Bab 67

4.2K 338 38
                                    

***

Helena segera ditangani oleh dokter, sedangkan Jason kini menunggu diluar ruangan dengan penuh rasa cemas. Pikiran-pikiran buruk terus berseliweran sejak tadi, hal yang sangat ia takutkan terus menghantui pikirannya.

Sampai tiba-tiba dr. Sonya datang membuyarkan seluruh lamunan Jason.

"Pak Jason!" Panggil dr. Sonya.

"Ah iya dokter, bagaimana kondisi istri saya?" Tanya Jason dengan nada cemas, khawatir dan penuh harap.

"Helena mengalami Hipertensi, kita harus lakukan tindakan operasi segera untuk mengeluarkan bayinya. Keadaannya sudah sangat darurat." Jelas dr. Sonya.

"Apa maksud dokter?" Jason masih mencerna segala perkataan yang dr. Sonya lontarkan.

"Dengan berat hati saya harus menyampaikan berita duka ini, maafkan saya tapi... Tapi bayinya sudah meninggal didalam kandungan."

Deg

Seperti tersambar petir dimalam hari, Jason benar-benar tak mengira jika ia akan menerima kenyataan pahit seperti ini.

"Bayinya meninggal karena kekurangan oksigen akibat Hipertensi yang dialami oleh ibunya. Kita harus melakukan tindakan operasi segera untuk menyelamatkan ibunya, anda harus segera menandatangani surat persetujuan sekarang juga."

"Tap-"

"Tidak ada banyak waktu."

"Baiklah."

Jason akhirnya mengikuti dr. Sonya menuju ruang administrasi, ia menandatangani segela macam bentuk surat yang diberikan oleh rumah sakit untuk segera melakukan tindakan operasi Caesar.

Dengan pikiran yang masih berkecamuk dan linglung, Jason mengikuti apa saja saran dokter. Setelah dokter pergi barulah ia meluruh jatuh ke lantai.

Airmata jatuh mengalir begitu saja tanpa bisa ia cegah. Jason bukanlah pria yang cengeng, apalagi dia adalah seorang bodyguard, ia biasa menghadapi situasi apapun. Tapi jika itu menyangkut orang yang ia cintai apalagi ini adalah menyangkut seorang anak yang selama ini kehadirannya selalu ia nanti-nantikan, tentu saja Jason merasa sangat hancur.

Pria itu lantas menelungkupkan kepalanya, menangis tersedu-sedu seperti anak kecil. Berharap semoga semua ini hanyalah sekedar mimpi belaka.

Namun sayangnya, panggilan Jeremy seakan menghancurkan seluruh harapan Jason.

"Ayah!" Jeremy mendekati sang ayah yang tengah menangis. "Ada apa yah? Mama gimana? Gimana sama kondisi mama?" Tanya Jeremy sebagai beruntun.

"Mama kamu harus segera dioperasi karena..." Jason rasanya tidak sanggup menyampaikan berita duka itu pada Jeremy.

"Karena apa yah?" Tuntut Jeremy.

"Karena... Karena adik kamu sudah tidak ada." Ujar Jason dengan berat hati.

"Tidak ada? Tidak ada gimana maksud ayah?" Jeremy sebenarnya sudah mengerti maksud Jason, tapi ia ingin lebih memastikannya lagi, siapa tau ia salah dengar.

"Adik kamu sudah meninggal didalam kandungan." Ungkap Jason dengan penuh kehancuran.

Jeremy yang menerima kabar menyakitkan itupun segera memeluk ayahnya dengan erat. Ia turut hancur tentu saja, bagaimana tidak, kehadiran saudara yang ia nanti-nantikan selama ini harus Tuhan ambil sebelum waktunya.

"Mamamu mengalami Hipertensi, adikmu meninggal karena Hipertensi yang mamamu alami." Jelas Jason memberikan pengertian pada Jeremy.

Jeremy pun tak lagi bersuara, bibirnya seolah kelu, yang hanya ia bisa sekarang hanyalah memeluk sang ayah seerat mungkin untuk memberikan kekuatan.

Married The Hot Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang