30 | Tragedy

421 50 84
                                    

Fifth Avenue, Midtown Manhattan terlihat penuh.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Sudah lewat bagi para pekerja untuk mengabdi pada perusahaan mereka. Namun, distrik komersial tersibuk di Amerika itu nyatanya masih sangat padat. Mobil-mobil mewah tengah berjajar, mengantri menunggu giliran mereka untuk menginjak pelataran baru pada sebuah gedung biru mewah yang menjulang tinggi ke atas langit.

The Blue Ocean Tower adalah sebutan untuk bangunan pencakar langit, yang akan segera difungsikan sebagai kantor cabang utama Zetcore Inc di Amerika Serikat. Bangunan 60 lantai itu dihiasi kaca LED berwarna biru yang akan menampilkan deburan ombak tiada henti, ide yang dicetuskan sang chairman beberapa bulan sebelum peresmian. Lampu-lampu yang mengelilingi gedung membuat bangunan itu semakin megah. Menunjukkan betapa besar kuasa Zetcore Inc di bidang bisnis.

Decak kagum dan kalimat pujian terus dielu-elukan baik oleh tamu dan media-media yang meliput. Semakin lama jam menuju ke pukul delapan, semakin padat para tamu memenuhi gedung. Menunggu kehadiran sang bintang utama yang dipastikan akan tiba ketika jam digital di bagian tengah gedung berdenting sebanyak delapan kali.

Tiada yang mengetahui, bahwa beberapa kilometer dari sana sebuah mobil hitam mengkilat tengah berjalan menembus kota, dengan sejumlah mobil polisi yang mengawal.

Zeevan Alfred Panich, si pengemudi tak henti tersenyum sembari menggenggam tangan kekasih mungilnya yang duduk di kursi penumpang.

Keduanya berdebar.

Debaran bangga dan tak sabar terus berdentum di dalam dada Zee. Malam ini adalah malam yang besar untuknya. Tak hanya membuktikan pada dunia bahwa dirinya memang 'mewakili' Zetcore Inc, ia pun tak sabar untuk pertama kali secara resmi mengenalkan Nunew sebagai miliknya. 

Saat itu ketika ulang tahunnya, Zee tak begitu memberikan banyak info mengenai siapa Nunew. Tapi malam ini, ia akan memastikan bahwa setiap mata di dunia akan tahu bahwa Nunew adalah miliknya.

Sedangkan si Biru.

Jantungnya tak kunjung tenang. Ia terus saja merasa gelisah, bahkan saat cincin itu sudah melingkari jarinya. Ini adalah pertama kalinya bagi Nunew. Memang, ia merupakan seorang bangsawan di bawah sana. Namun, tentu saja cara kerja pesta di laut dan daratan berbeda. Segalanya akan terasa asing.

Sungguh, ia takut akan mengacau dan mencoreng nama baik Zee.

Deru mesin yang biasanya bisa membantu si Biru menenangkan diri, kali ini sama sekali tak dapat berbuat banyak. Semakin lama mobil itu melaju semakin berdebar jantung sang siren.

Sampai akhirnya genggaman tangan Zee mengerat, dan ia mengecup sekilas tangan si Biru.

"Kita sampai," gumamnya yakin.

Nunew hanya mampu mengangguk dan melihat ke depan. 

Dimana ratusan orang tengah menanti mereka diiringi hujan lampu blitz para media.

Para pria berseragam security, polisi, dan bodyguard berjas hitam yang berjejer dari gerbang utama gedung hingga lobby gedung serentak berdiri tegak dan mengangkat tangan melakukan gerakan hormat.

Menyambut mobil Mercedes-Benz Maybach Exelero dengan plat PANICH-1092 yang bergerak perlahan menuju lobby utama.

Semakin dekat mobil, semakin deras hujan blitz terjadi. Para tamu yang tadinya bergerombol di depan pintu masuk kini mulai merangsek minggir, memberi jalan bagi sang chairman untuk melewati red carpet bersama sang kekasih.

Suasana sekitar seketika hening, semua menantikan bagaimana penampilan Chairman muda Zetcore Inc yang ketampanannya sudah tersebar luas di kalangan para pebisnis. Dan tentu saja, sosok kekasih yang beberapa dari mereka sudah menyaksikan sendiri kecantikannya.

ECHOLUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang