Sebelum membaca, Jangan lupa Vote Bintang dan Komentar!
Terima kasih byk atas effortnya dan follow gua.🙏😋
Episode 37 akan diupdate jika semua episode, dari episode 1 sampai episode 35 bertambah vote bintangnya.
Pokoknya wajib vote bintang utk semua episode !!! Bagi yang merasa belum beri vote bintang
Episode 29 sampai episode 36 harus 400 vote bintang
Episode 36 : vote bintang 300+ 200 komentar
Jangan silent reader ya!!! Kalau target blm tercapai siap2 nunggu lama hehe😁.
Kalau belum terpenuhi ya tunggu jika gua merasa vote bintang semua episodenya banyak🙏😋.
Jangan silent reader !!!! Kalau votenya dan komentarnya dikit, gua malas update rajin.
Pokoknya vote bintang dan komentarnya harus banyak !!!
WAJIB FOLLOW AKUN WATTPADD GUA!! OTW 14 RB 🙏😋
***
Pada akhirnya Leon pun menerima uang tunai Deon, setelah adegan kejar- kejaran dan Deon memohon-mohon pada Leon agar dia bisa membayarnya.
Beberapa waktu kemudian, mereka berdua sampai di rumah Leon.Deon terpaku melihat rumah Leon yang terkesan sangat mewah baginya. Leon pun memarkirkan mobilnya di garasi yang terletak di ruang bawah tanah.
Selesai memarkirkan, Deon dan Leon melepaskan sabuk pengaman dan keluar dari mobil.Mereka berdua pun berjalan menuju lift, sesampai di lift, mereka berdua memasuki lift yang berada disudut kanan ruang parkir tersebut, lalu menekan tombol angka 1 dan perlahan lift bergerak menuju ke lantai satu rumahnya karena orang tua Leon berada di lantai satu.
Saat berada di dalam lift, bulir-bulir keringat keluar di dahi Deon, perlahan badannya mengeluarkan keringat. Ada perasaan cemas yang muncul pada diri Deon. Deon merasakan tangannya digenggam. Dia menoleh ternya Leon mengenggam tangannya dengan erat.
“Tenang saja kedua orang tuaku akan menerima kamu kok. “ ucap Leon sambil tersenyum hangat menatap Deon.
Rasanya hangat dan menenangkan saat Leon mengucapkan hal itu sambil dia mengenggam tangannya.
“Baiklah. “
TING
Mereka berdua pun sampai ke lantai 1. Deon melihat kedua orang tua Leon sudah menunggunya diruang keluarga lantai satu, duduk di sofa bagian tengah yang tepat berhadapan dengan pintu lift.
Kedua orang tua Leon langsung bangkit berdiri dan berjalan menghampiri Leon dan Deon yang baru saja keluar dari pintu lift tersebut.
Deon melihat Ayah Leon, wajah pria paruh baya yang masih tampak tampan dan tinggi dengan balutan pakaian casual.
Di sebelahnya Ibu Leon, wajah wanita paruh baya itu masih tampak cantik karena polesan kosmetik dan pakaian mahal yang dikenakannya dengan tinggi yang semampai, belum lagi perawatan wajah serta tubuhnya yang rutin dilakukan oleh Ibu Leon.
“Daddy....Mommy. “ ucap Leon semangat , Leon memeluk Ayahnya kemudian bergantian Mommynya.
“Kapan kalian sampai? “ tanya Leon dengan tatapan yang berbinar.
“Barusan nak. Oh ya Daddy bawain kamu oleh-oleh di luar negeri. Ayah sudah taruh di kamar kamu. “ jawab Ayah Leon sambil mengelus rambut cokelat Leon dengan lembut.
“Mommy masakin makanan favorit kamu, nak.” Ucap Ibu Leon menatap Leon sambil tersenyum hangat.
“Pantas saja wajah Leon sangat tampan dan badannya tinggi, ternyata kedua orang tuanya sama-sama cakep dan tinggi. Keduanya sangat cakep jika dilihat langsung. “ puji Deon dalam hati sambil menatap interaksi mereka bertiga.
“Meskipun Leon pernah cerita kedua orang tuanya keras dan membuat dia sampai bundir, tapi orang tuanya bersikap keras pada Leon, mungkin untuk masa depannya dan agar Leon bisa memimpin perusahaan keluarga di masa depan.” pikir Deon dalam hati.
Leon melepaskan pelukannya kemudian dia merangkul lengan Deon dengan manja.
“Daddy... Mommy, Ini Deon. Pacarku. “
Deon bersikap salah tingkah saat Leon memperkenalkannya sebagai pacar pada kedua orang tuanya.Deon bersikap salah tingkah saat Leon memperkenalkannya sebagai pacar pada kedua orang tuanya.
“Halo Om tante. “ ucap Deon canggung sambil menyalimi tangan kedua orang tua Leon.
“Halo nak Deon. Akhirnya kami bisa bertemu dengan kamu, nak. Leon sering menceritakan soal kamu pada kami. “ ucap Ayah Leon ramah. Deon hanya tersenyum saja, saat mendengar ucapan Ayah Leon.
"Om Tante, ini bukan apa-apa, mohon diterima ya. " ucap Deon sambil memberikan bingkisan buah strawberry yang mereka berdua beli.
"Terima kasih banyak nak. Kami berdua dan anak saya suka buah ini. " ucap Ibu Leon sambil menerima bingkisan itu.
“Nak Deon, mau minum apa? “ tawar Ibu Deon ramah.
“Gak usah repot-repot tante. “ balas Deon.
Ibu Deon memanggil pelayan, agar menyiapkan minuman dan kue untuk Deon sambil memberikan bingkisan Deon kepada pelayan itu.
Tidak berapa lama pelayan pun menyajikan minuman, kue, buah strawberry untuk mereka berempat yang sedang duduk di ruang tamu.
“Sudah berapa lama kalian berpacaran? “ tanya Ayah Leon sambil membuka pembicaraan duluan.
“Kami baru aja jadian om. “ jawab Deon.
“Selama kalian berpacaran, hubungan kalian baik-baik saja kan? “ tanya Ayah Leon pada Deon dengan tatapan yang sulit diartikan bagi Deon.
“Baik aja om. “ jawab Deon berbohong. Deon gak mungkin berkata jujur pada Ayah Leon.
Takutnya Ayah Leon memiliki persepsi negatif soal hubungan mereka berdua.
Masih sehari jadian tapi mereka sudah banyak bertengkar dan mereka berdua hampir mati saat dalam perjalanan ke mall.Mendengar jawaban Deon, Ayah Leon menganggukkan kepalanya. “Baiklah. “ ucapnya, kemudian meminum kopi yang disajikan oleh pelayan.
“Nak Deon, kamu ingin tau gak? Kalau anak saya, sudah lama punya perasaan sama kamu.” goda Ibu Leon pada anaknya.
“Mommy, jangan bicara gitu. Leon malu, Mom.” Ucap Leon malu dengan muka yang bersemu merah malu. Kedua orang tua Leon tertawa melihat reaksi malu Leon, melihat mereka bertiga, Deon ikut tersenyum melihat hubungan orang tua Leon dan Leon yang begitu hangat.
“Seandainya kedua orang tuaku bersikap seperti mereka. “ batin Deon.
“Dad, Mom, Leon mau ke kamar dulu ya. Leon merasa gerah dan ingin mandi. Deon, aku tinggal dulu ya. “ ucap Leon, kemudian dia bangkit dari sofa yang dia duduki.
“Iya Nak.” balas kedua orang tua Leon.
“Baiklah. “ balas Deon.
“Leon, kenapa kamu meninggalkanku sendiri dengan kedua orang tua kamu? “ batin Deon dengan raut wajah yang cemas.
Wajah ramah Ayah dan Ibu Leon menghilang seketika saat Leon pergi, wajah kedua orang tua Leon yang awalnya ramah berubah menjadi datar, dingin, dan tajam.
“Sudah cukup basa basinya. Saya sudah tau rahasia nak Deon. Kamu adalah penguntit anak saya. Betul gak? Jawab saya dengan jujur! “ tanya Ayah Leon dengan pandangan intimidasi dan nada yang penuh penekanan.
Mata Deon terbelalak lebar mendengar ucapan Ayah Leon. Dia sangat terkejut mendengar ucapan Ayah Leon.
***
BERSAMBUNG
Sabtu, 25 Mei 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
{BL, Dark Romance} Stalker × Psychopath🔞⚠️END✅️
RomansWarning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. Jika kalian punya mental lemah, gua mohon jangan baca cerita ini ⚠️. [⚠️🔞WARNING : Kata-kata kasar...