PROLOG

529 75 22
                                    

Di antara hamparan angin yang lembut, hari itu datang seperti lukisan yang tertunda selama tiga tahun setengah. Langit pagi, berwarna biru lembut dengan semburat emas, menyambut setiap langkah dengan sinar matahari lembut yang berusaha menggenggam dan memeluk setiap jiwa yang merayakan. Dalam dekapan cahaya pagi itu, Gio berdiri di ambang perayaan, di titik di mana kebanggaan dan kerendahan hati bersatu dalam harmoni yang suci.

Universitas yang selama ini menjadi saksi bisu perjalanan panjangnya kini bersinar dalam balutan dekorasi warna-warni, membentuk sebuah panggung megah yang menunggu kehadiran para lulusannya. Lantunan musik lembut meresap dalam setiap hembusan napas, seperti alunan puisi yang melantun di antara pelaminan waktu. Gio, dalam balutan jubah wisuda, seolah menjadi bagian dari lukisan langit yang gemerlap itu, bersiap untuk melangkah ke dalam babak baru hidupnya.

Kedua orang tuanya, Diana dan Martin, dan mertuanya, Dito dan Sandra berdiri di antara kerumunan dengan tatapan yang penuh makna. Di balik kerut halus di wajah mereka, tersimpan ribuan doa dan harapan yang telah melintasi setiap malam tanpa tidur, setiap tetes keringat yang dipersembahkan untuk mimpi anak mereka. Di sebelah mereka, Valeska berdiri dengan senyuman lembut, menahan gemetar penuh rasa bangga, mengenakan gaun yang bercerita tentang perjalanan bersama Gio.

Saat nama Gio disebut oleh pembawa acara, detik-detik terasa mengalir dalam irama lambat, seperti saat-saat indah yang ingin diabadikan. Setiap langkahnya menuju panggung seolah diiringi oleh simfoni yang penuh perasaan, setiap tatapan dari teman-teman dan kerabat seakan berbisik dalam bahasa yang hanya dimengerti oleh hati. Dalam setiap gemerisik kertas ijazah, terukir perjuangan dan harapan yang tak tergoyahkan.

Hari itu, tidak hanya sekadar perayaan kelulusan; itu adalah puisi hidup yang diciptakan dari lembaran-lembaran kertas yang ditempuh dengan tekad dan cinta. Sebuah momen yang menyatukan rasa syukur dan keinginan untuk melangkah lebih jauh. Gio, dengan mata penuh arti, menyadari bahwa di balik setiap pencapaian, ada seribu kisah dan perjalanan yang telah membentuk dirinya.

Di tengah keramaian dan kegembiraan, Gio melirik ke arah Valeska dan orang tuanya, merasakan getaran penuh makna yang menyelimuti seluruh ruangan. Setiap tatapan, setiap senyuman, seperti benang-benang halus yang menenun cerita mereka menjadi sebuah karya yang abadi. Dalam pandangan mereka, dia menemukan kekuatan dan inspirasi untuk menghadapi tantangan baru yang menanti di horizon.

Saat upacara itu berakhir dan semua perayaan mulai mereda, Gio merasakan bahwa perjalanan yang telah ia tempuh bukanlah akhir dari sebuah kisah, melainkan bab baru yang dimulai dengan penuh harapan. Dalam pelukan malam yang tenang, di bawah langit yang kembali membara oleh bintang-bintang, Gio merasakan kedamaian yang menuntun ke arah masa depan yang penuh kemungkinan.

Dan ketika gemuruh tepuk tangan perlahan mereda, Gio menatap bintang-bintang, merasakan setiap cahaya seperti pesan dari masa depan, memberinya semangat untuk terus melangkah dengan penuh keyakinan. Hari itu, ia meninggalkan jejak di bumi, memulai perjalanan baru dengan hati yang terbuka dan penuh impian yang tak terbatas.



***

ketemu lagi😉
Vote dulu seng❤

25/09/24

GIOVA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang