Vriryn
Sambaran petir yang menggelegar seolah pecah membelah langit di atas sana. Kilatan-kilatan cahaya berpendar tajam hingga ke dalam gelap lautan. Hewan-hewan kecil yang sedang berenang-renang kini dengan cepat kembali berlindung pada karang tempat mereka tinggal. Menantikan badai besar yang sepertinya akan terjadi sebentar lagi.
Arus lautan yang tenang, semakin lama berubah semakin deras. Menarik siapapun yang nekat menerjang ke dalam gulungan-gulungan seperti puluhan hula hoop tengah berputar bersamaan. Nasib malang dialami oleh mereka yang berenang lambat, menjadi sasaran empuk sang badai. Begitupun mereka yang 'teritorial', adalah hewan-hewan laut yang tidak akan berenang menyelamatkan diri, melainkan bersembunyi pada daerah teritori mereka, seperti terumbu karang.
Tak berbeda dengan makhluk-makhluk lautan lain, warga Vriryn kini berenang panik, sebisa mungkin untuk masuk ke dalam gerbang kasat mata yang melindungi mereka dari badai. Gerbang tersebut terbentang sekitar lima puluh kilometer dari pintu terdepan istana.
Storm bending berbentuk seperti gelembung tipis bening yang sekilas tak nampak, namun sangat kuat. Melingkar melindungi istana dari daerah sekitarnya dari badai yang dapat menimbulkan kematian rakyat Vriryn. Storm bending adalah sebuah sistem keamanan yang hanya bisa diaktifkan melalui tongkat sang Raja, atau lebih mudahnya hanya Raja yang bisa memutuskan kapan storm bending dibutuhkan.
Suara pekikan panik dan peringatan akan badai bergaung memenuhi sekitar istana. Warga lautan tentu mengetahui siapa penyebab dari badai ini. Hanya sang Raja, dan Putra Mahkota yang mampu menimbulkan bencana besar akibat dari amarah mereka.
Bila manusia mengira mustahil seorang Raja lautan membuat badai yang dahsyat, mereka salah. Sepertinya, sebuah anugerah menjadi hadiah bagi dia yang bersedia 'menjaga' lautan seumur hidup.
Seperti saat ini, tampaknya ada hal yang membuat salah satu dari keduanya marah besar.
Dan dapat dipastikan, kemarahan ini bukan berasal dari sang Putra Mahkota. Karena siren berekor biru itu juga tengah berenang panik kembali ke Vriryn.
Nunew yakin, ayahnya tengah menghadapi sesuatu yang besar sampai kemarahannya tak dapat lagi dibendung. Tidak biasanya badai seperti ini terjadi. Sungguh, sang putra mahkota bisa merasakan, bencana kali ini tidak main-main. Raja lautan, benar-benar murka.
"Selamatkan nyawa kalian!" pekik Nunew ketika melewati segerombolan ikan Haring yang kini berpencar memberi jalan untuk sang pangeran. Cicitan dari ikan-ikan tersebut kemudian terdengar, memutuskan untuk mengikuti Nunew yang melesat cepat di tengah lautan.
Sungguh bodoh, seharusnya ia tidak berkeliaran di darat pada pukul seperti ini. Karena King Kaelith akan selalu mecari keberadaan putra kebanggaannya tersebut. Entah untuk membantu beberapa tugas kerajaan, atau sekedar berbincang.
Tiba-tiba sebuah bayangan berkelebat di kepala bersurai biru milik pangeran Vriryn. Bisa saja, sang ayah murka akibat dirinya. Oh, Nunew tidak bisa membayangkan jika itu memang sebab dari perbuatannya!
Waktu berlalu, semakin kencang hembusan angin di atas sana, semakin banyak pula gulungan air yang tercipta di bawah air, seperti degupan jantung Nunew yang juga menjadi lebih cepat tiap detiknya.
Sang Putra Mahkota harus beberapa kali menghindari gulungan tersebut agar tidak celaka. Beberapa kali, ia berenang melewati mereka yang berenang lambat. Berusaha menahan hati yang berteriak melihat rakyatnya dalam bahaya. Sungguh, ia berharap dapat menyelamatkan ikan-ikan kecil yang sudah terperangkap di putaran tersebut. Namun, Nunew sadar nyawanya juga penting untuk saat ini.
Nunew menggigit bibir bawahnya pelan ketika istana sudah beberapa meter di hadapannya. Dengan sekuat tenaga, siren bersisik biru itu menggerakkan ekornya untuk bergerak lebih cepat. Sedikit lagi, sungguh!
KAMU SEDANG MEMBACA
ECHOLUST
FantasyTidak peduli seberapa dalam rasa cinta mereka, jika semesta memutuskan bahwa kebersamaan adalah mimpi yang mustahil, maka selamanya mereka akan terpisah oleh deburan ombak terakhir yang menyapu pesisir. Payau air laut dan kilauan pasir menjadi batas...