Bagian 6 | Ungkapan Fantastis
"Tidak hal yang bisa ditanggung sendiri di dunia ini."
🖋🖋🖋
Abimanyu melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dingin malam sehabis hujan lebat tidak menggoyahkan keinginan dirinya kembali ke SMA Pinang Gading pada malam hari ini. Perkataan Raffael seperti mantra sihir yang mampu membangkitkan jiwa berani sekaligus memacu adrenalin dalam dirinya.
Abimanyu tentu saja tidak sendirian. Selepas berpamitan dengan teman-temannya, Galen malah mengekori Abimanyu dan berakhir mereka menjadi pengendara motor paling brutal di jalan raya ini. Alasan kepergian Abimanyu tentu tidak ia kemukakan secara gamblang, Abimanyu hanya menyebutkan jika dirinya punya urusan.
Jadi, dalam kamar inap Jeffran hanya ada Hendra, Sabili dan Surya. Sedangkan Jonathan pulang lebih dulu dari kepergian Abimanyu dan Galen, katanya Papa Jonathan mengutus sopir untuk menjemput anaknya secepat mungkin.
Gerbang megah sekolah mereka tertutup rapat, membuat Abimanyu dan Galen harus memutar arah menuju gerbang belakang yang kuncinya telah rusak akibat kenakalan para siswa laki-laki.
Dugaan Abimanyu benar adanya, gerbang belakang yang lebarnya bisa memuat dua mobil itu terbuka tanpa ada sekat apa pun. Memudahkan keduanya memasuki halaman belakang dan memarkirkan motor masing-masing dekat kolam ikan nila yang memang sedang dibudidayakan oleh anak kelas dua belas.
"Langsung ke atap sekolah, kan?" tanya Galen memastikan. Lelaki itu memakai kaos lengan pendek berwarna hitam, lalu dibalut oleh jaket biru muda milik Sabili. Celananya sebatas lutut, cukup membuat kedinginan sebab sedari rumah sakit tadi, Galen memakai sarung untuk menutupi auratnya.
Abimanyu mengangguk singkat, lantas mulai melangkah menuju ratusan anak tangga yang bisa membawanya menuju atap sekolah. Lift tidak bisa dipakai sewaktu malam hari, begitu pula dengan eskalator karena para pengurus sekolah pastinya tidak menyangka akan ada siswa-siswi berkeliaran malam hari dalam gedung sekolah.
"Kalau misalkan Raffael bohong, gimana?" tanya Galen mulai berprasangka buruk.
"Pukul aja. Lo, kan, jago bela diri. Sesekali manfaatkan untuk hal berguna kayak gini," ujar Abimanyu sedikit terengah sebab tangga yang terlalu menanjak.
Galen meliriknya sekilas lantas menggelengkan kepalanya, ia sama sekali tidak membenarkan ucapan Abimanyu supaya menyalahgunakan keahliannya.
"Parah lo! Di rumah sakit aja sok bijak, sekarang malah sesat."
Galen terkekeh usai gurauannya berhasil diterima baik oleh Abimanyu. Sang lawan bicara berhenti sejenak dan menatap Galen serius.
"Tapi gue serius nyuruh lo mukul dia misalkan ada hal yang kita sangka terjadi. Gue juga udah bawa parfum untuk nyemprot mata dia misalkan dia macam-macam!" jelas Abimanyu langsung melanjutkan langkahnya.
Galen membulatkan mulutnya seraya mengerjap beberapa kali sebelum ikut di belakang. Keheningan menerpa mereka tanpa permisi, membuat keduanya merasa sangat malas untuk bersuara kembali.
Dentuman musik mulai terdengar memenuhi rungu, sangat keras bahkan bisa membuat gendang telinga pecah seketika. Pada anak tangga terakhir, Abimanyu menarik napas dalam sebelum membuka pintu untuk memasuki area atap sekolah di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JERUJI IKRAR | TAMAT & TERBIT
Mystery / Thriller"Sang Pecandu datang." Riwayat kami akan segera tamat apabila manusia sialan itu tiba. Kegelapan kembali merenggut paksa harapan kami untuk bebas. Jalan yang telah kami tempuh dengan keringat, air mata, dan pemikiran harus berakhir seperti ini. Kam...
