Bab 40

13.3K 862 198
                                    

***

Ketika berada di dalam kamar sendirian, Jason pernah sesekali merenung soal sang istri. Ia sejatinya ingin lebih memperhatikan Helena, tapi kembali lagi, Jason sudah memilih, ia sudah memilih untuk terjun menyelamatkan perusahaan mendiang ayahnya. Maka Jason harus totalitas dalam mengerjakan segalanya.

Dulu saat masih menjadi bodyguard, kesempatan untuk bisa berdekatan dengan Helena mungkin sangat banyak, tapi sekarang, hal itu sudah tidak sama lagi.

Jason benar-benar harus profesional, mengembalikan kejayaan Darmawangsa Company seperti semula atau membiarkannya dikuasai oleh bocah tolol seperti David.

Namun Jason lupa jika apa yang ia lakukan sudah melebihi batas. Ia terlalu fokus dengan pekerjaannya. Pekerjaan benar-benar sudah membuatnya buta. Hingga ia tidak sadar jika saat ini ada hati yang sedang terluka atas segala perlakuan yang ia berikan.

"Kita ada meeting pukul satu siang pak, ini serangkaian jadwal yang sudah disusun oleh mas Romy." Salah satu asisten Jason memberikan I-Pad pada Jason untuk melihat jadwal meeting yang harus ia hadiri. Jason pun tampak heran karena tidak biasanya Romy absen seperti ini.

"Romy kemana?" Tanya Jason.

"Ada masalah dirumahnya pak."

"Masalah?"

"Iya pak, mas Romy tidak bisa meninggalkan istrinya yang sedang hamil muda, dia bilang jika istrinya tidak bisa ditinggal untuk saat ini." Jelas asisten Jason bernama Tora tersebut.

"Ck, tidak profesional sekali." Gerutu Jason.

"Ini dia menelepon saya pak, apa bapak mau bicara?" Tawar Tora sembari menyerahkan ponselnya pada Jason.

"Ya, berikan pada saya!"

"Silahkan pak."

Jason pun segera menerima ponsel milik Tora dan mengangkatnya.

'Hallo Rom ini saya jason.'

'Kebetukan sekali pak Jason, berkas yang sudah saya siapkan semuanya ada pada Tora. Mohon bapak periksa terlebih dahulu.'

'Iya. Kenapa kamu tidak masuk kantor?'

'Sebelumnya saya benar-benar minta maaf pak, saya belum izin kepada bapak, saya hanya menyampaikan izin saya kepada pak Rudy, saya sungguh kerepotan dirumah.'

'Harusnya kamu langsung izin kepada saya.'

'Saya lupa pak maafkan saya. Tadi pagi istri saya tiba-tiba saja morning sickness parah, dia sudah meminta saya untuk berangkat ke kantor, tapi saya benar-benar tidak tega meninggalkannya. Kehilangan gaji satu hari tidak masalah pak, atau jika bapak perlu, bapak bisa memotong gaji saya selama setengah bulan karena saya memang salah. Saya salah karena tidak bisa menemani bapak menghadiri meeting penting tersebut. Tapi saya benar-benar sangat mencemaskan istri saya pak, dia bahkan tidak bisa bangun dari tempat tidur.'

Mendengarkan penjelasan Romy membuat hati Jason seperti tercabut dengan keras. Ketika Helena sakit saja Jason bahkan tetap masuk kantor tanpa memikirkan kondisi istrinya.

'Saya sempat lalai karena saya pikir Nadia baik-baik saja dirumah, tapi ternyata dokter bilang istri saya stres berat karena kesepian dan itu berpengaruh pada kandungannya. Nadia bahkan sempat mengalami pendarahan tiga hari yang lalu, saat saya tiba-tiba minta izin pulang, saat itulah istri saya mengalami hal mengerikan itu. Dia sudah meminta saya untuk tidak khawatir dan menyuruh saya untuk tetap fokus bekerja, tapi demi Tuhan, saya benar-benar tidak bisa fokus pak. Saya takut istri dan anak saya kenapa-kenapa.'

'Ya sudah Rom, sebaiknya kamu jaga istri kamu sampai kondisinya membaik, apa disana tidak ada orang sama sekali yang menemaninya?'

'Ada ibu saya pak, tapi saat saya tinggal dia muntah-muntah terus, muntahnya baru bisa reda jika saya berada disampingnya. Dokter bilang itu memang bawaan bayi dan sangat wajar, ibu hamil memang lebih sensitif dan ingin terus berada didekat suaminya.'

Married The Hot Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang