Rencana

3.7K 169 10
                                    

FYI : Awalnya cerita ini berjudul "Wanita di Ranjang Mertuaku". Pernah tayang di fi*** tapi kena banned. Aku tulis dua tahun lalu, bulan november 2022. Ceritanya udah tamat, bahkan sampe part 300an. 😁Aku masih bingung upload di mana selain wattpad. Butuh kuota juga oylah! Makasih yang udah setia sama Papa dan Narumi.




Wanita berpakaian formal khas pekerja kantoran itu berdiri cukup lama di depan gedung Bayangsara Corp. Setelah turun dari ojol tadi, Narumi sekali lagi memperhatikan bangunan tinggi menjulang itu. Dia sebenarnya ragu untuk masuk ke sana.

"Hei, kenapa gak masuk?" Seorang lelaki berpakaian rapi berdiri di sampingnya.

Sontak Narumi menoleh. Ia harus menjauhkan wajah karena pria itu berbisik tepat di telinganya.

"I-iya, nanti." Narumi menggeser tubuhnya selangkah ke kanan.

Pria muda yang Narumi taksir lebih tua dari Janu itu tersenyum lebar. Mau tidak mau, Narumi ikut melengkungkan bibir walau tidak sampai ke mata.

"Kamu anak baru?" tanya pria itu lagi. Suaranya terdengar empuk, mungkin jika dia bernyanyi enak didengar. Narumi menebak asal.

"Iya. Saya permisi," pamit Narumi dan tak lupa membungkukan badannya sedikit.

"Hei, tunggu!" panggil pria itu lagi.

Narumi tidak peduli. Dia harus segera masuk, sebelum lobi lebih ramai. Bisa-bisa nanti jadi pusat perhatian. Ia juga risih dengan orang yang baru ketemu sudah sok kenal, sok dekat, seperti pria tadi.

Sementara, pria itu hanya tersenyum tipis tak lagi menahan wanita yang baru ia temui

Ia memandang tubuh Narumi yang memasuki lift khusus eksekutif.

"Oh, dia dari lantai 20 ternyata."

Di dalam lift, untungnya Narumi hanya sendiri. Ia mengelus dada. Baru dua kali masuk kantor sudah bertemu orang menyebalkan. Ya, Narumi langsung mematenkan lelaki tadi menyebalkan. Sok kenal, sok iye, sok apa lagi?

Beberapa menit kemudian, lift yang ditumpangi Narumi berhenti di lantai paling atas gedung itu. Di mana para ruangan eksekutif berada.

Narumi menatap ke lorong sebelah kanan. Tepat di ujung sana ruangan Ghakean. Ada sesuatu yang mengganjal dalam benak gadis itu. Dia ingat, waktu di hotel, ketika sedang membasuh tangan Ghakean masuk menyusulnya. Ingatannya hanya sebatas itu.

"Apa aku mulai pikun kali, ya?"

"Naru?"

Narumi sampai tidak sadar, lift yang tadi ia gunakan kembali terbuka. Kali ini, si pemilik gedung yang tampil kurang rapi. Kemeja navy tanpa dasi berlapis jas berwarna abu. Rambut pria itu juga tidak tertata seperti biasanya. Lupa pakai gel rambut, mungkin. Pikiran Narumi malah menjelajah penampilan Rajendra yang sangat berbeda.

"Papa! Kaget!" Narumi mengelus dadanya yang rata. Iya, rata, kalau kata sahabatnya dulu karena kurang pijatan.

"Kenapa bengong?" Jendra berjalan duluan menuju ruangannya di sisi kiri.

"Humm, gak tau. Lihat ruangan Kean berasa aneh. Aku seperti melupakan sesuatu."

Jendra diam saja. Dia juga enggan untuk menceritakan keadaan Ghakean yang saat ini masih di Swiss.

Hangatnya Ranjang Ayah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang