36. insiden

311 57 7
                                    

Happy reading


*

*

*


Kala bulan berganti, perubahan semakin jelas dan maka semakin sedikit juga pergerakan Lisa. Usia kandungannya kini, sudah menginjak 26 Minggu. Hanya tinggal beberapa minggu lagi, maka akan digantikan oleh penantian.

Sekarang kegiatan Lisa sudah ada banyak penambahan. Dia tidak akan merasa bosan lagi. Mungkin dia akan benar-benar menikmati semua kegiatan yang sudah dibebaskan oleh suaminya. Walau kebebasan itu hanya ada dirumah saja.

Sebelumnya, Seungcheol melarangnya untuk menyentuh apa yang ada didapur. Tapi karena Lisa merengek dan diimbangi oleh merajuk. Akhirnya Seungcheol mau menuruti. Walau menuruti, bukan berarti tidak ada pemantauan.

Seungcheol mengirimkan seorang pelayan yang bekerja tetap. Tidak ada urusan bolak-balik. Pelayan wanita berusia empat puluh tahunan. Wanita ini yang akan memantau apa saja yang dilakukan oleh Lisa di perdapuran. Bukan hanya memantau, tapi juga melakukan kegiatan lainnya.

Lisa menatap buku catatannya. Buku itu dibuat khusus untuk mempermudahnya membuat masakan. Apa yang menarik dari tontonan yang dilihat oleh matanya, maka itulah yang akan ditulis oleh Lisa. Sudah ada banyak daftar resep yang berhasil dituliskan dalam buku catatannya.

Sebenarnya hal seperti yang dilakukan oleh Lisa ini sudah tertinggal oleh zaman. Semua orang lebih tertarik menggunakan atau mencari langsung melewati gadget. Tapi mau bagaimana lagi. Seungcheol terlalu protect terhadap apapun.

"Nyonya, apa anda sangat suka membuat kue. Belakangan ini, saya sudah sering melihat nyonya terus menerus mempelajari resep baru" Celoteh wanita paruh baya tersebut. Posisinya memunggungi Lisa. Karena dia tengah berperang dengan cucian yang ada di wastafel.

"Aku sangat suka bi. Karena membuat kue adalah kegiatan yang bermanfaat" Menyendok gula dengan ketelitian, karena Lisa adalah orang paling teliti urusan takaran.

"Kau benar, nyonya"

Posisi Daine sudah berpindah. Jadi tidak ada lagi yang namanya saling memunggung sekarang. Daine membantu kegiatan yang bisa di bantu olehnya.

"Nyonya, sepertinya kau adalah wanita paling baik yang aku temuin selama ini" Sesekali Bibi Daine curi-curi memandang Lisa dengan diiringi oleh senyuman tipisnya.

"Oh yeah?" Balas Lisa tanpa menoleh. "Memang, sebaik apa aku. Sampai bibi mengatakan sedemikian"

"Karena Nyonya rumah yang sebelumnya suka marah-marah. Kalau kita melakukan kesalahan, pasti Nyonya itu akan memukul" Kehidupan Daine yang sebelum terlalu menyiksa batinnya. Karena ketersikaan itu, Bibi Daine memilih untuk resign.

Namun dia harus kembali lagi bekerja. Untuk pengobatan putri bungsunya. Tidak ada sama sekali, Daine berharap akan kembali kedunia pekerjaan ini. Tapi karena uang, Bibi Daine harus melakukannya.

Untungnya, Daine bertemu dengan orang baik. Nyonya yang mudah tersenyum serta tidak suka marah-marah, tentunya. Tapi sayangnya, Bibi Daine selalu merasakan ketakutan kalau melihat Tuannya. Yang memiliki aura tersendiri.

"Bibi beruntung kalau begitu. Untungnya aku tidak seperti itu, kecuali suamiku"

"Nyonya benar, tuan sangat menakutkan" Wanita paruh baya itu, ikut-ikutan membicarakan suami dari Lisa. Sangat enak sekali berbincang dengan Nyonya ini.

Fear Lalisa | Lalisa × Seungcheol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang