Malam tengah menjemput ketika bos besar Zetcore Inc itu tengah bersandar nyaman di atas sofa panjang berwarna beige yang menghadap langsung ke luar jendela kaca. Badai di luar sana tengah mengudara, hujan deras membasahi setiap jengkal lahan milik Panich tanpa terkecuali.
Salah satu perubahan yang terjadi di kediaman Zeevan Alfred Panich adalah, pria itu hampir setiap hari menghabiskan waktunya di ruangan bawah tanah yang dapat langsung menatap ke dalam danau.
Sehari setelah seluruh pelayan dan penjaga mengetahui identitas Nunew yang sesungguhnya, Zee secara mendadak meminta Ms. Adelline, arsitek kepercayaan sang Chairman, untuk datang dan mengatur ulang tata letak ruangan bawah tanah, yang sebelumnya dipergunakan Nunew untuk bersantai dan berbicara dengan Belle si beluga, menjadi ruangan pribadi sang Chairman. Zee meminta ruang kerja, kamar tidur, serta kamar mandi, dan koleksi winenya dipindah ke ruangan tersebut untuk sementara.
Dua hari berturut-turut, mansion berubah menjadi sibuk. Beberapa kali mobil box datang untuk mengangkut furnitur mahal yang dipesan untuk ruangan sang Chairman, begitu pun perlengkapan-perlengkapan lain yang digunakan untuk menyulap ruangan santai luas tersebut menjadi beberapa ruangan khusus dilengkapi voice lock yang hanya bisa dibuka dan ditutup oleh Zee.
Setelah perjuangan yang dilakukan Zee selama dua hari terakhir, yakni duduk di samping danau tiap malam untuk menemani Nunew, akhirnya bos besar tersebut dapat menatap puas sang kekasih tanpa dirinya harus menjadi santapan empuk para nyamuk dan serangga menjijikkan lain.
Ditambah kini ia bisa dengan leluasa mengawasi gerak-gerik Jeff yang sepertinya hobi menempeli sang kekasih ke mana pun ia pergi.
Zee tersenyum, melihat bagaimana ekor biru sang kekasih tengah berenang-renang mengitari danau di hadapannya. Sesekali Nunew akan menoleh dan melambaikan tangan ke arah Zee.
Nunew yang dalam bentuk siren dan tengah berenang lincah merupakan sosok yang menggemaskan. Beberapa kali Nunew tampak berenang berputar-putar untuk mengejar ekornya sendiri. Atau ia tiba-tiba akan berenang melesat ke ujung danau dan dalam beberapa detik kemudian kembali berenang ke arah berlawanan dengan kecepatan yang sama.
Zee bisa melihat si Biru merindukan kehidupannya yang ini.
Kehidupan di bawah permukaan air.
Sang Chairman terkekeh pelan ketika Nunew tampak memeluk Belle si paus beluga, sembari berenang berputar-putar. Tawa riang menghiasi paras manis sang pangeran. Menarik Zee untuk berdiri dan mendekat ke arah kaca.
Tangan kokoh itu tampak memutar-mutar gelas kristal berisi vodka sebelum menyesapnya perlahan. Kedua manik gelapnya masih mengikuti ke mana pun Nunew bergerak tanpa luput. Tentunya, lama kelamaan hal tersebut disadari oleh si Biru.
Melihat kekasih tampannya berada di dekat kaca, Nunew perlahan melepaskan pelukannya pada Belle dan berenang menghampiri Zee. Kedua tangan sang siren terulur. Menempel pada kaca sembari wajahnya mendekat.
Zee terpesona untuk kesekian juta kali.
Melihat bagaimana mata biru tersebut bersinar dalam remang danau, bagaimana rambut lembut birunya berkibar mengikuti arus air, dan bagaimana bibir bak pualam tersebut tengah tersenyum ke arah sang Chairman.
Perlahan Zee meletakkan gelasnya, kemudian kedua tangan berotot tersebut terulur untuk menempelkan telapak pada tempat yang sama dimana kini telapak Nunew tengah menempel di sisi lain.
Kening keduanya beradu.
Meski tiada kehangatan kulit terasa karena dinding kaca tebal menjadi penghalang mereka, namun degupan jantung di dalam sana tiada dapat terbendung.
Kelopak Zee memejam. Diikuti ungkapan cinta yang tak akan pernah lelah ia ucapkan.
"Aku mencintaimu, Newyn. Amat sangat," bisik Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECHOLUST
FantasyTidak peduli seberapa dalam rasa cinta mereka, jika semesta memutuskan bahwa kebersamaan adalah mimpi yang mustahil, maka selamanya mereka akan terpisah oleh deburan ombak terakhir yang menyapu pesisir. Payau air laut dan kilauan pasir menjadi batas...