Bab 13

15.3K 676 35
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jason sudah akan masuk ke dalam ruang rawat Helena, namun ia malah mendapat telepon dari Marina. Sebenarnya sudah sejak tadi Marina terus menghubungi dirinya, namun Jason terus memutus sambungan telepon tersebut.

Namun sepertinya Marina tidak pernah menyerah, alhasil Jason yang jengah pun segera mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku jaketnya.

Jason bukannya kepedean, tapi sekarang ia sudah memilih dengan siapa ia akan bersanding. Jason pun bukan tipe pria brengsek yang akan berhubungan dengan wanita mana pun setelah ia memutuskan untuk memilih satu wanita dalam hidupnya.

Jason adalah tipe pria setia yang hanya akan mencintai dan memprioritaskan satu wanita dalam hidupnya.

"Pak Jas! Ngapain kok malah disini sih pak? Bapak nggak mau masuk?" Tanya Elia tiba-tiba membuat Jason terkejut.

"Saya baru saja datang." Balas Jason membuat Elia terkadang merasa gemas karena sejak dulu Jason selalu bersikap dan bicara formal kepada siapapun.
"Apa nona sudah makan?" Tanyanya.

"Jadi begini pak, akhir-akhir ini nona sulit buat makan, bapak masak nggak tau kalau ibu hamil itu sering morning sickness dan ngidam. Makanya nona kelihatan pucat dan sering sakit karena kesulitan makan. Oh ya pak, soal yang tadi aku minta maaf ya pak, gara-gara aku bapak jadi diinterogasi sama tuan Adam dan yang lain, tapi ada untungnya juga kan pak mulut emberku ini hehe... Sekarang pak Jason jadi nggak usah malu-malu lagi kalau suka sama nona." Ujar Elia membuat Jason tiba-tiba menjadi gugup.

"Kamu jangan bicara sembarangan." Setelah mengatakan hal itu dengan nada cool, Jason pun buru-buru masuk ke dalam ruang rawat Helena.

"Eh... Pak Jas! Yeee... Pakai malu segala, dasar! Kanebo kering." Gerutu Elia dengan senyuman geli.

***

Di dalam ruang rawat, ketiganya langsung terkejut dengan kedatangan Jason.

"Saya membawakan makanan yang dipesan oleh tuan Jefry." Ujar Jason seraya menyerahkan paperbag yang ia bawa kepada Jefry.

Helena yang melihat kedatangan Jason pun langsung melepaskan pelukan Jefry karena terlalu terkejut, bahkan jantungnya kini sudah berdetak tak karuan hanya karena melihat wujud Jason didepan matanya.

Adam bisa merasakan jika sang adik kesayangan tampak gelagapan, tidak! Bukan hanya saat ini, tapi sudah sejak lama, dan ia baru menyadarinya sekarang. Sejak dulu Helena selalu gugup bila berada didekat Jason.

"Rob! Kita cari makan dulu! Kakak juga mau mengabari Melany." Ajak Adam pada Robin, Adam sebenarnya ingin memberikan kesempatan kepada Jason supaya bisa berduaan dengan Helena.

"Jef! Ayo kita pergi!" Robin memberikan kode pada Jefry berupa kedipan mata, namun sepertinya Jefry enggan meninggalkan adiknya.

"Ck, kak! Gimana aku bisa pergi? Helen sama sekali belum makan kak! Masak kakak tega mau pergi gitu aja?" Protes Jefry.

"Anak ini..." Keluh Robin sambil menatap Jefry dengan tajam, Jefry yang mengerti pun mau tak mau harus mengikuti keinginan kakak-kakaknya.

"Sayang, kamu makan ditemani Jason yah! Tadi kakak suruh Jason buat beli makanan kesukaan kamu di restoran, kali aja kamu suka dan mau makan. Jangan sampai kamu nggak makan apapun yah! Tubuh kamu udah sekurus ini, kakak bisa gila kalau kamu lebih kurus lagi." Tutur Jefry pada Helena.

"Iya kak, akan aku coba makan. Aku juga maunya makan banyak kak, tapi mau gimana lagi, kakak tau sendiri sama kondisiku." Ungkap Helena.

"Sayangku... Pokoknya kakak nggak mau lihat kamu sakit lagi Helen." Jefry pun memeluk adiknya kembali.

"Jef! Udah deh ngedramanya, kamu tuh sister complex banget deh!" Ledek Robin.

"Inget kak, Helen itu adik perempuan kita satu-satunya!" Tegas Jefry.

"Iya-iya... Udah ayo!" Ajak Robin kembali.

Jefry pun akhirnya meninggalkan Helena dengan berat hati. Demi Tuhan ia masih tidak rela melepaskan sang adik, tapi mau bagaimana lagi, Helena memang lebih baik bersama dengan Jason.

Setelah kepergian ketiga tuannya, Jason pun tampak canggung berada hanya berdua bersama sang nona.

Bukan hanya Jason, tapi Helena juga. Ia masih penasaran tentang reaksi Jason ketika mengetahui jika dirinya tengah mengandung. Apakah Jason senang? Atau malah membencinya? Jason menyesali semua kejadian ini karena hal ini membuatnya tidak bisa menikah dengan Marina?

Tapi Adam bilang, Jason hanya terpaksa menerima Marina. Bolehkah jika Helena patut bergembira jika kenyataan itu memang benar adanya?

"Hmph!"

Rasa mual yang kembali datang ketika ia makan, membuat Helena langsung membekap mulutnya. Jason yang melihat itu, tentu saja buru-buru menghampiri nonanya.

"Jangan dipaksakan kalau masih merasa mual!" Ujar Jason seraya mengambil alih tempat makanan yang Helena bawa.

Pria tampan itu lantas buru-buru mengambil teh hangat dan meminumkannya pada Helena.

Jason yang begitu lembut membuat Helena benar-benar merasa terpana.

"Entah nona percaya atau tidak, tapi biasanya jika sang ayah yang menyuapi ibunya makan, biasanya hal itu sangat efektif untuk mengurangi rasa mual. Jika nona berkenan, saya ingin menyuapi nona supaya nona bisa memakan apapun yang nona inginkan."

Mendengar hal itu keluar dari mulut Jason, tentu saja membuat Helena langsung terpaku.

Kedua mata mereka lantas saling bertatapan. Wajah tegas dan tampan yang Jason miliki selalu tak pernah membuat Helena bosan untuk memandangnya.

Bibir tipis yang jarang tersenyum itu selalu mampu membuat wanita manapun tergoda termasuk Helena.

"Kamu..." Kata-kata Helena bahkan sampai tersendat karena tangisannya, Helena menyentuh pipi Jason dengan lembut seolah memastikan jika ini semua bukan hanya sekedar ilusi semata.

"Sssttt... Nona tidak boleh menangis, nanti anak kita jadi ikut sedih."

Oh tidak, kenapa kata-kata Jason semanis ini? Helena tidak kuat mendengarnya. Ini nyata dan ini bukan mimpi.

"Jas..." Panggil Helena.

"Iya nona?"

"Jason..." Kini Helena mulai meremas kemeja Jason. Sepertinya Jason mengerti apa yang nonanya inginkan, lantas ia pun segera meletakkan makanan yang ia bawa diatas laci.
"Mau dipeluk Jas, baby... Baby yang minta." Pinta Helena dengan menjadikan sang calon bayi sebagai alasan. Wanita itu segera memalingkan wajahnya yang memerah membuat Jason rasanya gemas sekali ingin menciuminya. Tapi ia harus sadar karena saat ini belum waktunya.

"Mulai sekarang, apapun yang nona inginkan, katakan saja! Nona hanya boleh memintanya pada saya, dan tidak boleh meminta pada yang lain!" Ujar Jason seraya memeluk Helena dengan erat, membawa tubuh ringkih itu kedalam dekapan hangatnya.

Helena yang mendengar itu bukannya marah, tapi ia malah tersenyum geli karena mendengar pernyataan posesif Jason.

Helena pun mengangguk patuh seperti gadis kecil yang menurut pada ayahnya.

Demi Tuhan, mulai sekarang ia tidak akan pernah lagi melepaskan Jason apapun yang akan terjadi.



***




To be continued...






Gemesin kan? Vote n comment yang banyak yah... Besok up lagi!

Married The Hot Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang