan sekarang sudah membuka percakapan baru, ini lebih penting daripada lontaran Lisa itu.

Lisa mengangguk-angguk kepalanya, ketika dia sudah menerima pelukan hangat serta kecupan singkat dipuncak kepalanya. Itu sungguh manis sekali. "Apa kau merindukanku?" Bertanya balik, kalau Seungcheol bisa bertanya seperti tadi. Maka Lisa juga bisa mempertanyakannya.

Fear Lalisa | Lalisa × Seungcheol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang