Bab 37

36 2 0
                                    

Selama seminggu di kediaman Carpelan, Janu terus menerus diminta oleh Lovisa untuk bertemu dengan Adelaide De Vios. Tentu saja dengan perasaan penuh keterpaksaan.
Setiap keduanya bertemu dan menikmati jamuan teh bersama, Janu hanya diam seribu bahasa. Dan sesekali menjawab ketika Adelaide bertanya.
" Apa kamu mau pergi dari sini?"
Shaaaah
Perhatian Janu seketika teralihkan. Dari menatap cangkir teh menjadi menyapa lawan bicaranya yang selama ini tidak pernah ia lakukan. Ya, Janu tidak pernah mau bertatap muka dengan Adelaide. Karena baginya tidak penting. Bukan tanpa alasan begitu, Janu tahu bahwa Lovisa terus saja berniat untuk menjodohkan mereka. Agaknya memang wanita tua itu belum kapok dengan kejadian dulu.
Tapi, ucapan Adelaide kali ini langsung membuat Janu menatap wajah wanita itu. Hanya saja ia kembali menundukkan wajahnya seketika, karena ia tidak ingin terjebak ataupun terperangkap jika itu hanyalah omong kosong belaka.
" Jangan terlalu curiga, aku beneran ingin membantu mu?"
" Bagaimana kamu mau membantuku? Coba katakan rencanamu."
Adelaide tersenyum lebar, setelah beberapa hari ini harus bersikap formal dengan Janu kini dia bisa sedikit bicara bebas.
" Aku sebenarnya juga tidak suka dengan perjodohan sialan ini. Lagian kamu juga memiliki orang yang disukai kan. Begitu pun dengan ku. Jadi mari kita lakukan penolakan saat pertemuan keluarga. Setelah itu, aku akan membantu mu pulang ke negearamu."
" Haaah, ternyata. Tapi bagaimana kalau keluargamu tetep kukuh ingin kita menikah?"
" Tenang saja, aku sudah memiliki cara ku sendiri nanti."
Meskipun Janu masih tidak mengerti dan tentunya tidak yakin dengan apa yang diucapkan oleh wanita yang duduk di depannya itu. Tapi ia akan mencoba untunsedikit menaruh kepercayaan. Tidak ada salahnya mencoba. Selian itu, Janu juga memiliki sebuah cara lain juga untuk pergi dari sini.
Dia menghubungi Silvya, dan secara langung minta untuk dibantu keluar. Silvya yang memiliki jaringan luas itu tentu menyetujui Janu. Dia bahkan sudah mengirimkan pesawat pribadi, tinggal menunggu Janu keluar dari tempat itu.
Dan rencana Janu akan ia lakukan ketika makan malam untuk pertemuan keluarga  yang akan diadakan besok.
Siapa sangka Adelaide juga menolak rencana ini. Maka dari itu akan menjadi kesempatan besar bagi Janu untuk segera kembali ke indonesia.
" Ngomong-ngomong apa kamu punya pria yang kamu sukai?"
" Ya, seperti itu. Sayangnya dia bukanlah bangsawan, sehingga aku kesulitan untuk bersamanya. Namun, bagaimanapun caranya aku akan tetap bersamanya. Lalu, seperti apa pa orang yang kamu sukai Janu?"
Degh!
Jantung Janu berdegup kencang ketika Adelaide bertanya perihal wanita yang dia sukai. Pikirannya langung tertuju kepada Esha, padahal jelas sekali dia belum pernah menyatakan dirinya suka kepada Esha.
Apa mungkin terbetangnya jarak ruang mereka membuat Janu menyadari perasaannya?
" Dia adalah wanita yang unik, berani, ceplas-ceplos, dan tegas. Tapi disisi lain dia juga lembut dan cengeng, ya sepeti itu."
Adelaide tersenyum. Melihat ekspresi Janu ketika membicarakan wanita yang disukainya membuat Adelaide yakin bahwa Janu memiliki cinta yang besar terhadap wanita itu. Dimana mungkin saat ini malah Janu tidak menyadarinya.
" Baiklah, ayo kita lakukan yang terbaik untuk orang yang kita cintai."
" Setuju."
Rasanya menyenangkan baik bagi Janu maupun Adelaide setelah memiliki tujuan yang sama. Mereka bisa berbicara dengan begitu akrab. Bahkan menimbulkan kesalahpahaman bagi Lovisa.
Ya Lovisa saat ini memerhatikan mereka dari pintu jendela ruangannya. Ia merasa snega melihat Janu dan Adelaide tertawa bersama. Karena dia menganggap bahwa keduanya sudah bisa menerima rencana perjodohan ini.
" Bagus, kali ini cucuku lebih mudah ketimbang putraku. Haaah, siapa sangka akan semudah ini. Jadi, besok malam akan lebih lancar bukan?"

TBC

Dicintai Nona Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang