" Pekerjaanmu bagus juga, tapi apa iya kamu harus ngikutin aku tiap saat begini?"
" Maaf Nona Muda, ini adalah perintah dari Tuan Besar dan juga Tuan Muda, terlebih Nyonya Besar juga sepakat seperti itu."
Esha menghembuskan nafasnya kasar, pria yang saat ini menjabat sebagai asisten pribadinya ini lebih terlihat seperti pengawal pribadi. Saat ini Esha sedang berada di salon, dan tanpa ia duga pria itu menunggunya dengan penuh kesabaran.
Beberapa hari yang lalu, rapat keluarga Edmund digelar. Anggotanya adalah ayah, ibu dan anak laki-laki tertua. Mereka memutuskan mencari orang yang berkompeten untuk menjadi tangan kanan Esha sekaligus yang memiliki basic bela diri yang mumpuni demi melindungi Esha.
" Halo Silvya, apa kamu ada orang yang seperti ini. Kalau ada bisa berikan padaku." Darius menghubungi kawan lamanya, hubungan mereka masih sangat baik karena keluarga mereka juga saling terhubung satu sama lain. Diketahui Silvya yang merupakan mantan mafia itu memiliki yayasan jasa pengawalan. Maka dari itu Darius meminta tolong kepadanya,
" Ada, dia pinter karena aku yang mengambilnya sejak kecil. Dia yatim piatu, tapi anaknya sopan dan punya dedikasi tinggi terhadap perjalan. Dia juga lulus kuliah lebih cepat dari anak-anak normal lainnya."
" Bagus, aku mau dia."
Seperti itulah yang terjadi, dan orang yang disebutkan itu adalah Janu Mahendra. Pemuda berusia 25 tahun, lulusan S1 manajemen yang sudah selama 5 hari ini menjadi tangan kanan Esha. Banyaknya pesan yang Janu terima dari keluarga Esha tidak membuat pemuda itu kesulitan.
Apalagi pesan utama yang ditekankan oleh ayah, ibu dan kakak Esha adalah untuk menghalangi Esha dirayu oleh pria brengsek. Terlebih para mantan yang berjumlah 3 orang.
Saat mendapat perintah dari Silvya, Janu tentu lebih dulu melihat profil Esha lebih dulu. Sepintas Janu menilai bahwa Esha adalah nona muda yang manja dan mudah termakan rayuan pria buaya. Tentu semua itu penilaian Janu untuk saat ini karena dia belum banyak mengenal Esha.
" Hari ini apa lagi jadwalku, kalau nggak ada aku mau pulang, dan kamu juga boleh pulang."
" Tidak ada Nona, saya akan mengantar Nona sampai rumah."
" Ya? Tapi aku mau ketemu sama temen dulu."
" Maka saya akan mengantar Nona bertemu dengan teman Nona."
Esha memejamkan matanya, rasanya ia begitu kesal sekarang ini. Sungguh, Janu bukan lagi seorang asisten pribadi melainkan bodyguard. Bagaimana bisa dia mengikutinya kemana saja seperti itu.
Namun Esha tidak bisa mengeluh ataupun protes. Karena semuanya adalah pengaturan dari keluarganya. Ia tahu ini semua adalah bentuk perhatian dan kasih sayang mereka, tapi sungguh rasanya menjadi tidak nyaman karena apa yang ia lakukan benar-benar diawasi.
2 jam berlalu, Esha akhirnya selesai dengan kegiatannya di salon. Ia melihat ke arah Janu, pria itu tampak tenang dan datar, tidak ada ekspresi lain yang dimunculkan oleh wajahnya yang tampan.
Janu Mahendra, pria berkulit sawo matang, wajah lumayan tampan eh bukan lumayan tapi memang tampan, memiliki tinggi tubuh sekitar 185 cm, badan yang tegap dan juga otot-otot yang terbentuk, sungguh tampak sempurna dan juga begitu ideal jika dijadikan seorang pasangan. Sebenarnya hal ini juga lumayan membantu Esha jika para mantannya kembali mengganggu. Ia bisa berlindung dibalik oleh pria ini.
" Buseet, apa gue selalu begini. Nggak bisa mengacuhkan pesona pria tampan dan menawan. Inget Esha inget, doi baru 25 tahun. Itungannya kan brondong yak? Aduuuh parah nih."
Seketika Esha menepuk kepalanya sendiri. Dia yang berumur 27 tahun sekaan tiba-tiba merasa menjadi pedofil ketika sejenak mengagumi pesona Janu. Sungguh, siapa yang tidak akan terpesona dengan tampilan pria yang saat ini tengah mengemudikan mobil di depannya itu.
Ia masih ingat betul, saat pertama kali Janu menginjakkan kaki di perusahaan, semua mata tertuju padanya. Terlebih para karyawan wanita, mereka terlihat memuji Janu meskipun tanpa mengeluarkan suara yang keras. Dan bisik-bisik pujian setiap Janu melintas bisa Esha dengar hingga hari ini.
Meskipun mengenakan jas, namun otot tubuh Janu masih bisa terlihat. Apalagi tangannya yang kekar mencengkeram stir mobil, itu terlihat sangat maskulin dan seksi.
" Astaga, gila apa gue kali ya. Sha, elu baru aja putus lagi sama Remi kemarin. Ya kali udah mengagumi cowok lain. Parah parah parah." Lagi-lagi Esha bermonolog dalam hati sambil menepuki keningnya sendiri. Semua hal itu tentu tertangkap mata oleh Janu melalui kaca spion.
" Nona, apa Nona baik-baik saja? Apa kepala Nona sakit? Perlukan kita ke rumah sakit untuk memeriksanya?"
" Haah, nggak. Nggak perlu, aku nggak apa-apa. Kita pulang aja, aku nggak jadi ketemu sama temenku."
" Baik."
Esha mengusap wajahnya kasar. Janu benar-benar hanya bicara seperlunya. Namun itu saja membuat dada Esha bergetar. Suara baritone milik Janu dan terdengar berat itu malah membuat Esha menjadi menghela nafasnya.
Mungkin ini lah salah satu kelemahan Esha, dia tidak bisa menolak pesona pria tampan. Jika boleh dibilang tiga-tiganya mantan Esha adalah pria yang tampan dan digandrungi banyak wanita. Sekali lagi, meskipun mereka bukan artis namun pengikut sosial media di Instagram mereka begitu banyak.
Remi Sindurjaya, Artan Subrata, Ferdy Bagaswara, mereka bertiga adalah daftar mantan kekasih Esha. Dimana ketiganya memiliki wajah tampan dan menawan. Dan satu hal lagi, Esha jika sudah mencintai maka dia akan sedikit buta dan tuli. Ia tidak akan percaya dengan omongan orang perihal pria yang dicintainya. Maka dari itu, butuh beberapa saat bagi Esha untuk menyadari bahwa Remi benar-benar mengkhianatinya.
Akan tetapi, kali ini dia akan bertekad untuk mengubah dirinya sendiri yakni tidak mudah terpikat dengan pria tampan. Jika Esha merasa begitu lagi, maka ia akan melihat potret Daddy dan abangnya. Ya, Darius Edmund dan Eknath Riuslla Edmund, merupakan dua pria tampan di rumahnya. Meskipun keduanya berbeda usia, namun daddy-nya itu masih tampak tampan diusia yang sudah lebih dari setengah abad. Begitu pula dengan Eknath, kakak lelaki satu-satunya yang Esha miliki itu juga tidak kalah tampan dengan ketiga mantannya.
" Ya gitu aja, Daddy dan Abang lebih ganteng, betul. Ayo ucapin mantra itu biar nggak kecantol sama pria brengsek lainnya lagi."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dicintai Nona Muda
Romance" Jadilah suamiku!" " Maaf Nona, saya tidak berani." Janu Mahendra, pria berusia 25 tahun yang belum lama bekerja sebagai asisten pribadi Eshania Riulla Edmund dengan tenang dan ekspresi datar menolak dengan tegas keinginan nona nya. Track record Es...