Aku masih suamimu

9.9K 291 4
                                    

Hehehe, ternyata gak bisa juga di fizzo. Jadi, kita lanjut di sini aja, deh, ya. Dengan catatan, SABAR. Tapi kalian masih bisa membaca cerita aku yang lain gak kalah seru di sana.



Cup!

Bibir itu menyambar terlalu cepat, sehingga Narumi tidak siap. Otaknya seketika blank, ciuman Jendra sangat memabukan. Awalnya hanya kecupan biasa, lama-kelamaan lidahnya bermain-main menjelajah setiap inci rongga mulut Narumi.

Kaki gadis itu lemas, dia nyaris ambruk jika saja Jendra tak segera menghentikan ciuman menuntutnya. Dipandanginya wajah merah Narumi yang terengah. Seketika kesadaran Jendra berhasil menang tepat waktu.

"Maaf, Naru. Sana pakai baju dulu." Jendra mendorong tubuh Narumi kembali ke kamar.

Sementara, wanita itu masih blank. Apa tadi? Kenapa berhenti? Padahal, dia ingin perlakuan lebih. Eh! Bukannya senang, si Papa waras. Narumi malah merasa ada yang hilang. Ya ampun, Narumi! Kamu itu masih berstatus istri Janu. Nanti apa kata orang? Apa kata Janu? Kau ingin membalas dendam? Berbagai macam pertanyaan memenuhi benak gadis 22 tahun itu.

Jendra heran, saat Narumi malah berbalik lagi menghadapnya. Padahal, ia mati-matian mengumpulkan kesadaran agar tidak melampau batas. Tapi apa? Menantu nakalnya itu malah kembali menghadapnya dengan wajah yang ... arrgh! Dia menggigit bibir bawahnya sensual. Junior Jendra yang sejak tadi nyeri, makin nyeri di bawah sama minta dibebaskan segera.

'Shit!' umpat Jendra dalam hati.

Cup!

"Makasih, Pa." Setelah mengecup singkat pipi Jendra, Narumi berlari memasuki kamarnya. Ya, dia hanya ingin mengecup pipi pria itu saja.

"Naru!" Jendra bukannya marah, dia malah tersenyum lebar. Untuk pertama kalinya pipinya dicium Narumi atas inisiatif gadis itu sendiri.

Narumi yang masih berdiri di balik pintu kamar, meraba dadanya yang bergemuruh bagai ada gulungan ombak menghantam tak henti-hentinya. Setelah agak reda, ia segera berpakaian yang rapi. Yang rapi dalam versi Narumi tetap pada piyama di atas lutut bergambar My Little Pony.

Jendra sendiri memilih duduk di kursi ruang tamu. Kepalanya masih sakit karena menahan sesuatu yang harusnya dikeluarkan. Sembari memijat-mijat kening, pria itu memperhatikan kondisi rumah yang Narumi tinggali.

Sebenarnya, cukup nyaman dan luas untuk ditinggali sendiri. Namun, di beberapa bagian terlihat rusak, seperti dek yang bolong dan tembok yang retak.

"Ini, Pa, minum dulu." Narumi membawakan dua gelas susu hangat.

Ya, hal itu menjadi pilihan karena hanya ada susu bubuk di dapurnya. Sementara, kulkasnya masih kosong.

"Terima kasih, Naru. Kamu yakin mau tinggal di sini?"

Narumi mendudukan diri di sebelah Jendra. Raut wajahnya yang berpendar tadi, terganti dengan mendung.

"Kenapa semua orang tidak mempercayai aku, sih? Aku sudah bilang, dari dulu udah sendiri," ujar Narumi, tidak lupa bibirnya maju dua senti.

"Bukan, bukan saya tidak percaya. Tapi rumah ini butuh direnov di beberapa bagian. Sebaiknya, direnovasi dulu agar kamu nyaman menempatinya," dalih Jendra. Semoga saja Narumi terpengaruh.

Hangatnya Ranjang Ayah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang