Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.
Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.
Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.
Kalo ada boleh langsung komen di samping.
Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.
Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.
Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.
Kamu & Kenangan
Perlu waktu sekitar lima sampai tujuh menit berjalan kaki dari tempat lift berada. Hingga sebuah mobil Inova keluaran terbaru yang letaknya tinggal dua langkah lagi dari mereka sekarang membuat dirinya menyakini bahwa mungkin ini mobil pengganti dari mobil Jeep milik Gio, tentu saja setelah mobil tersebut mengeluarkan suara usai Gio menekan remot yang berada dalam genggaman nya.
Hal yang pertama kali dapat Hanna rasakan begitu pintu mobil penumpang dibukanya adalah aroma yang tidak sama dengan aroma Gio jika lelaki itu jika sedang dalam keadaan oke. Bukan seperti zombi.
Iya zombi.
Dirinya lebih suka mengatakan kalau Gio hari ini tampak mirip seperti zombi dari pada manusia.
"Sorry banyak obat-obatan," kata Gio sambil mulai membereskan beberapa tablet obat yang terletak di atas kemudi.
Hanna tersenyum kecil seraya menggangguk beberapa kali. Membuat Gio langsung saja mengemudikan mobilnya keluar dari area kantor.
Ini perasaan Hanna saja atau memang mobil ini yang bergerak pelan. Karena seingatnya walau cuman satu kali dirinya pernah naik mobil dengan lelaki yang tampak berusaha fokus dengan jalanan itu tak pernah mengemudikan mobil sepelan ini.
"Kak Gio oke?" tanya Hanna.
"Hah?"
Hanna tampak menghela nafas kasar. Salah dirinya juga sih tidak mencegah lelaki itu.
"Kalo Kak Gio ngerasa kelelahan, gue sama sekali nggak masalah kok Kak kalo kita tukar posisi."
"Tukar posisi?" gumam Gio.
"Iya. Gue dari tadi kan salfok sama kegiatan Kak Gio yang fokus banget sama kemudi, selain itu Kak Gio juga kedapatan beberapa kali sempat mijit kepala. Gue takutnya Kak Gio malah kenapa-kenapa. Makanya gue tawarin buat tukar aja. Atau gue antar Kak Gio pulang aja?"
"Nggak," sahut Gio tegas, "kita tukar posisi aja." Putus lelaki itu.
Hanna yang mendegar nada tegas dan tak terbantahkan dari Gio di buat tak berkutik selama beberapa menit.
'Nih orang walaupun lagi 3L. Lemah, letih, lesu aura dominannya keluar juga. Pantesan banyak orang ketar-ketir kalau rapat sama doi. Beda banget sama gue kalo yang lagi 3L yang kagak mood ngapa-ngapain.'
"Jadi gimana masih jadi tukar posisi nya?" ujar Gio memecahkan lamunan Hanna.
"Oh jadi kok Kak," sahut Hanna cepat.
Begitu mendegar jawaban dari Hanna. Gio pun mulai membuka pintu kemudi bersiap untuk turun hingga ucapan Hanna menghentikan gerakan tangan nya yang akan membuka pintu mobil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu & Kenangan
Roman d'amour"Gue suka sama lo Kak." Ungkapan cinta yang di ungkapkan oleh remaja labil begitu duduk di kelas satu SMA tentu bukanlah perkataan yang bisa dianggap serius. Karena cinta monyet kerap hadir mengisi masa remaja yang menyenangkan. Sudah cukup sepuluh...