Vriryn
"Newyn.."
Suara berat itu mengalun pelan, kesedihan terdengar jelas disana saat sepasang mata sang pemilik menatap pada sosok siren mungil yang kini tengah merangkul tubuhnya sendiri seperti bola.
Bola kecil yang menyedihkan.
Sosok itu diam tak bergerak. Bergelung semakin dalam, menyembunyikan tubuh di balik ekor biru mengkilat. Matanya terpejam, bekas linangan air mata dalam sebentuk butiran hitam tersebar di sekitar.
Mengenaskan, adalah satu kata yang amat pas menggambarkan si Biru kala itu. Bahkan di mata sang ayah yang menjadi akibat dari terpuruknya sang putra. Ia tahu, kesalahan ada di pihaknya. Namun, sebagai seorang ayah, Kaelith merasa bertanggung jawab atas satu-satunya putra yang masih ia miliki.
Ia sudah gagal dengan melepaskan Mervinowyn begitu saja, dan mengulang semua itu kedua kali adalah yang terakhir kali diinginkan sang penguasa lautan.
Memang, Thomas bukanlah seorang bangsawan yang memiliki kekuatan mematikan seperti dirinya, atau bahkan Newyn. Bagi beberapa raja, menikahkan putra mahkota dengan mereka yang berasal dari kalangan 'biasa' bukanlah hal yang patut dibanggakan. Bahkan mungkin memalukan.
King Kaelith berbeda. Yang ia pikirkan adalah bagaimana Newyn dapat hidup dengan baik dan aman. Baginya, sang bungsu adalah hal terindah yang pernah terjadi setelah semua yang dilalui Kaelith di masa lalu. Memiliki Mervinowyn memang membuatnya bahagia, namun ketika Newyn lahir rasa cinta itu tumbuh tepat saat mata biru sang Raja mendarat pada sepasang manik biru mungil lain yang berada di gendongan.
Newyn adalah kebanggaannya.
Mungkin orang akan mengira, hal ini tentu tak adil bagi Mervinowyn. Tetapi percayalah, Kaelith memperlakukan mereka sama. Hanya, Newyn mendapat lebih banyak porsi kasih sayang dari yang seharusnya.
Hal ini tentunya menuntun sebagian dari para siren kepada sebuah kalimat 'Apakah sang Raja sudah gila? Menikahkan putra kebanggaannya dengan seorang rendahan?'
Karena memang, Thomas hanyalah seekor siren biasa. Kekuatan dan tubuh besarnya dihasilkan dari kerja keras dan kehidupan yang kejam. Ia tak memiliki 'kilauan' bak bangsawan. Ia juga tak diberkahi pengetahuan dunia yang cukup untuk mendampingi Newyn memimpin Vriryn.
Tetapi di mata sang Raja, siren perkasa itu adalah calon yang tepat untuk si mungil yang amat ia sayangi. Thomas amat pandai berkelahi, sudah pasti ia bisa melindungi Newyn dari segala bahaya. Selain itu, ia adalah siren baik hati yang bijaksana. Selalu hadir dalam pertemuan, selalu membantu sang Raja dalam kesulitan. Ya, tiada yang tidak Thomas lakukan untuk sang Raja. Siren itu, adalah yang terbaik untuk si Biru.
Tak jarang para penasihat memperingatkannya, bahwa Thomas bisa saja satu dari mereka yang berbuat baik untuk mendapatkan hati sang Raja beserta tahta sebagai bonus. Tetapi, sudah jelas King Kaelith menampik semua itu dan tetap teguh pada keputusannya. Sepertinya, keyakinan itu juga yang membutakan Newyn hingga ia terlihat amat menyedihkan saat tahu Thomas akan menjadi pasangannya.
Mungkin saat ini, si putra mahkota belum dapat melihat ketulusan yang Thomas berikan padanya. Namun, sang Raja yakin suatu ketika, putranya akan sadar dan berada di sisi yang sama dengan sang Raja.
"Newyn.. Ayah memanggilmu," ujar sang Raja sekali lagi. Berusaha menarik perhatian bungsunya.
Detik berlalu menjadi menit. Jawaban tak kunjung bersambut.
Si Biru masih tetap bergelung menyedihkan di ujung ruangan. Telinga seolah tuli bahkan ketika benda itu dapat mendengar jelas desah nafas seekor cumi yang berada di ratusan meter dari istana. Tubuhnya kaku bak patung yang tak mampu untuk sekedar menggerakkan jari. Jelas terlihat ia dengan sengaja mengabaikan kehadiran sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECHOLUST
FantasyTidak peduli seberapa dalam rasa cinta mereka, jika semesta memutuskan bahwa kebersamaan adalah mimpi yang mustahil, maka selamanya mereka akan terpisah oleh deburan ombak terakhir yang menyapu pesisir. Payau air laut dan kilauan pasir menjadi batas...