Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔
Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️.
Jika kalian punya mental lemah, gua mohon jangan baca cerita ini ⚠️.
[⚠️🔞WARNING : Kata-kata kasar...
Setelah membaca, Jangan lupa Vote Bintang dan Komentar!
Terdapat adegan sensitif/ Trigger utk anak di bawah umur 18 thn🔞 jangan dibaca episode ini. ⚠️
Wajib Follow Akun Wattpad gua ya.
Episode 54 akan update tergantung apresiasi vote bintang, komentar, dan follow akun wattpad gua ya.
*** Mereka berdua pun sampai di rumah saat malam hari, mereka berdua merasa lelah saat ini dan langsung istirahat.
Pada tengah malam, handphone Deon berdering membuat tidur Leon terganggu, Leon pun mengambil Iphone Deon di nakas meja. Leon mengguncang bahu Deon untuk membangunkannya.
"Sayang bangun. Ada telpon. "
Perlahan mata Deon terbuka, dengan raut wajah yang mengantuk, dia mengambil kacamata, dia melihat nomor tertera dan itu nomor dari petugas RSJ Leon. Dia pun mengangkat panggilan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mata Deon terbelalak lebar, dia menjatuhkan handphonenya, bahu Deon bergetar, perlahan air matanya turun. Deon menutup mulutnya. Leon terkejut melihat Deon menangis.
"Sayang, kamu kenapa? " tanya Leon khawatir.
"I-ibu meninggal barusan karena serangan jantung. Aku gak punya keluarga lagi, Leon. Ayahku yang bajingan menikah dengan wanita lain, tanteku menghilang entah kemana, Ibuku meninggal. Aku sudah menjauhi sahabatku demi kamu. Aku sendirian Leon. "
"Deon, aku disini. Kamu gak sendiri. Jangan bersedih ya. Kamu jangan bilang hal seperti itu lagi ya. " ucap Leon parau.
Deon membalas pelukan Leon dengan erat. "Makasih Leon."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tanpa Deon sadari, Leon menyeringai lebar.
"2 peganggu sudah pergi. " ucap Leon senang dalam hati.
FLASHBACK.
"Ibu, aku mau ketemu sama psikiater dulu ya. Soalnya aku mau bahas soal perkembangan kesehatan mental Ibu." ucap Deon.
"Iya nak. "
Pintu kamar pun tertutup tersisa Leon dan Ibu Deon, Leon pun bangkit dari sofa dan duduk di sebelah Ibu Deon.
