Jangan lupa vote-nya!
Seperti kata Janu tadi, bahwa ibunya mengajak makan siang bersama. Narumi bersiap hanya 10 menit. Wanita itu menaburkan bedak tipis pada wajahnya, lalu memoles bibirnya dengan lip mate berwarna nude. Namun, Narumi merasa ada yang kurang. Ah, ya, rambutnya. Dia ingin tampil berbeda di hadapan Janu dan Jendra.
Sret!
Narumi menggelung rambutnya ke atas, lalu menyisakan anakan rambut dan poni tipis yang mempermanis wajah cantiknya.
"Nah, gini, kan, cantik!" pujinya pada pantulan diri sendiri di cermin.
Tak lupa, Narumi membawa slingbag berwarna pink senada dengan kemeja model sabrina yang ia kenakan. Rok putih di atas lutut dan converse senada sebagai pelengkap penampilan hari ini.
"Kenapa lama seka ... li?" Janu agak terkejut ketika membuka pintu kamar, melihat gaya Narumi yang berbeda seperti biasanya.
Lelaki itu meneguk ludah kasar, saat mendapati leher jenjang Narumi terekspos sempurna. Ditambah potongan bahu terbuka membuatnya terlihat ... menggoda?
"Iya, bentar, Mas. Udah selesai, nih!" jawab Narumi. Terakhir, tak lupa ia menyemprotkan parfum ke pergelangan tangan dan leher.
Glek!
Janu lagi-lagi menelan ludah. Aroma manis vanila yang baru disemprotkan Narumi memenuhi indera penciumannya. Membuat pria itu sedikit tidak fokus saat Narumi menariknya untuk segera turun dari unit mereka.
Selama di lift pun, Janu tak melepaskan pandangan dari sosok Narumi yang terlihat berbeda hari ini. Laki-laki itu baru menyadari, wanita di sampingnya tampak bersinar terang. Lihatlah, ketika Narumi menunggu Janu di lobi, semua tatapan mengarah pada istrinya.
"Mungkin efek minuman tadi malam masih ada. Masih seksian Laura. Jelas. Narumi kalah jauh!" Janu meyakinkan dirinya yang mulai tidak yakin.
Mobil bergerak meninggalkan kompleks apartemen mereka. Narumi memilih diam, dia masih marah dengan Janu. Apalagi pria itu bersikap seolah baik-baik saja.
"Tumben diem, Na?" tanya Janu memecah keheningan. Dia bingung sendiri kenapa dirinya sekarang jadi banyak bicara. Melihat Narumi diam, sesuatu dalam dirinya terganggu.
"Gak papa. Ini Mama ngajak makan di mana?" Narumi mengalihkan pertanyaan.
"Di rumah makan padang. Tuh, udah keliatan," tunjuk Jendra di seberang jalan. Mereka harus memutar dulu untuk mencapai tempat makan khas minang tersebut.
Setelah itu, Narumi diam. Dia lebih tertarik memainkan ponsel memeriksa aplikasi Instagram. Dia sampai lupa punya akun Instagram. Kalau ada di dunia nyata, Narumi rasa akunnya berdebu dan ditumbuhi lumut saking lama tidak pernah dibuka.
Netranya membesar, saat melihat salah satu notifikasi seseorang mulai mengikuti akunnya.
@RajendraB mulai mengikuti anda.
'Papa Jendra main IG? Masa?' Narumi bertanya-tanya dalam hati. Ia segera mengklik profil akun tersebut. Kini, tampaklah nyata foto profil Jendra tanpa kepala. Maksudnya, foto badan yang dibalut jas hitam tanpa dasi. Narumi yakin ini foto Jendra sendiri.
"Na, sudah sampai! Kamu ngapain dari tadi ngeliat ponsel sampai ekspresinya begitu?" Janu kesal karena Narumi tidak turun-turun. Hampir tiga menit lamanya dia berdiri membukakan pintu untuk wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hangatnya Ranjang Ayah Muda
ChickLitNarumi tidak pernah menyangka akan terlibat perasaan dengan mertuanya sendiri. *Cover bikinan temenku @dewandaru Banyak adegan 1821-nya. Bocil jauh-jauh sana!