Setelah membaca, Jangan lupa Vote Bintang dan Komentar!
Episode ini berisi adegan sensitif ⚠️🔞, untuk anak di bawah umur 18 thn, jangan membaca
Wajib Follow Akun Wattpad gua ya.
Episode 62 akan update tergantung apresiasi vote bintang, komentar, dan follow akun wattpad gua ya.
1 Episode lagi akan tamat, gua minta vote bintangnya 150 di atas dan 100 komentar pd episode ini. Dan yg blm beri vote bintang pd episode sebelumnya, beri vote ya. Gua mau ada peningkatan utk episode sbelumnya.
***
FLASHBACKDi kamar yang bernuansa biru laut, ada anak berumur 10 tahun berteriak kesakitan. Kakinya perlahan mengeluarkan darah karena Ayahnya mencambuk kakinya ikat pinggang.
"Ayah....Ampun....Maafkan Leon, Ayah. " mohon Leon parau. Dia menangis agar Ayahnya menghentikan cambukannya. Rasanya sakit saat Ayah mencambuk kakinya.
"DASAR ANAK BODOH!!! KENAPA KAMU HANYA MENDAPAT NILAI 70?! KAMU TAU AYAH PUNYA PERUSAHAAN BERGENGSI DI NEGERI INI. MAU TARUH DIMANA MUKA AYAH JIKA PUNYA ANAK SEBODOH KAMU. DASAR ANAK GAK BERGUNA. " teriak Ayah Leon Murka.
"Maafkan Leon, Ayah. " mohon Leon sambil menangis.
Ayah Leon menghentikan cambukannya, dia menyeret Leon ke kamar mandi dan menguncinya.
"Kamu gak usah makan hari ini. Anggap saja ini refleksi diri buat kamu. " ucap Ayah Leon dingin.
Leon terduduk di kloset toilet, dia menangis dan meratapi nasibnya. Meskipun dia lahir di keluarga kaya raya tapi dia gak bahagia. Sejak umur 5 tahun, Ayahnya menyiksanya secara mental dan fisiknya agar Leon menjadi anak yang sempurna baik akademis dan non akademis. Ibunya sama sekali gak membantu dan malah mendukung perbuatan Ayahnya.
Jika Leon melakukan sesuatu hal yang menurut Ayahnya gak sempurna, maka Ayahnya menyiksanya, mengurungnya di kamar mandi dan tidak memberinya makan seharian untuk refleksi diri.
Leon mengambil silet yang dia taruh di wastafel, dia menggores di pergelangan tangannya, perlahan pergelangan tangannya mengeluarkan darah. Sudah setahun Leon melakukan ini, saat dia melakukan ini membuat pikirannya menjadi rileks dan tenang.
Karena aksi Leon, Leon suka memakai pakaian lengan panjang untuk menutupi lukanya. Leon ikhlas jika kedua orang tuanya melakukan ini padanya asalkan kedua orang tuanya gak meninggalkannya karena dia gak suka sendirian. Leon berpikir kedua orang tuanya melakukan ini untuk masa depan yang terbaik buat dirinya.
***
Leon pun sudah kelas 6 SD, Saat ini jam pulang sekolah, Leon gak mau pulang ke rumah saat ini, dia pergi ke halaman belakang sekolah yang sepi. Dia melihat ada kucing yang terluka, Leon mencoba menyentuhnya tapi dia dicakar dan kulitnya menjadi gatal kemerahan saat menyentuh bulu kucing itu.Leon menatap kucing itu dengan pandangan marah dan nafasnya memburu. Leon mengambil silet yang sering dia bawa, kemudian dia menusukkannya ke kucing itu secara berkali-kali sampai kucing itu mati. Cipratan darah kucing mengenai wajahnya tapi Leon gak memperdulikannya.
Setelah melihat kucing itu mati, bukannya bersedih tapi Leon tersenyum lebar. Dia mendapatkan ketenangan dirinya setelah membunuh kucing itu.
"Akhirnya aku mendapatkan cara agar diriku rileks dan tenang tanpa menyakiti diriku sendiri."
Supir Leon mencari Leon, karena tuan mudanya belum pulang. Dia terkejut melihat Leon berlumuran darah dengan senyuman lebar di wajahnya.
Supir Leon juga melihat kucing yang tewas di halaman belakang sekolah, dia menduga Leon sudah membunuh kucing itu.
Supir Leon memberitau kejadian itu pada kedua orang tuanya namun kedua orang tuanya gak perduli, semenjak Leon mendapatkan kesenangan membunuh hewan, dia sering mendapatkan nilai sempurna baik akademis dan non akademis. Makanya Ayahnya dan Ibunya gak memperdulikan kebiasaan Leon yang suka membunuh hewan.
***
BERSAMBUNGRabu, 04 September 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
{BL, Dark Romance} Stalker × Psychopath🔞⚠️END✅️
RomanceWarning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. Jika kalian punya mental lemah, gua mohon jangan baca cerita ini ⚠️. [⚠️🔞WARNING : Kata-kata kasar...