03. Melarikan diri

685 103 2
                                    




JANGAN LUPA UNTUK VOTE & KOMEN!


~

Sudah seminggu lamanya, Lisa tinggal di Mansion ini. Lisa tinggal disini benar-benar seperti orang yang tengah di uji mentalnya.

Setiap hari, ada saja suara berat memarahi Lisa. Suara itu tidak pernah absen setiap harinya untuk memarahi serta menghukum Lisa dengan berbagai pekerjaan diluar batas pekerjaan seorang pelayan.

Lisa sekarang saja, seperti orang yang sedang diet. Berat badannya turun begitu drastis seminggu ini. Bukan karena orang rumah tidak memberikan makan, hanya saja Lisa yang tidak ingin makan. Lisa hanya makan seadanya saja.

Contohnya siang tadi, Lisa habis-habisan dimarahi. Hanya karena, Lisa terlambat datang dalam menjemput Sherina, sehingga John yang harus mengambil Sherina ke sekolah.

Lisa saja tidak ada niatan ingin terlambat dalam menjemput Sherina. Tapi salahkan diri Seungcheol sendiri, kenapa malah memerintah Lisa pergi ke toko untuk mengambil barang.

Ini keliatan sekali, kalau Seungcheol selalu mencari celah untuk memarahi Lisa.

Posisi Lisa sekarang, diluar Mansion. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ketika yang lainnya tengah beristirahat, hanya Lisa sendiri yang gila diluar. Lisa menyapu lantai luar, yang posisinya dekat dengan kolam renang.

Harusnya pekerjaan ini dilakukan oleh yang lain. Tapi yang namanya Seungcheol, selalu membebankan semua pekerjaan untuk Lisa.

Lisa bahkan kadang pernah kepikiran. Kalau dia tidur waktu malam, bagaimana kalau besok pagi sudah tidak sanggup membuka kedua matanya. Karena setiap harinya, Lisa sudah bekerja layaknya seorang robot.

Lisa meletakkan sapu yang dipegangnya. Sekarang ia duduk dikursi. Dimana kursi itu, langsung mengarah pada kolam renang.

Mata Lisa sayu terus dibawah matanya, terdapat lingkaran hitam, seperti mata seorang panda. Mata-mata orang yang kekurangan tidur.

Lisa memfokuskan perhatiannya kearah telapak tangan. Lisa mengelupas kulit-kulit ditelapak tangannya. Telapak tangan yang dulunya mulus, sekarang sudah kasar. Kalau orang menggenggamnya pasti terasa ada mengganjal karena kulit-kulit yang terkelupas.

"Entah apa yang dilakukan orang rumah sekarang. Mungkin saja mereka bersenang-senang" Pikiran Lisa berjalan pada orang rumah. Padahal yang harusnya Lisa pikirkan adalah dirinya yang malang.

Handphone miliknya berdering. Untung saja, Lisa membawa kemana-mana handphonenya tersebut, jadinya ketika ada orang yang menghubunginya, Lisa bisa langsung mengangkat.

"Lisa? Kau dimana. Aku tadi ke rumahmu, dirimu tidak ada dirumah. Maaf baru bisa menghubungimu, dua minggu ini aku sibuk sekali"

"Aku sudah tidak ada dirumah itu"

"Hah? Terus dimana kamu. Aku bakal menyusul untuk menjemputmu. Aku sudah begitu merindukanmu dua minggu ini, ayo kita membuat janjian untuk bertemu"

"Kalau ingin menjemputku, sebaiknya carilah uang yang banyak"

"Maksudmu? Kau dimana. Apa kau diculik" Suara dari balik handphone, mulai terdengar seperti orang yang begitu khawatir.

"Aku tidak diculik! Kalau ingin aku keluar dari sini, maka siapkan uang yang banyak dulu"

"Ayolah Lisa, kalau kau tidak diculik? Lantas untuk apa uang yang banyak itu. Jangan biarkan aku untuk mengeluarkan uang banyak, hanya untuk seorang penjahat yang tengah memeras"

Fear Lalisa | Lalisa × Seungcheol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang