Helikopter mendarat di sebuah tanah lapang. Adelaide tersenyum ke arah Janu. Dia mengucapkan terimakasih atas semua hal ini sehingga dirinya bisa lepas sepenuhnya dari perjodohan. Dia juga akhirnya bisa hidup bebas bersama sang suami. Di sisi agak jauh dari helikopter, sebuah mobil dan seorang pria sudah menunggu. Ya, dia adalah pria yang Adelaide nikahi. Seorang pria yang bukan keturunan bangsawan namun begitu baik.
" Semoga setelah ini kehidupanmu semakin baik Adel?"
" Begitupun juga dengan mu Janu. Dan semoga aku bisa bertemu dengan wanita yang kamu cintai."
" Ya datanglah kapanpun ke negaraku. Kami akan meyambut kalian. Sampai jumpa lagi Adel, berbahagialah."
Helikopter kembali terbang, mereka harus segera sampai di bandara tempat dimana pesawat yang Silvya kirimkan sudah menunggu. Dan tanpa di duga Silvya sendiri yang menjemput Janu.
" Nyonya, bagaimana bisa Anda di sini?"
" Bisa dong, aku bisa kemana aja yang aku mau. Masuklah Jan, kamu udah melalui hari-hati yang berat."
Janu mengangguk patuh, dia masuk ke dalam pesawat dan mengambil salah satu tempat duduk.
Dari ekspresi wajah Janu, Silvya bisa melihat bahwa apa yang baru saja dilalui pemuda itu bukanlah mudah. Meskipun terlihat tegar dan juga kuat ketika menghadapi Lovisa, Janu tetaplah seorang anak muda yang bisa bergetar karena takut.
" Apa beneran udah nggak apa-apa Jan?"
" Iya Nyonya, sudah."
" Jan, aku mau tanya, apa kamu nggak menyesal melepas semuanya itu?"
" Nyonya, dari awal saya hanyalah seperti ini. Saya tidak ada niat sedikitpun ingin menjadi bagian dari keluarga itu, jadi tidak ada barang sekecil pun penyesalan dalam hati saya. Saya adalah Janu Mahendra, bukan dari Aspenas maupun Carpelan."
Silvya mengangguk kecil, tekad Janu kuat. Hatinya pun ternyata juga demikian. Dia dari awal memang suka dengan Janu, seorang pemuda yang memiliki sebuah pendirian yang kuat. Dan itu terbukti saat ini. Silvya merasa bahwa Janu memang cocok untuk Esha. Ya, Esha akan menjadi wanita yang cocok untuk berada disamping Janu, pun juga sebaliknya.
Perjalan menuju ke Indonesia membuat Janu berpikir. Ya, dia sedang benar-benar memikirkan perasaannya kepada Esha, dan apa yang harus ia lakukan kepada Esha dan apa yang akan dia katakan.
Sebenarnya sudah sejak di kastil itu Janu memikirkan hatinya. Namun ketika dirinya melakukan perjalanan kembali, ragu itu datang menghampirinya.
" Tapi, apa Nona beneran suka sama aku? Apa dia beneran mau nikah sama aku yang bukan siapa-siapa ini?"
Ya itulah ragu yang dimiliki oleh Janu. Apalagi setiap Esha memintanya menikah, seolah-olah itu hanyalah gurauan semata. Ucapan itu sepeti tidak sungguh-sungguh. Tapi kali ini Janu bertekad, dia bertekad untuk bertanya langung kepada Esha. Ia ingin mendengar dari mulut Esha langung alasan memintanya untuk menikah.
" Sebentar lagi Nona, sebentar lagi kita akan bertemu. Aku ingin Anda mengatakan dengan pasti dan jelas apa yang Anda inginkan dari saya."
Perlahan Janu mulai memejamkan matanya. Rasa lelah dari pikiran dan fisik membuatnya tertidur. Bahkan ketika Silvya menyelimutinya pun, Janu tidak bergerak sama sekali.
Padahal Janu termasuk memiliki kepekaan yang tinggi. Tapi kali ini dia tertidur seperti seorang anak kecil.
" Tidurlah nak, harimu panjang. Hidupmu tidak mudah, semoga setelah ini kamu bisa benar-benar bahagia. Janu yang kaku, semoga kamu nggak akan gitu lagi kalau ada di sisi Esha, aku tulus ingin kamu bahagia Janu."TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dicintai Nona Muda
Romance" Jadilah suamiku!" " Maaf Nona, saya tidak berani." Janu Mahendra, pria berusia 25 tahun yang belum lama bekerja sebagai asisten pribadi Eshania Riulla Edmund dengan tenang dan ekspresi datar menolak dengan tegas keinginan nona nya. Track record Es...