Fakta

150 4 0
                                    

Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.





Traitor By Olivia Rodrigo





Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.

Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.

Kalo ada boleh langsung komen di samping.

Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.

Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.

Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.







Komedi pertama yang sama sekali nggak lucu.

Kamu & Kenangan






Kamu & Kenangan





Wajar. Sangat wajar bagi seseorang melupakan ingatan yang sekiranya tak terlalu penting.

Iya. Setiap orang punya hak untuk mempertahankan ingatan tersebut atau pun tidak.

Tapi orang lain tenyata juga punya hak untuk mempertahankan ingatan yang sekira kita tak penting.

Kembali lagi. Ini tergantung prioritas.

Jika kamu memprioritaskan orang tersebut kamu akan mengingat hal kecil tentang nya. Apapun itu tanpa terkecuali.

Tapi jika kamu bukan prioritas nya. Kamu akan terlupakan. Seiring dengan berjalannya waktu. Menghilang di tengah ingatan dan kenangan yang mungkin saja tak bermakna. Yang mungkin saja tak membuat orang lain rela melingkari kalender guna untuk mengingat hari tersebut.

Itu faktanya.

Dan sudah sepatutnya juga kita tak perlu bersedih.

Gio menggeleng. "Nggak masalah. Gue emang jarang kesini. Jadi wajar nggak pernah pas-pasan."

"Ahh," balas Hanna perempuan itu kembali terdiam. Bingung ingin membahas apa.

Gio juga diam. Tak membuka obrolan sama sekali. Netranya fokus menatap pintu lift yang tertutup. Seraya ingatan nya kembali membawa nya pada beberapa bulan yang lalu.

Flashback

Hujan turun dengan deras di sore itu. Sehingga membuat lelaki dengan kemeja yang sudah basah di beberapa area itu memilih untuk membelokkan stir kemudinya ke arah Apartemen.

Menepuk beberapa kali bagian kemeja maron nya yang basah sebelum berlalu dari area parkir Apartemen menuju ke arah lift.

Tak perlu menuggu lama lift pun tiba. Membuat sosok lelaki itu langsung masuk kedalam. Sambil menuggu lift tiba pada lantai yang di tuju. Gio memilih untuk membunuh waktunya sambil memainkan ponsel. Tentu saja untuk mengecek pekerjaan yang dikirimkan sang teman melalui email untuk di revisi oleh dirinya. Maklum proyek berdua.

Lift berbunyi menandakan pintu akan segera terbuka. Sambil memasukan handphone ke dalam saku celana kain berwarna hitam Gio kembali melanjutkan langkah kakinya.

Sebenarnya kalau boleh jujur Gio sudah sangat memperhatikan langkah kakinya. Juga tempat di mana dirinya berjongkok agar tak menganggu orang yang sekiranya berlalu lalang. Tapi, walaupun begitu, tabrakan yang dirasakan pada area kepalanya hingga membuat setumpuk kardus jatuh dan berceceran menimpa dua manusia yang jatuh terduduk.

Kamu & Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang