Bagian 52 | Mengorek Masa Lampau

72 11 0
                                        

Apa kabar semuanya? Saya harap semuanya baik-baik saja. Kali ini, saya ingin mengungkapkan kabar gembira untuk kalian semuanya bahwa cerita JERUJI IKRAR akan SEGERA TERBIT!!

 Kali ini, saya ingin mengungkapkan kabar gembira untuk kalian semuanya bahwa cerita JERUJI IKRAR akan SEGERA TERBIT!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siap-siap memeluk novel ini yaa, tentunya akan ada banyak gift special bagi kalian yang ikut pre-order.

Pantau di instagram @magic.mediaa__ dan @y0urnyaii_ yaaa.

Selamat membaca!

Bagian 52 | Mengorek masa lampau

"Pergantian hari, pergantian harapan."

🖋🖋🖋

Waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi, namun masih belum ada tanda-tanda para insan yang menjalankan aktivitas paginya. Mereka masih tertidur lelap di atas kasur masing-masing, mendengkur halus hingga keras, memperagakan berbagai posisi yang sekiranya membuat tubuh mereka semakin nyaman. Di tengah keheningan itu, Lukman duduk di tepi kasurnya. Baru saja ia tiba di kamarnya selepas bertemu Abimanyu dan Raffael, namun pikirannya masih belum tenang juga. Ia memperhatikan lamat-lamat seseorang yang tengah tertidur di kasur sebrang.

Wajah Lukman terbenam dalam kilas balik, sorot matanya lebih redup dibandingkan tadi. Secara perlahan, terbentang kembali tirai ingatan yang selama ini ingin ia singkirkan. Mengenai dirinya dan masa lalu kelam. Ia termangu, membiarkan dinding tipis yang selama ini ia bangun musnah seketika, menampakkan beragam memori mengerikan yang mampu membuat terombang-ambing.

Di benaknya, semua berputar bak film lama yang sudah tidak bisa ditayangkan kembali. Dirinya seakan diajak kembali menyelami kejadian satu setengah tahun lalu, awal pertama ia bertemu dengan salah seorang yang ia khianati. Seseorang dengan senyuman ramah meraih tangan Lukman dan mengajaknya berkeliling kota mengendarai kendaraan impian Lukman.

Bagi Lukman yang hanyalah seorang anak tidak diinginkan dan malah berakhir di panti asuhan, memiliki seorang teman kaya raya adalah hal luar biasa. Setiap kali ia melihat kendaraan beroda empat melintas di hadapannya, ia akan tersenyum senang dan berandai-andai jika ia menjadi salah satu pemilik dari kendaraan tersebut. Ah, jangan jauh-jauh ke pemiliknya, Lukman berharap bisa duduk santai dalam kendaraan tersebut sambil menikmati perjalanan menuju tujuan.

Selama belasan tahun hidup, tidak pernah sekalipun ia mendapatkan tawaran adopsi, sehingga impiannya untuk menjadi bagian dari keluarga kaya harus dikubur dalam-dalam. Selama itu juga, Lukman belum pernah merasakan sensasi ketika menaiki kendaraan-kendaraan menyilaukan mata itu.

Bahkan untuk naik angkot saja, Lukman tidak mampu. Ibu pengasuhnya di panti asuhan memang selalu membekali Lukman dengan uang senilai lima ribu rupiah dari ia mengemban pendidikan di sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Sayangnya Lukman selalu berpikir terlalu jauh. Dibandingkan membayar angkot dengan uang jajannya, Lukman memilih menabung uang-uang tersebut untuk berbagai kepentingan nantinya. Salah satu contohnya, semasa SD, Lukman pernah mengikuti les bahasa inggris dan les matematika yang berkamuflase sebagai jam tambahan di sekolah. Tentu saja biaya les harus dibayarkan setiap kali pertemuan, meski tidak ada paksaan untuk mengikutinya.

JERUJI IKRAR | TAMAT & TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang