SW_36

7K 167 16
                                    

WAJIB FOLLOW, VOTE AND KOMEN !!!



happy reading seng...

***

Seorang gadis cantik masih terlelap dibalik selimutnya. Padahal terik matahari sudah mengintip dari balik jendela. Bulu mata lentiknya sedikit bergerak sesuai dengan bertambahnya terik matahari yang masuk kedalam kamar itu. Gadis itu menggeliat, sedikit membuka matanya untuk menormalkan penglihatannya. Mengucapkan matanya dengan punggung tangan, bangun, menyenderkan punggungnya dikepala ranjang. Alice menatap jam yang ada di meja nakas, sudah pukul setengah depalan. Tumben sekali bundanya tidak mengomel.

Setelah selesai mengumpulkan nyawa, Alice turun dari kasur bernist untuk segera mencuci muka. Dia tidak berniat mandi sekarang, mungkin nanti. Setelah selesai menggosok gigi dan membasuh muka di kamar mandi, dia keluar, tetap dengan piyamanya yang dia pakai semalam.

Sebelum keluar dia mengambil ponselnya yang berada diatas nakas. Sesampainya dilan tpi bawah Alice mengernyitkan keningnya. Tumben sekali ayahnya berada dirumah? Biasanya meski hari weekend ayahnya tetap sibuk dengan kantornya. Kecuali bunda, yang setiap weekend akan tetap dirumah, Ririn hanya dua kali dalam seminggu pergi ke bakery. Itu pun hanya untuk melihat-lihat.

Alice berjalan menuju kedua orang tuanya yang tengah berada diruang keluarga, mereka berdua sedang menonton tv dengan beberapa camilan sehat yang diletakkan dimeja.

"Ayah tumben gak ke kantor?" Tanya nya setelah mendudukkan bokongnya.

"Ayah lagi males"

"Ih bisa-bisanya. Malesan deh"

"Biarin wle"

Alice mencibir saat diledek oleh sang ayah. Dia mengambil camilan yang ada diatas meja, lalu ikut bergabung untuk menonton tv. Ck, membosankan sekali. Mereka hanya menonton berita saja?

"Ubah deh bun siarannya. Masa liat berita terus, itu loh kayaknya sikembar udah tayang deh"

"Kayak anak kecil aja liat gituan. Mending kamu liat ini biar kamu tau gimana kejamnya dunia luar. Liat tuh, masa masih dibawah umur udah ngelakuin hal-hal yang gak baik" Omelnya sambil menunjuk tv yang ada didepan. Alice mendengus kesal.

"Udah gak usah berantem terus. Bunda sama anak sama saja, sama-sama tidak mau mengalah" Ujar Bara menengahi. Selalu saja seperti ini, kedua wanita kesayangannya ini akan selalu berdebat meski hal yang mereka debatkan tidak penting.
"Kamu gak ada acara hari ini sayang? Quality time sama temen-temen kamu misalnya?" Lanjutnya menanyakan pada Alice.

Alice menggeleng "Gak ada Ayah".

"Mau ikut ayah sama bunda?"

"Kemana?"

"Kerumah om John dan tante Tasya" Mendengar itu Alice langsung menggeleng. Tidak, jika dia ikut kedua orang tuanya maka sudah dipastikan jika dia akan bertemu dengan Samuel. Dia masih tidak mau bertemu dengannya. Dia juga masih bingung dengan dirinya jadi dia masih belum siap untuk sekedar bertegur sapa dengan Samuel.

"Yaudah kalau memang Elli tidak mau. Ayah dan Bunda kesana nanti siang. Kalau Elli ingin tetap dirumah tidak apa-apa. Dan kalaupun Elli mau pergi bersama temanmu juga tidak masalah, asal Elli izin pada ayah dan bunda"

"Siap" Ucapnya tegas dengan tangan hormat.

Bara dan Ririn terkekeh gemas dengan tingkah putrinya itu. Meski sudah kelas dua belas SMA, Alice masih tetap berperilaku seperti anak kecil, dan tentu saja kedua orang tuanya akan sangat bahagia jika putrinya seperti itu. Alice sangat beruntung dan bahagia bisa memiliki keluarga yang sangat menyayangi nya.

SAMUEL WIRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang