Vote and comment guys!
~
Seungcheol melemparkan tatapan tajam kearah Lisa. Karena Lisa baru saja melakukan sesuatu tanpa perizinan-nya, padahal Seungcheol tidak ada mengizinkan Lisa untuk berjalan-jalan ke halaman.
Dan seperti biasa juga, pasti Lisa akan langsung memasang wajah yang siap untuk membludak-kan tangisannya. Lisa semakin hari semakin cengeng, karena perubahan suasana hatinya.
Biasa seorang ibu hamil, pasti selalu memiliki suasana hati yang bisa berubah setiap saatnya.
"Masuk kedalam kamar, jangan berani keluar tanpa ada perintah dariku!" Menekankan perkataannya, agar suara itu terdengar menakutkan ditelinga Lisa.
Dengan cepat, Lisa mendengarkan apa yang diperintahkan oleh Seungcheol. Pria ini memang hanya kerjaan saja yang marah-marah. Sepertinya, kalau Seungcheol tidak marah-marah dalam sehari itu-dia akan cepat mati.
Haruskah Lisa bersyukur? Kalau Seungcheol ini, misalnya mati saja.
Tidak-kalau mengharapkan Seungcheol mati itu bukan sesuatu hal yang begitu baik. Sherina kecil masih memerlukan seorang ayah didalam hidupnya.
Kenapa Seungcheol begitu gemar sekali, menyuruhnya masuk kedalam kamar. Padahal bisa saja, Seungcheol membicarakan itu dengan baik-baik. Setelah itu, menyuruh dirinya jangan mengulanginya.
Sudah, cukup begitu saja-bukan malah seperti ini, masuk kedalam kamar dan mengurung diri!
Ingin membantah, tapi apalah daya Lisa. Dirinya saja sekali kena bentak, langsung merasa seperti orang yang tidak diinginkan didalam dunia ini.
Lisa mengambil posisi duduk ditepi tempat tidur. Tangannya mulai mengusap perutnya dengan begitu lembut. "Hey? Kamu tidak apa-apa child. Ibu harap, tadi kamu benar-benar menutupi telingamu. Ayahmu benar-benar gila, dia selalu memarahi ibu. Tapi, untung saja ibu tadi tidak menangis"
Mungkin tadi sebuah pencapaian Lisa. Karena dirinya tidak menangis disaat Seungcheol memarahinya dengan suara tinggi. Padahal suara-suara seperti itu, sering membuat Lisa menangis tersedu-sedu.
"Maaf ibu ya, child. Karena ibu, kamu harus berakhir mendengar ayahmu marah-marah"
Semenjak disana ada seseorang selain dirinya, Lisa sering mengajaknya berbicara. Walau pembicaraannya tidak pernah mendapatkan tanggapan apapun.
Mungkin itu terdengar konyol-tapi bagi seorang Lalisa yang tidak memiliki siapa-siapa selain ayahnya, itu tidak terdengar sama sekali konyol di telinganya.
Malahan Lisa merasa begitu senang kalau memiliki teman yang tidak harus menanggapinya tapi cukup mendengarkan saja, contohnya yang ada didalam perut.
Kandungannya sekarang sudah berjalan lima minggu, sebentar lagi pasti akan semakin membesar. Lisa tidak membayangkan, sebesar apa perutnya nanti.
Apa setelah ini, Lisa akan memberitahu soal kehamilannya atau malah menyembunyikan, hingga mereka tahu sendiri.
Mungkin Lisa akan memilih opsi 2-biarkan mereka mengetahui sendiri. Tidak mungkin, selama berbulan-bulan tinggal nanti, Seungcheol masih bodoh. Tidak mengetahui, kalau Lisa tengah mengandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fear Lalisa | Lalisa × Seungcheol
RastgeleCHOI SEUNGCHEOL × LALISA MANOBAN Ketakutan besar seorang Lalisa Jenkins, kita harus dipertemukan kembali dengan Seungcheol Miller, pria yang disegani. - "Aku tidak akan menyiksamu. Kalau dirimu, tidak melarikan diri dariku Lisa!" * Hello guys, back...