Mencintai Saya

47 3 0
                                    

Tanpa rasa malu ataupun segan, Artan langung menempatkan dirinya diantara Esha dan Janu. Dia duduk tanpa ragu sambil merangkul bahu Esha, terang saja hal itu membuat Esha terkejut dan Janu menampilkan wajah garangnya.
Tangan Janu yang hendak mencengkeram lengan Artan itu ternyata sudah keduluan Esha yang bangkit dari duduknya. Tapi tentu saja Artan tidak berhenti sampai di situ, ia masih sempat memegang tangan Esha dengan erat.
Hal ini tidak bisa dilihat oleh mata Janu sehingga ia menarik tangan Artan dengan cukup keras sehingga tangan pria itu terlepas dari Esha.
" Shhhh, brengsek!" pekik Artan pelan. Ia tampaknya merasa sakit atas ulah Janu baru saja. Tapi pria itu tidak bicara dengan keras, karena dia tidak ingin jadi pusat perhatian.
Artan tidak mungkin menunjukkan dirinya yang begitu gencar mengejar Esha. Itu bisa membuat citra dirinya tidak baik di media sosial. Yang para netizen ketahui adalah Esha lah yang belum move on dari Artan. Sungguh pria manipulatif, ia ingin dirinya tampak hebat dan seakan tidak bersalah meskipun sudah menimbulkan banyak kerugian.
" Jaga omonganmu itu Artan! Jika kamu berani lagi menghina calon suamiku maka tamat riwayatmu," ucap Esha tajam.
" Cih! Pria lemah, bisanya berlindung dibalik wanita."
" Ya mau bagaimana lagi, karena Nona kan mencintai saya. Jadi tidak ada salahnya kan berlindung kepada orang yang dicintai, bukankah begitu nona?"
" Ya?"
Esha dan Artan sama-sama terkejut mendengar jawaban Janu. Apalagi Janu berinisiatif mendekatkan tubuhnya pada Esha seraya meraih pinggang Esha.
Degh degh degh
Dada Esha bergemuruh hebat, wajahnya tiba-tiba terasa panas. Mungkin sekarang terlihat sedikit merah. Ia pun melirik ke arah Janu, pria itu terlihat sangat tenang. Dan Esha yakin bahwa saat ini Janu tengah berakting. Tapi baginya tidak Maslah karena Janu melakukan itu untuk membantunya.
Sedangkan Artan, wajahnya merah padam karena marah. Apalagi melihat Janu yang meraih pinggang Esha dengan lembut. Sebagai pria tentu Artan bisa menilai bahwa perlakuan Janu itu sangat lembut dan gentleman. Itu lah yang membuat Artan semakin tidak suka dengan Janu. Terlebih Esha terus-terusan mengatakan bahwa mereka akan menikah suatu saat nanti.
Dalam hati Artan, dia masih meyakini bahwa Esha tidaklah serius mengatakan kalau Janu adalah calon suaminya. Ia masih berusaha keras percaya bahwa Esha hanyalah berucap omong kosong semata.
" Kalau begitu, saya permisi Tuan Artan. Nona muda saya sudah terlalu lelah dan waktunya untuk istirahatlah. Silakan melanjutkan olah raga Anda. Mari Nona."
" Ughh, Janu ku selalu yang terbaik."
Janu tersentak saat Esha melingkarkan tangannya ke tubuh Janu. Karena dia tadi yang memulai jadi kau tidak mau dia pun harus menerima perlakuan Esha yang seperti itu.
" Bedebaaah sialan. Berani-beraninya orang kayak gitu aja mengolok-olok aku. Awas aja, aku bakalan kasih pelajaran yang nggak bakalan kamu bisa lupain seumur hidupmu."
Tangan Artan mengepal erat, amarah masih terbakar dan membara dalam dadanya. Saat ini harga dirinya seperti tengah diinjak-injak oleh Janu. Ia merasa Janu hanyalah orang yang tidak penting. Maka dari itu pria seperti itu jelas tidak pantas berada di samping Esha.
Artan masih sangat amat percaya diri jika dirinya bisa kembali bersanding dengan Esha. Jadi, dia akan menggunakan cara apapun untuk bisa berdiri di sisi Esha.
Cekrek cekrek cekrek
Tak tik tak tik

TBC

Dicintai Nona Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang