33. Cinta?

165 37 5
                                    

Happy Reading


*

*

*


Lisa memakai waktunya dengan baik ketika Seungcheol tidak ada dirumah. Mulai dari melakukan pendekoran setiap sudut rumah hingga memiliki inisiatif untuk mengelola kebun mini dibelakang rumah.

Berada di tempat baru dan rumah impian, bukanlah suatu buruk baginya sekarang. Disini dia bebas, tapi tidak bebas dalam artian bisa keluar dari ranah rumah. Dia hanya diperbolehkan dirumah dan sekitar rumah saja, untuk menginjakkan kakinya keluar dari ranah tersebut-terkadang akan mendapatkan bentakan dari seseorang.

Walau tidak mendapatkan izin bisa keluar dari batas pekarangan rumah. Berada diluar alias di pekarangan, sudah lebih cukup untuk Lisa. Lisa bisa melakukan beberapa rutinitas diluar tanpa harus memusingkan segala pikirannya karena terjebak didalam rumah.

Dikala Lisa sudah bosan melakukan dekorasinya. Lisa akan berlari ke pekarangan untuk menyirami tanamannya. Selain menyirami tanaman, terkadang ia juga melakukan piknik kecil-kecilan dibawah pohon besar yang rindang.

Hari-hari sudah berlalu, rutinitas yang dilakukannya selalu berulang-ulang. Kalau bagi orang yang memiliki jiwa kebebasan, pasti menjadi seorang Lalisa yang memiliki batasan, akan merasa bosan.

Sebenarnya, Lisa adalah orang bebas. Tapi dia tidak akan bisa kembali meraih kebebasannya kembali. Hidupnya sudah diatur oleh Seungcheol, pria itu benar-benar mengaturnya. Lisa tahu, kalau pria itu takut kehilangannya lagi, namun caranya itu salah.

Pemikiran untuk melarikan diri dari Seungcheol seakan sirna dari Lisa. Tidak ada gunanya melarikan diri sekarang. Lisa akan berlaku hidup sesuai seperti apa yang Seungcheol inginkan.

Lisa menyisir rambutnya dengan sisir rambut. Dia sudah lupa, kapan terakhir kali dirinya pergi ke salon? Kapan juga dirinya pernah melakukan nail art.

Bagaimana bisa pria itu masih tertarik dengannya, walau tampangnya sendiri ini nampak seperti orang tidak terurus. Semenjak bersama Seungcheol, Lisa sepertinya tidak mengenal lagi fashion. Lisa dirumah selalu menggunakan pakaian tertutup sehari-harinya, kecuali kalau malam. Lisa akan diwajibkan menggunakan night dress.

Didepan meja rias, Lisa mulai menarik sudut bibirnya untuk tersenyum. Lama-lama perutnya mulai terasa lebih membesar. Lisa sudah tidak sabar, untuk melihat perbesaran perutnya dibulan selanjutnya.

Telapak tangannya terus mengusap area perutnya dengan gerakan memutar. "Ini sudah minggu ke 8 kamu ada di sana. Tunggu beberapa minggu lagi, kau akan bertemu dengan ibu dan ayahmu"

Lisa tidak ada lagi merasa ragu untuk mengatakan Seungcheol sebagai ayah anaknya. Lagipula mereka juga sudah menikah, jadi tidak masalah kalau Lisa menyebut Seungcheol disini.

"Oh iya child, ibu baru-baru ini belajar merajut. Semoga ketika kamu sudah lahir nanti, bisa mengenakan topi rajutan tangan ibu" Lisa melirik ke rajutan topi yang dibuatnya. Lisa belajar merajut dari internet, dia menonton video tutorial dari handphone, hanya saja dalam penggunaan handphone dibatasi oleh Seungcheol. Pria itu akan memberikan Lisa handphone saat ada dirinya, kalau dia tidak ada, Seungcheol akan menyimpannya.

"Sepertinya, ibu akan mempelajari hal baru lagi nanti. Apa kau ingin melihat ibu belajar membuat cake? Seharusnya ini tidak apa-apa, karena membuat cake tentu tidak membutuhkan pisau" Pemikiran untuk mempelajari hal baru mulai mengalir lagi dipikiran Lisa. Sepertinya, sebelum akan memiliki niat untuk mempelajari hal baru-ada baiknya dia bertanya pada Seungcheol. Apakah dirinya boleh membuat cake? Lagipula itu tidak melibatkan alat tajam didalamnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fear Lalisa | Lalisa × Seungcheol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang