Olahraga

31 2 0
                                    

" Januuu, apa yang kamu lakukan padaku pagi-pagi begini."
Sekitar pukul 05.00 pagi hari, Esha sudah dibawa keluar oleh Janu. Langit yang masih gelap di akhir pekan itu tentu berbanding lurus dengan keadaan jalan yang sepi. Dan seharusnya ini menjadi waktu dimana Esha akan bermalas-malasan selama seharian nanti. Tapi semua itu tidak akan terjadi karena sekarang pun Esha sudah ditarik oleh Janu keluar.
" Jan, apa harus mulai sekarang juga? Emang nggak bisa gitu dimulainya pekan depan?" protes Esha, dia sungguh enggan untuk bergerak.
" Tidak bisa! Kan Anda sendiri yang minta saya untuk menemani Anda berolahraga dan memulai latihan yang sudah lama tidak dilakukan. Jadi semakin cepat dimulai maka semakin baik. Anda juga mudah sekali kelelahan karena tubuh Anda tidak bergerak," sahut Janu kukuh. Pria itu jika sudah sekali diminta maka akan melakukan dengan sungguh-sungguh. Seperti saat ini, Esha lah yang meminta Janu untuk jadi personal trainer nya, maka dari itu kegiatan mengolah tubuh sudah Janu mulai dari sekarang ini.
Esha hanya bisa memberengut, dia memanglah yang memintanya. Akan tetapi siapa duga Janu menanggapi hal itu dengan begitu serius dan bahkan sekarang sudah mulai melakukannya.
Orang rumah jelas tidak melarang karena Janu sudah menyampaikan bahwa itu adalah keinginan Esha. Darius dan Cilla bahkan mendukung. Karena selama ini Esha hanya dirumah dan sangat malas untuk menggerakkan badan.
" Lalu kita mau kemana?" Esha bertanya dengan setengah malas.
" Ke tempat yang biasanya dipakai orang-orang ibu kota untuk oleh Raga."
Esha pasrah akan dibawa Janu kemana. Tapi seketika ia tersadar akan sebuah hal. Dengan full waktu di akhir pekan bersama Janu, maka bisa dijadikannya untuk semakin mendekati pria itu.
Ya, ini menjadi sekali dayung dua pulau terlampaui. Bisa olah raga sekaligus melakukan pendekatan yang lebih dalam kepada Janu. Setidaknya ini bisa dijadikan sebagai untuk Esha.
" Jan, kamu masih nggak mau menerima lamaranku."
" Nah Nona, kita sudah sampai, sebelum berlari mari kita lakukan pemanasan lebih dulu."
Esha membuang nafasnya kasar, lagi-lagi Janu mengalihkan pembicaraan. Rupanya Esha benar-benar butuh effort yang besar untuk bisa meluluhkan hati pria  dingin dan datar itu. Bagaimana tidak, pria itu tidak bereaksi apapun setiap kali Esha melakukan pengakuan hati.
Olah raga yang pertama kali dilakukan oleh Esha setelah sekian lama itu tentu tidak serta merta langsung bisa dilakukan secara maksimal. Hanya beberapa putaran Esha sudah sangat kelelahan.
Janu sendiri tidak memaksa, itu sudah lebih dari cukup dari orang yang sudah lama tidak menggerakkan badan. Janu juga mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Esha dengan mengatakan bahwa Esha melakukan dengan sangat baik.
" Apa Nona juga mau nge-gym, itu sebenarnya juga bagus untuk gerak badan sehari-hari. Seminggu 3 kali pun cukup."
" Haaah, nanti aku pikirkan."
Esha menenggak air mineral pada tumbler yang ia bawa  sambil duduk istirahat. Ia nampaknya begitu kelelahan, dan Janu hanya tersenyum simpul. Sisi seperti ini juga baru Janu lihat dari diri Esha. Biasanya nona mudanya itu selalu tampi anggun, tapi sekarang ini Esha tak ubahnya seperti wanita biasa. Dan bisa Janu meras wajah Esha yang tanpa make up itu malah terlihat lebih muda dari pada usia aslinya.
" Sha, ngapain kamu di sini. Tapi nggak nyangka ya kita bakalan ketemu di sini."
Shaaaah
Esha dan Janu langung melihat ke arah sumber suara. Suasana hati yang tadi sudah bagus tiba-tiba menjadi buruk ketika Esha melihat ke arah orang itu. Suara yang begitu ia kenal tapi sangat tidak ingin didengarnya.
" Haaah, ini tempat umum Artan. Aku mau ngapain di sini ya terserah aku, dan Jakarta itu sempit, kita bisa kebetulan ketemu di mana aja."
Artan, mantan kekasih Esha yang kedua itu tersenyum penuh arti. Kali ini sungguh dia tidak sengaja bertemu Esha di tempat ini. Dan sebuah ide muncul di kepalanya.

TBC

Dicintai Nona Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang