Setelah membaca, Jangan lupa Vote Bintang dan Komentar!
Episode 51 akan update tergantung apresiasi vote bintang, komentar, dan follow akun wattpad gua ya.
***
“Kamu sarapan dan bersiaplah. Aku tunggu di bawah. Pakaianmu sudah aku siapkan. “Deon pun menuruti ucapan Leon, dia sarapan pagi sampai makanan itu kandas di piring, mandi, dan berpakaian. Dia melihat pakaian dan celana yang dia kenakan sangat mahal dari branded yang terkenal.
Jujur Deon merasa gak nyaman karena memakai pakaian branded milik Leon. Dia lebih menyukai pakaian miliknya sendiri yang sederhana daripada pakaian branded milik Leon.
Di lantai bawah Deon melihat Leon sedang duduk di sofa, dia menghisap rokok, tangan satunya memegang Ipad Pro 11 miliknya. Deon melihat ke segala arah, dia melihat rumah ini terasa sepi hanya ada pelayan, pembantu, dan pria berjas hitam. Dia gak melihat orang tua Leon sama sekali. Deon pun duduk di sebelah Leon.
“Leon, kemana orang tuamu? “ tanya Deon penasaran. Leon melihat Deon sekilas kemudian dia fokus ke Ipadnya.
“Mereka pergi. “ balas Leon singkat. Dia malas meladeni pertanyaan Deon, karena dia fokus mengerjakan tugas yang disuruh Ayahnya.
Meskipun Leon masih SMA, dia bisa membantu tugas kecil perusahaan Ayahnya dengan kepintarannya.
Deon terkejut. “ Tapi mereka baru sampai dan ketemu kamu. “ ucap Deon bingung.
“Mereka berdua banyak pekerjaan disana. “
“Kamu pasti kesepian ya. “
Leon berhenti menghisap rokoknya, dia sudah gak menatap Ipadnya tapi menatap Deon.
“Aku kesepian? Kesepian kenapa? “
“Meskipun kamu mempunyai banyak harta dan orang di sekelilingmu tapi kamu berjauhan dengan orang tua kamu. Jadi aku merasa kamu kesepian. “
Leon terpaku, perlahan bahu Leon bergetar, dia tertawa. “Deon, ucapanmu lucu sekali. “
“Eh?”
“Aku gak kesepian karena aku sudah punya kamu. “
“Tapi itu rasanya berbeda jika bersama kekasih dan orang tua. “
“Meskipun orang tuaku ada dan memberikanku perhatian dan kasih sayang tapi itu hanya sekedar menebus rasa bersalah mereka. Itu membuatku jijik dan muak. “ gumam Leon pelan dengan raut wajah marahnya.
“Eh? “
Leon mematikan rokoknya ke asbak.
“Lupakan saja ucapanku. Ayo kita pergi ke apartemenmu. “
“Iya. “
“Apa aku salah dengar? “ batin Deon dalam hati bertanya-tanya.
***
Sesampai di apartemen, Leon menyuruh Deon hanya membawa peralatan buku sekolahnya, barang yang dia kumpulkan selama menguntit Leon sudah dibawa pria berjas hitam. Pakaian dan hal lainnya, Leon menyuruh Deon gak usah membawa karena dia sudah menyiapkan ucapannya. Deon hanya menuruti ucapan Leon.Tidak terasa waktu sudah berjalan sebulan. Sudah sebulan Deon sudah pacaran dengan Leon dan Deon tinggal di rumah Leon. Selama pacaran dengan Leon, hubungan mereka berdua baik-baik saja. Tidak ada pertengkaran sama sekali karena Deon menuruti semua ucapan Leon. Dia gak membantah ucapan Leon sama sekali.
Deon merasakan penampilan dan kepribadiannya berubah. Dia sudah gak memakai kacamata lagi karena Leon menyuruhnya gak memakai kacamata, sehingga dia memakai lensa kontak.
Deon pun juga diberikan semua kemewahan dari Leon baik pakaian, uang, black card, mobil, dan hal lainnya. Di lubuk hati Deon yang terdalam dia sangat gak nyaman atas kemewahan yang Leon berikan padanya, dia merasa kalau dirinya seperti boneka tapi Deon mencoba mengabaikan pikirannya itu.
Selama sebulan ini Deon menjauhi Aldi, Leon menyuruhnya Deon berinteraksi dengan teman-temannya. Deon memasang topeng baik senyum dan tertawa jika dia berinteraksi dengan teman-teman Leon. Bahkan nomor Aldi sudah diblokir oleh Leon. Siswa-siswi di sekolah itu segan pada Deon karena Deon berteman dekat dengan Leon dan mereka melihat barang branded pada diri Deon.
Saat ini Deon hanya tertawa menanggapi percakapan teman-teman Leon. Jujur dia sama sekali gak perduli percakapan mereka karena percakapan mereka selalu membahas soal kemewahan. Deon muak akan hal itu. Dia kangen berbicara sama sahabatnya Aldi, mereka berbicara hal random dan kesederhanaan.
“Deon?! “
Mata Deon terbelalak lebar ketika dia melihat Aldi menghampiri meja mereka.
“Aldi?! “ ucap Deon terkejut.
Aldi melihat penampilan Deon yang baru, dia gak memakai kacamata, terlihat ada gambar tato bumi di lehernya dengan potongan gaya rambut yang baru.
“Sudah sebulan kita gak ketemu ya, gua pangling melihat penampilan lu yang baru. Lu seperti orang yang berbeda, bukan Deon yang gua kenal selama ini. “ ucap Aldi ramah pada Deon.
Deon terpaku, dia pun melirik Leon, Deon melihat raut wajah Leon yang datar kemudian dia pura-pura tersenyum menatap Aldi. “Aldi, seiring waktu manusia itu pasti akan berubah, jadi lu gak usah kaget dengan perubahan gua. “
“Begitu ya. “ balas Aldi dengan raut wajah sendu sambil memilin tangannya.
“Aldi semoga dia cepat pergi. “ batin Deon cemas dalam hati.
Leon hanya menopangkan dagu, dia menatap datar ke arah mereka berdua.
“Aldi duduklah sini. Kita makan bareng. Kebetulan ada kursi kosong di meja kami. “ ajak Leon tersenyum ramah menatap Aldi.
Raut wajah Deon terkejut mendengar ucapan Leon.
***
BERSAMBUNGKamis, 15 Agustus 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
{BL, Dark Romance} Stalker × Psychopath🔞⚠️END✅️
RomantizmWarning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. Jika kalian punya mental lemah, gua mohon jangan baca cerita ini ⚠️. [⚠️🔞WARNING : Kata-kata kasar...