35. bucket bunga 2

364 56 9
                                    


Happy Reading


*

*

*


Sama seperti kemarin, ada lagi bucket bunga yang berhasil terkirim untuk Lisa. Tidak sama seperti kemarin yang diletakkan pada luar pagi. Hari ini bunga itu dilempar lewat pagar samping, agar jatuhnya tepat berada pada taman mini milik Lisa. Dan kebetulan juga, orang yang melihat akan keadaan bucket tersebut adalah Lisa sendiri.

Lisa tidak begitu tertuju dengan bucket bunganya. Namun dia lebih tertarik untuk membaca kartu ucapan yang terselip didalam. Kali ini digunakan dalam gelaran yang berbeda.

Crocodile

Lisa membaca setiap kata-kata yang tertulis rapi didalam kartu ucapan itu. Kartu ucapan untuk yang kali ini tidak ada unsur romantis seperti kemarin. Melainkan yang ada dalam hanya menuliskan sebuah teks tapi dalam bentuk percakapan. Semakin dicermati, maka semakin besar juga spekulasi akan seseorang.

'Saat aku besar, aku akan menjadi seekor crocodile. Ketika ada yang berani menakalimu, maka aku akan memangsa mereka'

Pikirannya pasti tidak salah. Orang ini jelas dikenalin olehnya. Karena hanya orang itu yang memiliki fantasi ingin menjadi seekor buaya dewasa dengan maksud tujuan, untuk melindungi. Fantasi anak-anak memang berkesan aneh. Namun daripada itu, memiliki niat baik tentunya.

Selesai membaca kartu ucapan itu. Sudah ada saja drama merebut di dalamnya. Seungcheol merobek lagi, lagi dan lagi kartu ucapan itu dengan jiwa yang berkobar-kobar akan api di dalamnya.

Bukan sampai pada kartu ucapan saja. Bucket bunga yang tergeletak di tanah. Harus mengalami yang sama seperti bucket bunga kemarin. Seungcheol menginjaknya dengan amarah yang menggebu-gebu, tidak dibiarkan olehnya bunga itu masih bagus ataupun sempurna dalam bentuk apapun.

Keparat.

Berani sekali orang ini. Melakukan tindakan pengiriman konyolnya ini, apa orang itu sungguh ingin diajak berperang? Kalaupun iya, maka kibarkan terlebih dahulu benderamu wahai pecundang!

Mentang-mentang pagar depan mendapatkan pengawalan yang ketat. Mereka dengan begitu berani melemparkannya melalui pagar samping. Kalau memang begitu cara mereka, maka Seungcheol akan memasang penjagaan disekeliling rumah ini termasuk pagar-pagarnya juga.

Para keparat itu, memang menginginkan permainan ketat seperti ini rupanya.

"John, perintahkan seluruh pengawal untuk berjaga pada setiap sisi pagar. Mau itu depan, samping ataupun belakang. Aku ingin, orang yang mengirimkan bunga ini tertangkap" Memberikan perintahnya dalam tegas. Emosinya sudah tersulut. Seungcheol terlalu cemburu akan suatu hal.

Seperti biasanya, John tentu langsung melaksanakan apa yang telah diperintahkan baginya. Pekerjaan hanya mengambil intruksi dari bagian Tuannya, tidak begitu sulit. Tapi kalau salah dalam memberi arahan pada yang lain, tentu yang menjadi target utama dari tuannya ya jelas John sendirilah.

Cukup dengan pengalaman terlebih dahulu sebagai pembelajaran baginya. Jangan biarkan pengalaman dahulu kembali lagi terangkat untuk kedua kalinya. John masih belum siap kehilangan jari kelingking kanannya. Sudah cukup dengan jari kelingking kiri. Yang kanan tidak perlu dihilangkan.

"Sayang, ada yang inginku bicarakan denganmu. Tolong temuin aku didalam, aku menunggu sepuluh menit lagi" Kini kaki jenjangnya sudah kembali lagi terpacu dalam langkah kaki santai. Seungcheol mengarah langkahnya kembali lagi masuk.

Sepuluh menit waktu yang lumayan. Akan Lisa jadikan waktu itu sebagai aktivitas paginya dulu. Seperti menyirami bunga-bunga serta tanaman yang lain. Mereka harus diberikan cinta kasih setiap hari, agar bisa tumbuh berkembang dengan baik.

Fear Lalisa | Lalisa × Seungcheol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang