40⚠️

6K 437 183
                                    

Abis membaca, Jangan lupa Vote Bintang dan Komentar!

Update episode 41 tergantung banyak effort baik vote bintang dan komentar kalian ya. Makasih banyak.

WARNING⚠️

Bagi anak yang dibawah umur 🔞, jika punya mental gak kuat, jangan dibaca karena terdapat adegan ortu melakukan kekerasan pada anak dibawah umur!!!

***
"Deon, apa lu pernah mempunyai perasaan yang sama seperti gua? " tanya Aldi sambil menatap Deon dengan intens.

Deon hanya terdiam, kemudian dia mengingat masa lalunya dan pertemuan pertama mereka berdua.

***
Flashback

Waktu itu Deon masih kelas 3 SD, dia menatap kedua orang tuanya yang adu mulut dan melempar barang, saat dia melihat Ayahnya melempar gelas ke arah Ibunya, Deon mengambil bola yang sering dia mainkan, dan dia lemparkan pada Ayahnya.

Karena Deon masih kecil, lemparan itu masih lemah tapi malah membuat Ayah Deon kesandung karena kakinya mengenai bola yang Deon lempar.
Perilaku Deon membuat emosi Ayah Deon tersulut.

Dia berjalan menghampiri Deon kecil dan memukul pipi Deon secara kuat secara berulang kali dan membenturkan dahi Deon dengan lemari kayu membuat dahi Deon berdarah.

Meskipun Ayahnya menyiksanya tapi Deon berusaha gak menangis, dia gak mau membuat Ibunya khawatir. Ibu Deon memukul badan suaminya berkali-berkali karena melihat aksi suaminya yang memukul Deon yang tergolong masih kecil.

"DASAR SUAMI BIADAP. BERANI-BERANINYA MEMUKUL ANAK SENDIRI!!! " teriak Ibu Deon. Ayah Deon menghentikan aksinya, dia melihat pipi Deon yang memerah dan dahi yang berdarah. Deon menatap Ayahnya dengan tatapan tajam.

"Dasar bangsat kalian berdua. Istri dan anak yang sama-sama gak berguna !!! " ucap Ayah Deon, kemudian dia pun pergi sambil membanting pintu.

Ibu Deon menghampiri Deon kemudian memeluknya. Dia menangis terisak-isak.

"Maafin Ibu ya nak. "

"Ibu gak salah. Ayah yang salah. Ayah jahat sama kita berdua. Ibu jangan menangis. " ucap Deon sambil membalas pelukan Ibunya dengan tangan kecilnya.

Ibu Deon melepas pelukannya dan menyeka air matanya. Dia pun tersenyum.

"Iya nak. Bentar ya Ibu obatin luka kamu, nak. "

"Iya Ibu. "

Deon kecil pun duduk, kemudian Ibunya membawa es dan plester. Dia menempelkan es pada pipi Deon yang memerah, dengan telaten Ibunya mengusap kapas yang mengandung alkohol di dahi deon yang berdarah.

Setelah itu Ibunya menempelkan plester di dahi Deon dan plester gede di pipi putih Deon untuk menutupi bekas cap tangan suaminya.

"Ibu, aku mau obatin luka Ibu. " ucap Deon sambil melihat wajah Ibunya yang penuh dengan luka.

"Baiklah. "

Dengan telaten, Deon juga mengobatin luka pada wajah Ibunya sesuai intruksi yang diajarkan oleh Ibunya.

"Ibu gak masak ya, Nak. Kamu beli makan di warung ya sekalian kamu bermain. " ucap Ibu Deon sambil memberikan uang dan kamera dari hadiah pemberian Ibunya dan Ayahnya.

Deon suka sekali memotret foto, makanya dia ingin sebuah kamera.

Akhir-akhir ini Ayah Deon berubah karena dipecat dari pekerjaannya, dia sering mabuk-mabukan dan pulang larut malam.

"Ibu ikut sama Deon ya. "

"Ibu mau beresin rumah, Nak. Rumah kita berantakan. " ucap Ibu Deon sambil mengusak rambut Deon.

Deon melihat rumahnya berantakan, barang berserakan dan banyak benda pecah.

"Ibu, Deon bantu Ibu ya. " tawar Deon.

"Gak perlu nak. Ibu bisa sendiri. Pergilah. "ucap Ibu Deon sambil tersenyum.

"Iya Ibu. "

Deon pun keluar rumah dan berjalan menuju ke warung makan. Ibu Pemilik warung memasang wajah sedih ketika melihat wajah Deon yang penuh dengan plester. Dia biasa melihat Deon kecil pergi ke warungnya dengan wajah dan badan yang penuh dengan plester.

Ketika pertama kali bertemu, pemilik warung melihat plester yang berada di tubuh Deon, saat dia bertanya, Dengan polos dan santai, Deon menjawab kalau dia dipukul Ayahnya, makanya tubuhnya penuh dengan plester. Pemilik warung prihatin atas nasib Deon yang masih kecil tapi menerima perlakuan seperti ini oleh Ayah kandungnya sendiri.

"Makanan dan minumannya kayak biasa kan nak Deon? "

"Iya Bu. " ucap Deon.

Dengan cekatan pemilik warung mengambil pesanan makanan Deon, tidak berapa lama makanan dan minuman sudah tersaji, dia memberikan pada Deon.

Kemudian Deon memakannya secara lahap, tidak membutuhkan waktu yang lama, makanan dan minuman sudah habis seketika. Saat Deon ingin membayarnya, pemilik warungnya menolak duit dari Deon dan malah memberikan bonus nasi dan lauk beserta permen cokelat pada Deon.

Meskipun Deon bersikeras menolak tapi pemilik warung ingin Deon menerima pemberiannya. Deon memeluk Ibu pemilik warung dan menyalimi tangannya.

"Makasih ya Bu. Deon pergi dulu. "

"Iya nak. Kalau lapar kesini lagi ya. "

"Iya Bu. "

Setelah dari warung Deon berjalan kesana kemari sambil memotret foto tempat yang dia lewatin. Tiba-tiba dia mendengar suara tangisan anak cowok, dia pun berjalan menuju ke arah suara itu.

Sesampai disana, Deon kecil melihat anak yang seumuran dengannya terduduk dan dia menangis sambil memegang lutut kakinya yang berdarah.

Sesampai disana, Deon kecil melihat anak yang seumuran dengannya terduduk dan dia menangis sambil memegang lutut kakinya yang berdarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa sadar Deon memotretnya karena dia merasa anak itu objek yang bagus untuk dipotret

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa sadar Deon memotretnya karena dia merasa anak itu objek yang bagus untuk dipotret. Apalagi wajah anak itu tampan dengan pipi chubby nya memerah.

***
BERSAMBUNG

Minggu, 02 Juni 2024

{BL, Dark Romance} Stalker × Psychopath🔞⚠️END✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang