Titik Balik

37 1 0
                                    

Remi memijit pangkal hidungnya. Setalah kejadian di depan gedung MoonDrink ia tidak bisa lagi memikirkan cara bagaimana untuk bisa kembali kepada Esha. Terlebih dia menyadari bahwa sekarang ini Esha benar-benar sudah berbeda dari sebelumnya. Wanita yang cantik, mandi, penurut itu kini menjadi datar, dingin dan seperti tidak bisa tersentuh.

Sebuah rasa rindu akan Esha yang dulu dirasakan oleh Remi. Tidak ia pungkiri bahwa ia merindukan Esha. Ia merindukan kelembutan dan senyuman Esha. Dari semua wanita yang pernah ia kencani hanya Esha yang mencintainya dengan sangat tulus.

Tapi semua itu kini percuma. Menyadari kesalahannya pun juga sudah tidak ada guna karena Esha tidak akan kembali padanya. Lalu akankah Remi berhenti mengejar Esha? Itupun belum bisa Remi putuskan. Saat ini dia tengah dilanda kegelisahan serta kekhawatiran akan bagaimana nasibnya sebagai pemimpin perusahaan.

Sebuah peringatan sudah diturunkan oleh sang ayah. Rupanya ayah Remi adalah tipe ayah yang tegas. Dia tidak segan meng-kick out Remi dari posisi pimpinan jika tidak mampu menyelesaikan masalah.

Tok! Tok! Tok!

" Masuk!"

Klotak klotak klotak

Suara sepatu high heels beradu dengan lantai, Remi langsung tahu akan siapa Pemiliki sepatu tersebut. Bahkan tanpa dia mendongakkan kepalanya sekalipun. Indra penciumannya juga langsung menangkap wangi parfum yang sudah biasanya ia cium.

Greeb

Sebuah pelukan diberikan oleh pemilik sepatu itu, namun Remi hanya bergeming. Jika biasanya ia akan mengusap lembut tangan yang melingkar pada lehernya, kali ini pria itu tidak melakukannya sama sekali.

Hal tersebut membuat si pemilik sepatu menarik tangannya. Namun agaknya orang itu tidak akan berhenti di situ. Selin, dia sudah menunggu kedatangan Remi sedari tadi. Sudah beberapa hari ini dia tidak datang ke ruangan Remi dan Remi juga tidak memanggilnya. Sebuah kerinduan ia rasakan, terlebih sentuhan Remi. Ya, dia sangat menginginkannya.

Sreeet

Selin dengan berani menarik sedikit mundur kursi Remi, ia lalu tanpa permisi duduk di pangkuan Remi tanpa meminta persetujuan lebih dulu. Selin juga langung mendaratkan ciuman di leher Remi, dan lagi-lagi pria itu hanya bergeming. Hal itu membuat Selin merasa kesal. Tidak pernah sebelumnya Remi seperti ini. Biasnya pria itu akan bereaksi saat kulitnya tersentuh entah dengan belaian atau dengan kecupan.

" Apa yang Anda pikirkan Pak? Apa Anda sedang berada pada masalah yang tidak bisa Anda selesaikan?"

Wanita itu tidak suka diacuhkan, maka dari itu dia pun mencoba untuk menarik perhatian dengan cara bertanya. Menggunakan intonasi lembut yang mengandung sebuah kekhawatiran, guna menyampaikan rasa hatinya agar tampak tulus.

Namun semuanya itu seakan sia-sia karena Remi hanya diam saja. Bahkan pria itu tidak melihat ke arah Selin. Itu cukup membuat Selin menjadi amat sangat kesal. Ia yang sudah haus akan belaian Remi akhirnya berbuat sesuatu yang sedikit berani. Selin mengambil tangan Remi lalu menempatkannya di dadanya. Ia juga menggerakkan tangan itu untuk meremass buah da-danya yang dari tadi sudah menegang.

" Apa Pak Remi juga akan melewatkan ini? Ughhhh," ucap Selin dengan nafasnya yang sedikit tersengal.

Sreeet

" Tck, aku lagi nggak ada minat buat kayak gini. Sebaiknya kamu kembali ke tempat mu. Dan jangan kesini kalau tidak aku panggil."

" Ya?"

Remi menarik tangannya dari dada Selin, ia juga menyingkirkan tubuh Selin dari pangkuannya karena entah mengapa saat ini dia sama sekali tidak tertarik dengan tubuh wanita yang pernah ia nikmati itu. Bosan kah Remi dengan Selin? Entahlah, tapi yang pasti saat ini dia tidak merasakan apapun terhadap wanita itu, bahkan ketika tadi Selin memaksa untuk meremas buah da-danya, ia juga sama sekali tidak berhasrat.

Biasnya junior Remi akan bereaksi, tapi ini tidak sama sekali. Yang saat ini pria itu rasakan adalah rasa enggan. Dan bayangan Esha seketika muncul di pelupuk matanya.

" Pak Remi serius bilang begitu? Bapak yakin dengan ucapan Bapak? Apa sekarang Bapak sudah bosan dengan saya lalu ingin membuang saya?"

" Jangan kurang ajar kamu Selin. Jangan karena aku pernah bercumbu denganmu terus kamu bisa bersikap kurang ajar begitu. Ingat, apa yang kita lakukan atas dasar suka sama suka. Aku nggak pernah memaksamu, malah kamu yang menyodorkan tubuhmu. Aku sama sekali nggak pernah menjanjikan apapun dengan kamu. Jadi jangan bersikap bahwa aku telah menipu mu. Dan aku juga ingat bahwa aku bukanlah yang pertama menyentuh tubuhmu. Apa aku salah? Silakan pergi, dan bekerjalah degan baik."

Selin tidak lagi bisa berkata apapun. Di perusahan Remi dia hanyalah karyawan kecil, tidak memiliki jabatan apapun. Dimana ucapan Remi yang terakhir tadi tersirat makna bahwa jika ia masih bersikap seperti itu maka bisa saja dia akan dipecat. Mau tidak mau Selin hanya bisa menerima, ia pun keluar dengan wajah murungnya.

Berhasil naik ke ranjang Remi dan menikmati tubuh pria itu ternyata bukanlah cara yang tepat untuk bisa menaikkan status sosialnya. Awalnya ia beranggapan bahwa Remi akan terus menikmati hubungan itu dan lambat laun Selin bisa mendapatkan cinta. Mengapa ia berpikir sejauh itu, karena Selin termasuk wanita yang paling lama bersama dengan Remi ketimbang wanita-wanita sebelumnya. Tapi ternyata semuanya berakhir sama. Ia ditinggalkan setelah Remi merasa bosan.

" Huh, semua sama dan benar hanya Esha yang berbeda. Sekarang menyesal pun sudah terlambat bukan. Semua yang aku lakukan untuk kembali kepada Esha menjadi sia-sia dan percuma. Pria itu, pria yang dikenalkan Esha sebagai pacar barunya, meskipun aku nggak yakin bahwa dia pacar baru Esha, tapi aku juga nggak ada hak untuk protes. Mungkin aku emang harus berhenti mengejarnya. Aku emang harus selesai dengan Esha karena kesalahan yang aku perbuat."

Apakah ini titik balik Remi? Bisa iya, bisa juga tidak. Tapi Janji Remi ingin memberikan pernyataan di media sosial perihal putusnya dia dengan Esha saat ini dilakukannya. Remi menghapus seluruh foto Esha yang masih ia pertahankan hingga detik ini. Setelah itu dia mengunggah sebuah gambar hitam lalu menuliskan caption. Intinya dia mengatakan bahwa putusnya dia dengan Esha adalah seratus persen karena kesalahannya. Dia juga mengatakan bahwa penyebab mereka putus adalah dirinya yang berkhianat atas cinta tulus yang Esha berikan.

Berbagai banyak komentar langung menyerbu unggahan tersebut, tapi Remi tidak peduli. Ini adalah saat dimana dia memang harus menerima balasan dari apa yang ia telah perbuat. Dan menerima hujatan yang dulunya pernah Esha rasakan.

" Baiklah Sha, selamat tinggal. Dan maafkan aku, aku adalah pria bodoh yang nggak bisa dengan tegas meminta maaf darimu. Tapi mulai sekarang aku nggak akan mengganggu mu lagi. Selamat tinggal Eshania Riulla Edmund, semoga kamu mendapatkan cinta yang tulus dan berbahagialah."

TBC

Dicintai Nona Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang