Bagian 53 | Malam Panjang
"Tegakkan tekadmu, jangan biarkan hentakan ketakutan mengikat."
🖋🖋🖋
Setengah empat sore, mentari mulai meredupkan sinarnya, digulung gumpalan awan berwarna jingga-kemerahan. Angin sepoi-sepoi menerbangkan dedaunan dengan begitu anggun, menyapu ranting-ranting agar turut menimbrung pada kesejukkan suasana meneduhkan.
Belum menginjak usia enam belas tahun, namun Abimanyu sudah cukup akrab terhadap keadaan bumi. Sewaktu kecil, yang ia amati hanya cuaca hujan dan panas terik. Ia benci kalau bumi sedang hujan, apalagi sampai mengajak guntur dan petir meramaikan hentakan air ke tanah karena Abimanyu tidak ada bisa bermain keluar sehingga harus menghabiskan waktu di rumah seharian. Orang tuanya sibuk bekerja, sedangkan Ibu asuhnya hanya akan datang untuk menyiapkan sarapan lalu pergi sebelum jam sembilan.
Abimanyu tidak suka sendirian dan benci hujan. Dia hanya bisa menyelimuti diri di kamar tanpa berani menyalakan televisi sebab tahu atas risiko yang tinggi. Ia tidak berani turun ke dapur untuk mengambil camilan. Ia pun enggan mengeluarkan mainan mobil-mobilan dari dalam lemari di kamarnya, ia terlalu malas untuk membereskannya nanti.
Maka dari itu, Abimanyu menyalahkan awan-awan hitam yang tidak bisa menahan hujan agar dia bisa bermain keluar bersama teman-teman.
Kebalikannya, Abimanyu amat menyukai cuaca panas terik. Ia bisa bermain bola sepuasnya di lapangan kompleks sebelah, bertanding bersama anak-anak lainnya. Dan pada saat itulah Abimanyu menunjukkan kebolehannya dalam mengemban tugas sebagai kiper.
Selain menjadi kiper dan menghabiskan waktu bermain bola, Abimanyu suka melihat jajaran tanaman-tanaman tetangganya yang tegak menghadap ke jalan. Tidak seperti waktu hujan dimana tanaman menunduk seperti sangat menghormati jutaan tetesan air yang jatuh itu.
Ya, semasa kecil, Abimanyu hanya bisa mengingat kondisi bumi antara hujan dan panas. Tidak ada lainnya. Ia akan menikmati hari-hari saat cuaca panas, lalu menyendiri saat cuaca hujan.
Hidup Abimanyu monoton. Membosankan, itulah yang ia katakan setiap harinya.
Semua kejadian terasa sama setiap harinya. Begitu pula saat ia sekolah, ia hanya akan belajar, istirahat, kemudian pulang ke rumah yang sepi tanpa peminat. Ketika tiba di rumah, ia harus mengirim pesan kepada Ibunya dan tidak lama setelah itu, makanan cepat saji yang dipesankan langsung oleh Ibunya akan datang.
Abimanyu makan depan televisi, kadang di teras sambil melihat kendaraan berlalu lalang, atau jika bosan ia akan pergi ke belakang rumahnya, tempat ikan hias yang sengaja dibudidayakan.
Abimanyu akan memandangi ikan selama berjam-jam dan mengajak mereka mengobrol karena Abimanyu tidak pernah merasa benar-benar memiliki teman.
"Kita bertemu hanya untuk berpisah, makanya aku tidak terlalu menikmati hari-hari bersama mereka." Abimanyu mengucapkan kalimatnya saat makan malam bersama kedua orang tuanya yang baru pulang setelah tiga hari tidak ada di rumah.
Abimanyu dapat melihat Ibunya kaget saat kalimat itu diucapkan oleh anak-anak berusia tidak lebih dari 12 tahun. Begitu pula Ayahnya yang tiba-tiba diam setelah berhasil meloloskan sesendok nasi dengan tumis kangkung ke dalam mulutnya.
Ibu Abimanyu tersenyum sekilas sambil mengelus kepalanya. "Pertemuan itu bukan titik awal dari sebuah akhir, Nak, tapi tentang kesempatan menciptakan kenangan. Ketika seseorang bertemu dan yang lainnya, diri mereka akan mengamati, menilai dan memilih siapa saja yang pantas menjadi rangkulan mereka nantinya. Hal itu selalu terjadi dalam kehidupan kita sebagai manusia. Dibandingkan menganggap pertemuan dengan seseorang sebagai makna negatif, alangkah baiknya kamu memberikan ruang dihatimu, katakan bahwa pertemuan itu bukan hanya sekadar perpisahan, tetapi kesempatan meraih ikatan bersama seseorang."
KAMU SEDANG MEMBACA
JERUJI IKRAR | TAMAT & TERBIT
Mystery / Thriller"Sang Pecandu datang." Riwayat kami akan segera tamat apabila manusia sialan itu tiba. Kegelapan kembali merenggut paksa harapan kami untuk bebas. Jalan yang telah kami tempuh dengan keringat, air mata, dan pemikiran harus berakhir seperti ini. Kam...
