31. Nakal

405 64 7
                                    

Happy Reading

*

*

*

Selesainya acara di ballroom, mereka kembali pulang. Tapi bukan pulang ke Mansion tapi pulang ke rumah yang sudah dijanjikan. Rumah yang dijanjikan, akan ditempati jikalau mereka bersama alias telah menikah.

Rumah ini sudah diisi oleh perabotan.

Hanya kekurangan rumah ini, yaitu dekorasinya. Ini akan menjadi tugas Lisa selanjutnya. Lisa perlu, memikirkan tema yang sesuai untuk dekorasinya.

Segala pemikiran Lisa sejenak hanya terarah pada tema dekorasinya. Namun, pemikiran itu harus dikesampingkan. Ketika tangan seseorang sudah merengkuh dilingkaran pinggangnya.

Kecupan demi kecupan terdarat sempurna pada leher mulus  Lisa. Lisa tidak bisa menahan diri, kalau sudah mendapatkan sentuhan panas pada bagian tubuhnya. Dia melenguh seiring mendapatkan sentuhan secara bersamaan. Pahanya diberikan sensasi belaian hangat, itu semakin membuat tubuh Lisa mengeliat tidak karuan.

Posisi Lisa diletakkan diatas meja makan. Kaki jenjangnya dilebarkan, agar bisa memposisikan kaki mengangkang.

Sapuan lembut pada kewanitaannya, nyaris membuat Lisa tidak terkendali. Tangannya mencengkram kuat pundak suaminya, bahkan tidak sekali Lisa menancapkan kukunya di sana. Semakin panas sentuhan terjulur, makan semakin tidak terkendali juga Lisa, dalam memikirkan objek pelampiasannya.

Seharusnya mereka beristirahat, apalagi mereka baru menyelesaikan acara mereka. Bukannya beristirahat, mereka malah melanjutkan aktivitas panas.

Kemeja putih yang membalut tubuh Lisa. Sudah terlempar dilantai. Sekarang Lisa sudah t*lanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutup sekujur tubuhnya.

Seungcheol kalau sudah urusan seperti ini, pasti akan sulit mengontrolnya. Melakukan kegiatan panas tidak harus ditempat tidur, semua sisi rumah ini pun bisa dijadikan tempat mereka bercinta.

Lagipula, rumah ini nanti hanya akan dihuni olehnya dan Lisa saja. Para pelayan mungkin akan mendatangi tempat ini, seminggu sekali —sekadar bersih-bersih. Setelah itu, mereka dipulangkan kembali.

Dan untuk Sherina. Dia tidak tinggal disini, Sherina mendiami Mansion bersama bibi Hanum. Tapi, Sherina tetap di perbolehkan untuk datang ke sini—Seungcheol tidak melarang kalau putrinya datang untuk mengunjungi mereka.

Lolongan dari mulut Lisa lagi-lagi lolos keluar. Jarang sekali—Lisa mau melolongkan suaranya, karena Lisa selalu merasa jijik dengan suara-suara seperti itu. Namun, itu berbanding balik sekarang. Lisa semakin lama menikmati keintiman, mulai menyadari kalau keintiman tidak seburuk yang dia pikirkan.

Malahan itu terasa candu—walau candu, Lisa hanya akan merasakan kecanduan tiada tara jikalau melakukannya bersama pria yang ada diatasnya saja.

Karena prinsip Lisa, sekali mengangkang kaki untuk satu pria—maka hanya untuk pria itu saja kangkangan kakinya terbuka.

Seliar apapun Seungcheol, dia pasti akan tetap berhati-hati melakukannya. Karena dia tidak akan membahayakan Lisa. Ingatlah—Lisa tengah mengandung.

Keintiman kali ini tidak ada pemaksaan. Saat Seungcheol menyentuhnya saja, Lisa sudah merelakan dirinya diatur oleh Seungcheol. Jadi, keintiman mereka untuk kali ini bukan didasarkan oleh pemaksaan. Mungkin bisa dibilang, sama-sama menginginkannya.

Fear Lalisa | Lalisa × Seungcheol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang