Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.
Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.
Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.
Kalo ada boleh langsung komen di samping.
Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.
Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.
Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.
Kamu & Kenangan
Hanna tampak berdiam diri selama beberapa saat setelah mendengar pertanyaan Gio. Dirinya perlu meyakinkan diri untuk mengutarakan hal tersebut.
Lagi pula setelah di pikir-pikir lebih baik dirinya ungkapkan sekarang di mobil saat mereka hanya berdua dari pada di warung makan, yang mana penghuninya lebih ramai.
Tentu saja dirinya perlu mengantisipasi hal seperti Gio akan memarahinya, atau memecat Kia hal paling buruknya.
"Gue mau bilang terimakasih sama lo Kak," cicit Hanna pelan.
"Terimakasih? Buat apa?" Gio yang memang bersandar sambil menghadap Hanna tentu saja bisa mendengar ungkapan lirih yang dikeluarkan oleh perempuan itu. Walupun dirinya sempat terkejut ketika intonasi nada Hanna berubah. Dari yang semangat menjadi redup.
"Makasih karena lo udah mau bantuin Kia karena udah mau ambilin roti jepang gue yang lagi bocor beberapa waktu yang lalu juga untuk kiranti nya. Sama, Kia juga mau nitip maaf sama Pak Aksara karena dia udah lancang nyuruh Bapak. Untuk urusin hal nggak berguna seperti itu." Hanna berujar dengan suara yang di tahan tidak gugup. Dirinya bahkan sampai menunduk tidak berani menatap Gio yang sedang memperhatikan dirinya lekat-lekat.
"Maaf kalo Pak Aksara harus tersinggung sama Kia karena itu. Tapi, jujur saya nggak pernah nyuruh Kia untuk nyuruh orang lain. Kalau tau dia bakal nyuruh orang lain saya lebih baik mendekam di kamar mandi sampai teman saya yang lainnya bisa bantu."
"Jadi oleh karena itu saya mau minta maaf Pak."
Gio tersenyum miring. Senyum yang penuh dengan taktik yang berada di kepalanya. "Jadi ini juga alasan kamu ngajak makan bareng karena mau minta maaf."
Hanna yang mendegar penuturan Gio barusan di buat menggeleng dengan cepat. Membantah semua perkataan Gio yang di layangkan kearahnya. Walaupun mungkin sepenuhnya memang benar.
"Saya emang bermaksud traktir Bapak sebagai salah satu ungkapan terimakasih dari saya dan permintaan maaf dari Kia. Tapi selain itu...." Hanna menjeda sebentar kalimat terakhirnya sambil menatap Gio yang juga tengah menatap dirinya. "Saya nggak mau Pak Aksara sakit lagi karena urus-urusan pekerjaan. Bapak boleh kerja sesuka hati yang Bapak mau dan Bapak bisa. Tapi tolong. Jaga kesehatan. Itu poin penting nya."
Ungkapan yang di terima oleh Hanna tanpa pernah disangka oleh dirinya membuat lelaki itu terdiam selama beberapa menit. Hingga suara Hanna yang kembali terdengar membuat Gio tersadar dari lamunannya ini.
"Kita udah sampai. Ayo turun Kak," ujar Hanna. Mulai melepas seat belt dan turun dari mobil. Meninggalkan lelaki itu yang masih mencerna ungkapan yang baru saja di terima nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu & Kenangan
Romance"Gue suka sama lo Kak." Ungkapan cinta yang di ungkapkan oleh remaja labil begitu duduk di kelas satu SMA tentu bukanlah perkataan yang bisa dianggap serius. Karena cinta monyet kerap hadir mengisi masa remaja yang menyenangkan. Sudah cukup sepuluh...