25. Masih marah

434 63 6
                                    

Happy Reading

*

*

*

Semenjak pindah kamar, Lisa menghabiskan waktunya hanya berkurung didalam. Mengurung dirinya didalam kamar yang berbeda dengan Seungcheol, jauh lebih baik. Karena Lisa tidak akan selalu melihat presensi Seungcheol lalu-lalang.

Walau jarang melihat Seungcheol, bukan berarti Lisa tidak menyadari akan kehadiran Seungcheol. Pria ini memang gila. Lisa sangat ingat dengan tiga hari berturut-turut, pada setiap malam. Lisa selalu merasakan sentuhan pada tangannya dan rambutnya yang di terasa seperti dielus-elus.

Bukan sampai disitu saja, Lisa sering mendapatkan sensasi seperti orang memberikan kecupan pada kening serta tidak bibir.

Lisa meyakini sendiri, kalau ini memang Seungcheol. Tidak mungkin bukan dia, mengingat bagaimana Seungcheol yang setiap malam sebelum tidur, pasti akan memberikan sentuhan yang sama dengan di alami oleh Lisa selama tiga hari berturut-turut.

Kejadian yang dialami oleh Lisa ini, selalu terjadi pada waktu tengah malam. Ketika Lisa sudah tertidur pulas.

Mungkin disaat itulah, Seungcheol mulai beraksi.

Lisa tidak paham dengan Seungcheol, kenapa dia sangat nekat sekali melakukan itu. Apa susahnya? Menunggu hingga pernikahan tiba saja. Yang diterima Seungcheol sekarang tidak membuatnya mati sama sekali, mungkin dia merasa seperti disiksa. Mau merasa tersiksa seperti apapun, itu belum apa-apanya dengan yang diterima oleh Lisa selama dua bulan.

Sangat tidak sebanding!

Lisa mengigit potongan kecil pancake. Dia hari ini mendapatkan camilan siangnya. Jarang sekali dia bisa mendapatkan camilan siang seperti ini, biasanya setelah makan siang diberikan beberapa buah untuk pencuci mulut.

Seperti biasa, pancake hanya seporsi tidak ada cukupnya untuk Lisa. Karena Lisa selalu merasakan lapar. Lisa juga malu untuk meminta bibi Hanum, membuatkannya pancake lagi.

Dia menusuk potongan terakhir pancake miliknya, ini terasa berat sekali untuk dihabiskan.

"Maafkan ibu child, tapi ini potongan terakhir. Setelah ini, jangan kelaparan lagi ya?" Lisa tidak begitu yakin, kalau nantinya dia tidak merasa lapar.

Apa harus, dia keluar dari dalam kamar untuk mencari makanan ke dapur? Tapi—kalau keluar, dia akan bertemu dengan Seungcheol secara otomatis.

Arkhhh! Kenapa mereka harus tinggal disatu rumah. Lisa salah besar sekali meminta untuk pisah tempat tidur, seharusnya dia meminta untuk pisah rumah saja untuk sementara waktu.

It sucks!

Lisa rindu kehidupan yang bebas, yang sudah ia rasakan selama sebulan. Ia ingin menikmati kebebasan itu lagi, kebebasan untuk berjalan-jalan, menggunakan handphone serta makan yang dia suka.

Tapi minusnya, kalau dia bebas. Tidak mungkin akan bisa kembali baik dengan Minghao seperti dulu, karena kejadian makan malam itu sudah mengubah semuanya.

Perasaan itu!

Memang bodoh untuk perasaan tersebut, bagaimana bisa perasaan terlarang lebih besar daripada hubungan antara kakak-adik yang sudah terikat begitu lama.

Fear Lalisa | Lalisa × Seungcheol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang