Bagian 23 | Pergerakan Awal

99 50 5
                                        

Bagian 23 | Pergerakan Awal

"Malapetaka akan segera tiba, namun semua tampak biasa saja."

🖋🖋🖋

Rabu, 13 Desember 2023

Ujian penilaian akhir semester baru saja diselesaikan oleh Abimanyu. Dia keluar kelas dengan perasaan gelisah. Lantaran soal yang ia jawab tidak sepenuhnya ia kerjakan, dari 50 soal yang seharusnya ia selesaikan, hanya 25 soal yang benar-benar ia jawab. Sedangkan sebagian lainnya dibiarkan kosong sebab waktu sudah tidak cukup.

Ia menghela napas sebentar, kemudian segera menuju majalah dinding di lorong lantai dua. Kerumunan siswa terlihat dari jauh, beragam ekspresi terpampang jelas di wajah mereka ketika telah berhasil mengakses kode QR untuk mendapatkan nilai. Mereka tidak menghiraukan bahu yang saling bertabrakan, riuh ocehan, serta apaknya baju oleh keringat. Pemikiran mereka hanya satu, yaitu melihat hasil yang telah mereka usahakan selama beberapa menit lalu.

Abimanyu mengembuskan napas kasar, kemudian bergerak memasuki kerumunan. Kala melihat kode QR untuk kelas sepuluh, ia segera mengangkat ponselnya dan membuka aplikasi khusus untuk scan.

Alangkah terkejutnya Abimanyu saat ia melihat nilai ulangannya 90, padahal jelas sekali ia hanya mengerjakan setengah. Itu pun seharusnya tidak sepenuhnya benar.

"Abim!" panggil seseorang membuat kesadaran Abimanyu pulih segera. Dia tersenyum tipis dan melangkah keluar dari kerumunan, menghampiri lelaki yang memanggilnya tadi.

"Bang Jef, sendirian aja? Yang lain mana?" sapa Abimanyu membuat Jeffran menggeleng pelan dan mengangkat bahunya sekilas.

Batik merah kebanggaan sekolah bersanding dengan celana hitam panjang milik Jeffran, dibuat indah ketika membalut postur tubuhnya sudah tegap. Bahu Jeffran yang lebar, tinggi yang mencapai 180cm, serta wajah rupawan menambah alasan mengapa orang banyak menyukainya.

Bahkan saat upacara pengibaran bendera bulan agustus lalu, ia mengharumkan nama sekolah karena menjadi perwakilan paskibraka tingkat provinsi. Tentu saja hal tersebut pula yang membuat nama Jeffran semakin melonjak naik.

"Yang lainnya gak tahu ke mana, tadi gue dari kantin tapi mereka gak ada." Jeffran membalas ucapan Abimanyu sembari mulai berjalan.

Sang lawan bicara mengangguk paham. "Mungkin mereka digedung olahraga. Kan, biasanya kalau lagi sumpek pikiran, rata-rata mereka melampiaskannya dengan main tenis meja."

Jeffran hanya mengulas senyuman sebagai jawaban. Ia mereka pernyataan Abimanyu tidak memerlukan jawaban darinya.

"By the way, lo mau ke mana, Bang? Kalau gue rencananya mau ke perpustakaan. Sekalian mau pinjam buku bahasa inggris," tutur Abimanyu kembali membuka topik pembicaraan.

Lelaki yang masih dalam proses perawatan kesehatan itu tampak bergumam sebentar sebelum menjawab, "gue ikut lo aja. Gak tahu mau ke mana, lagian yang lainnya juga gak balas chat. Gak mungkin juga gue sendirian kayak orang gak ada teman."

"Ya, udah, ayo. Sekalian kita ngadem. Biasanya wifi di perpustakaan lebih kencang dibandingkan di kelas."

Keduanya berjalan berdampingan menuju perpustakaan utama. Di sekolah mereka, terdapat dua perpustakaan yang terbagi menjadi perpustakaan utama dan perpustakaan khusus.

JERUJI IKRAR | TAMAT & TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang