Bab 30

44 2 0
                                    

" Siapa kalian! Biarin aku pergi dari sini! Eughhh bedebah bajingaan!!"
Bugh bugh bugh
Janu terus memberontak. Dia memukul pintu dengan begitu keras. Tapi sayangnya tidak ada respon sama sekali dari balik pintu.
Bruk
Janu menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi pada dirinya. Dan ingatan Janu terhenti pada saat dia hendak pulang dari pergi bersama Esha.
" Orang-orang itu, siapa sih mereka?" geram Janu. Ia memutuskan untuk bersikap tenang terlebih dulu karena rasanya percuma terus memberontak seperti ini karena sama sekali tidak akan membuahkan hasil. Dia juga segera mengisi perutnya yang terasa lapar. Anehnya, di dalam ruangan yang jelas merupakan sebuah kamar itu dihidangkan makanan enak. Ketika dirinya melihat sekeliling, dirinya semakin takjub dengan isi ruangan itu. Sebuah kamar mewah bak hotel class president suits bahkan lebih dari itu.
" Sebenarnya ini dimana, dan berapa lama aku nggak sadarkan diri samapi sama sekali nggak ngerti ini udah hari apa? Ah Nona Esha, bagaimana kalau Nona nyari aku. Aku harus secepetnya keluar dari tempat ini, harus!"
Nyam nyam nyam
Gluk gluk gluk
Janu seperti orang yang kesetanan, dia makan dan minum dengan cepat, setelah itu ia berkeliling di dalam kamar itu, memeriksa setiap sisi tempat. Ia berharap ada sebuah celah dimana dirinya bisa keluar.
Namun agaknya usahanya menjadi sia-sia karena kamar itu sungguh seperti terisolasi. Jendela berteralis besi dan kamar mandi yang tidak memiliki ventilasi. Sepertinya tempat itu memang sudah dipersiapkan oleh dirinya.
Klotak klotak klotak
Suara sepatu beradu dengan lantai keramik menimbulkan bunyi yang menggema. Terlebih suasana ditempat tersebut begitu sunyi. Janu yang jelas mendengar pun bersiap untuk melihat siapa yang akan datang. Berbagai banyak pertanyaan sudah ada di kepalanya dan siap untuk ia lontarkan.
Cekleek
" Selamat pagi Tuan Muda, saya datang untuk membawa Tuan Muda bertemu dengan Nyonya Viscountes."
" Kau? Kau yang waktu itu kan? Kau siapa? Ini dimana? Lepaskan aku! Keluarkan aku!"
janu yain, pria yang saat ini menemuinya adalah pria yang sama dengan malam itu. Meskipun saat itu suasananya tidak terlalu terang tapi ingatan Janu tentu sangat kuat.
" Apa yang kalian inginkan dariku hah!"
" Tuan Muda akan mendapat jawaban saat bertemu dengan Nyonya Bsar. Jadi silakan ikuti saya Tuan."
Janu mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Rasanya akan jadi percuma jika tersu memberontak karena dirinya nanti juga tidak akan bisa mendapatkan informasi apapun. Sehingga Janu memilih untuk bersikap tenang dan kooperatif. Ia akan melihat sebenarnya siapa mereka-mereka ini dan apa  yang mereka inginkan.
Ketika keluar dari kamar, dua orang yang berpakaian tuxedo hitam langung memosisikan diri mereka tepat dibelakang Janu. Ini bermakna bahwa Janu tidak akan dibiarkan kabur begitu saja.
Dibawa dalam keadaan tidak sadarkan diri, Janu baru melihat isi bangunan itu sekarang ini. Lorong yang lumayan panjang, namun terlihat begitu mewah. Hiasan vas bunga dan lukisan abad pertengahan menggantung di dinding. Entah itu lantai keramik atau marmer, tapi jelas bercahaya saat terkena sinar matahari
Mata Janu kemudian berpusat pada dua buah pedang yang menyilang, dimana ditengah kedua pedang itu terdapat sebuah lambang. Sebuah pedang berdiri tegak berwarna emas dililit oleh tangkai berduri bunga mawar merah pekat.
" Sebenernya tempat apa ini," gumam Janu lirih. Dia merasa tempat ini seperti museum karena terdapat banyak benda-benda yang ia anggap kuno sepanjang mata memandang. Ada juga baju zirah lengkap dengan pedang dan perisainya juga.
" Kamu tahu ini dimana?"
Hening, hanya suara sepatu saja yang terdengar karena pria itu tidak menjawab sama sekali hingga mereka tiba di depan sebuah pintu yang kira-kira tingginya 2.5 meter. Pintu itu juga tergolong sangat mewah untuk ukuran museum atau kediaman pribadi. Handle pintu sepetinya juga terbuat dari emas dan ukiran di pintu belum pernah Janu lihat sebelumnya dimanapun.
Cekleeek
Krieeeeet
" Selamat datang cucuku, Janu Mahendra Leroy Aspenas Carpelan."

TBC

Dicintai Nona Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang