Fear Lalisa | Lalisa × Seungcheol

19. Rencana

Vote and comment guys!

~

Situasi sekarang menjadi lebih kacau dari sebelumnya. Minghao baru mendapatkan informasi kalau wonwoo sudah dibebaskan oleh seseorang, dan tidak ada dari pihak kepolisian memberitahukan siapa yang telah membebaskan wonwoo.

Bukan karena tidak ingin memberitahukannya. Hanya saja, mereka tidak tahu lebih jelas nama orang yang melakukan pembebasan untuk wonwoo.

Minghao mulai merasa posisinya terancam kalau seperti ini. Shit! Siapa yang sudah melakukan pembebasan itu untuk Wonwoo. Mereka tidak boleh termakan oleh omongan wonwoo, bagaimana pun. Orang-orang hanya harus tahu, kalau wonwoo ini adalah seorang criminal.

Wonwoo tidak boleh mendapatkan kepercayaan dari seseorang. Kalau sampai mendapatkannya? Jelas, Minghao harus mengatur strategis baru.

Strategis menyingkirkan wonwoo untuk selama-lamanya.

Wonwoo tidak boleh muncul dihadapan adiknya. Kalau sampai muncul dan mengatakan semuanya. Entah, harus seperti apalagi yang harus di jelaskan-nya pada Lisa.

Bagaimana tanggapan Lisa ketika tahu itu! Pasti Lisa akan marah besar padanya. Atau bahkan, Lisa malah kecewa dan malah memilih untuk tidak ingin melihatnya lagi.

Sekarang dirinya seperti seorang bajingan! Bahkan ini, lebih bajingan-nya dari Seungcheol.

"Sialan!" Mengobrak-abrik apa saja yang ada diatas mejanya.

Kenapa situasi harus seberantakan ini! Padahal dirinya masih belum melakukan aksi utamanya, tapi situasinya sudah terlebih dahulu berantakan

Dari balik pintu, muncullah presensi Lisa dengan menggendong Louis tentunya disana. Langkah Lisa sekarang semakin cepat menuju keberadaan Minghao yang terlihat seperti orang frustasi.

"Hao? Kenapa mejamu berantakan" Menatap pada meja yang sudah berantakan. Bahkan gelas saja sampai tumpah keatas Buku-buku yang ada disana.

"Aku tadi mencari sesuatu, dan berakhir berantakan karena aku mengobrak-abrik"

"Sekarang? Sudah menemukannya"

Hanya membalas dengan anggukan saja, baru setelah itu membuka pembicaraan baru. "Ada apa kesini? Tidak biasanya mendatangiku secara langsung seperti ini. Biasanya selalu berpusat dengan kucing sialan itu"

Lisa mengelus bulu halus Louis dengan lembut. "Please Hao! Jangan mengatakan kucingku dengan kata kasarmu. Dia memiliki nama, namanya Louis"

Minghao memutar bola matanya malas. Betapa bencinya dia dengan kucing ini, kucing ini selalu mendapatkan sesuatu dari Lisa. Contohnya perhatian Lisa! Lisa bahkan lebih perhatian dengan kucing daripada dengannya.

Memang sialan kucing ini.

"Hari minggu, apa bisa kau menemaniku ke rumah sakit? Aku ingin menjenguk ayah, apa keadaannya sudah lebih baik"

"Aku selalu bisa untuk menemanimu"

"Terimakasih Hao" Lisa membalas ucapan Minghao dengan senyuman lebar yang langsung menampakkan gigi putihnya.