Bagian 31 | Malam, Anak Nakal!

111 47 11
                                        

Bagian 31 | Malam, Anak Nakal!

"Sesuatu yang tertata bisa menjadi malapetaka."

🖋🖋🖋

Decitan suara pintu disusul langkah terburu-terburu menuruni anak tangga telah menjadi pemandangan awal penyambutan aktivitas di malam hari dalam rumah minimalis. Sang pelaku, seorang pemuda berlesung pipi dengan nama lengkap Abimanyu Kusuma segera membuka pintu rumahnya yang semula terkunci rapat. Ia mengenakan kaos panjang berwarna abu tua yang dipadukan dengan celana panjang krem. Penampilan kasual yang amat menawan bagi dirinya.

Abimanyu menekan ikon berwarna hijau pada layar ponsel yang sedari tadi ia pegang. Tangannya berselancar mencari grup keluarga, lantas ia menekan tombol pesan suara dan mulai berbicara setelah mendekatkan mulutnya di dekat ponsel.

"Ma, Pa, Abim lagi pergi keluar. Kunci rumah ada di bawah keset kaki sebelah pot bunga. Nanti misalkan Papa atau Mama pulang dulu, pintunya jangan dikunci, ya."

Pesan tersebut sontak terkirim sesudah ia mengangkat jarinya dari tombol pesan suara. Tak lama kemudian, pesan Abimanyu segera dibalas oleh Mamanya.

[Mama hari ini gak pulang sayang. Maaf, yaaaa... soalnya lagi ada banyak urusan. Papa juga kayaknya gak bakalan pulang dulu karena nemenin Mama. Kuncinya kamu bawa aja, hati-hati di jalan ya Nak. Jangan ngebut kalau pakai motor, ingat istighfar kalau di jalan. Insha Allah kamu selamat diperjalanan.]

Abimanyu lantas menekan emoji hati dan mengirimnya kepada sang Mama. Ia memasukkan ponselnya ke saku celana, lantas segera melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda.

Meski telah diperingatkan oleh Mamanya untuk membawa kunci rumah, ia tetap membantah dengan membiarkan benda berharga itu tergeletak mengenaskan di bawah keset kaki berdebu.

Abimanyu berlanjut mendatangi motornya yang terparkir di garasi. Ia segera melajukan motornya ke luar halaman rumah dengan kecepatan rata-rata. Kepergiannya saat ini tidak diketahui oleh siapapun. Bahkan ia sendiri sebenarnya tidak terlalu berniat untuk menunaikan tantangan Nanda yang menyuruhnya ke rooftop melalui panggilan telepon tadi sore.

Namun, ia pun penasaran akan penyebab lelaki itu berubah sensitif. Padahal saat awal ia memasuki kelompok para penerima hak istimewa, ia disambut dengan ramah oleh lelaki itu.

"Tapi orang bisa berubah kalau dia diusik begitu saja. Pasti ada sesuatu yang seharusnya gak gue ketahui atau gue lakukan tapi malah gue tentang sampai membuat Kak Nana begitu."

Sekiranya begitulah bantahan Abimanyu selepas memutus panggilan telepon terhadap perubahan watak Nanda secara tiba-tiba. Ia memasukan argumen untuk memperkuat gagasan perbandingan sifat awal Nanda dan sifat lelaki itu saat ini.

Hal itu pula yang menyebabkan dirinya langsung menghubungi Raffael untuk menanyakan beberapa pertanyaan. Awalnya Raffael menolak, tetapi Abimanyu menagih janji Raffael yang menyebut dirinya bisa mengajukan pertanyaan karena telah diberikan kesempatan sejak pertemuan pertama mereka.

Saat itu pula Raffael langsung menawarkan sebuah keputusan paling menguntungkan, "Gue kasih tahu sesuatu yang bisa menurunkan kadar rasa penasaran lo. Tapi bujuk semua teman lo supaya melibatkan polisi direncana kalian sebab salah satu bagian dari kepolisian berniat membawa kasus ini ke ranah pengadilan dengan dugaan kasus penculikan dan pembunuhan berencana. Kalau gak ada persetujuan dari keluarga pastinya sulit untuk membangkitkan kasus itu."

Tanpa pikir panjang, Abimanyu segera menyetujui permintaan Raffael. Ia bergegas membereskan rumah dan berganti pakaian. Tidak lama dari itu, Raffael muncul bersama Haruga dengan raut wajah cukup suram.

JERUJI IKRAR | TAMAT & TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang